Bagaimana Haji Dilaksanakan di Masa Nabi? Ini Sejarahnya
Ibadah haji merupakan salah satu rukun Islam yang telah disyariatkan sejak zaman Nabi Ibrahim Alaihissalam. Perjalanan ibadah ini telah mengalami berbagai perkembangan dari masa ke masa. Namun, yang menjadi dasar dari seluruh pelaksanaannya adalah bagaimana haji pertama kali dilakukan oleh para nabi, terutama di masa Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Menelusuri sejarah ibadah haji di masa beliau akan memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang makna dan kesucian perjalanan ini.
Asal Mula Ibadah Haji dari Nabi Ibrahim
Sejarah haji dimulai sejak Allah memerintahkan Nabi Ibrahim Alaihissalam untuk membangun Ka’bah sebagai rumah ibadah bagi umat manusia. Setelah pembangunan Ka’bah selesai, Allah memerintahkan Nabi Ibrahim untuk menyeru seluruh umat manusia agar menunaikan ibadah haji. Seruan ini pun dijawab oleh umat Islam dari berbagai penjuru dunia hingga kini, sebagaimana yang telah dijanjikan oleh Allah dalam Al-Qur’an.
Dalam perjalanan sejarah, berbagai ritual haji yang ada saat ini merupakan refleksi dari peristiwa yang dialami oleh keluarga Nabi Ibrahim. Peristiwa Sa’i, misalnya, merupakan simbol perjuangan Siti Hajar dalam mencari air untuk putranya, Nabi Ismail Alaihissalam. Kemudian, Allah mengaruniakan air Zamzam yang hingga kini terus mengalir dan menjadi sumber keberkahan bagi umat Islam.
Penyimpangan Haji di Masa Jahiliyah
Seiring berjalannya waktu, masyarakat Arab yang terpengaruh oleh kepercayaan jahiliyah mulai menyimpangkan pelaksanaan ibadah haji. Mereka tetap menunaikan haji, tetapi dengan banyak praktik yang bertentangan dengan ajaran tauhid. Berhala-berhala ditempatkan di sekitar Ka’bah, dan beberapa di antara mereka melakukan thawaf dalam keadaan yang tidak pantas.
Meskipun demikian, masih terdapat sisa-sisa ajaran Nabi Ibrahim yang dipertahankan, seperti wukuf di Arafah, melontar jumrah, serta penyembelihan hewan kurban. Akan tetapi, kemurnian ibadah haji telah ternodai oleh praktik penyembahan kepada selain Allah.
Haji di Masa Kenabian Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
Ketika wahyu Allah turun kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, beliau diutus untuk mengembalikan ibadah haji kepada kemurniannya. Namun, selama periode awal kenabian, kaum muslimin belum dapat menunaikan haji secara bebas karena dominasi kaum Quraisy di Makkah.
Pada tahun ke-6 Hijriyah, Rasulullah dan para sahabat berusaha menunaikan ibadah haji, namun mereka dihalangi oleh kaum Quraisy di Hudaibiyah. Peristiwa ini kemudian menghasilkan Perjanjian Hudaibiyah, yang menjadi titik awal kemenangan Islam di Makkah. Baru pada tahun ke-8 Hijriyah, setelah peristiwa Fathu Makkah, Rasulullah membersihkan Ka’bah dari berhala dan mengembalikan ibadah haji kepada ajaran tauhid yang murni.
Haji Wada’: Haji Perpisahan Rasulullah

Pada tahun ke-10 Hijriyah, Rasulullah menunaikan haji terakhirnya yang dikenal sebagai Haji Wada’. Inilah satu-satunya haji yang dilakukan oleh Rasulullah setelah beliau diutus sebagai nabi. Perjalanan ini menjadi sangat penting karena beliau menyampaikan khutbah yang berisi pesan-pesan terakhir kepada umat Islam.
Dalam khutbah Haji Wada’, Rasulullah menekankan beberapa hal utama, seperti larangan riba, pentingnya persaudaraan sesama muslim, serta penghapusan segala bentuk kesyirikan. Beliau juga menegaskan kesetaraan seluruh umat manusia di hadapan Allah, tanpa membedakan ras, suku, atau status sosial. Selain itu, Rasulullah mengingatkan umat Islam agar selalu berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Sunnah agar tidak tersesat.
Haji Wada’ menjadi momen yang penuh haru karena di sinilah Rasulullah memberikan isyarat bahwa misinya di dunia hampir selesai. Tidak lama setelah kembali ke Madinah, beliau wafat, meninggalkan warisan ibadah haji yang akan terus dijalankan oleh umat Islam hingga akhir zaman.
Haji di Masa Khulafaur Rasyidin
Setelah wafatnya Rasulullah, para khalifah pengganti beliau tetap menjaga pelaksanaan ibadah haji. Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu ‘Anhu meneruskan ajaran Rasulullah dalam membimbing jamaah haji. Pada masa Khalifah Umar bin Khattab Radhiyallahu ‘Anhu, perluasan Masjidil Haram mulai dilakukan untuk menampung jumlah jamaah yang semakin bertambah.
Khalifah Utsman bin Affan Radhiyallahu ‘Anhu juga berkontribusi besar dalam perbaikan fasilitas bagi jamaah haji. Bahkan, di masa Khalifah Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘Anhu, meskipun terjadi banyak konflik politik, ibadah haji tetap berlangsung dengan baik.
Perjalanan Haji hingga Masa Kini
Haji terus berkembang seiring berjalannya waktu. Pada masa Dinasti Umayyah dan Abbasiyah, jalur haji mulai diperbaiki dengan dibangunnya sumur dan pos peristirahatan di sepanjang perjalanan. Puncak kemajuan terjadi pada masa Kesultanan Utsmaniyah, di mana jalur kereta api Hejaz dibangun untuk mempermudah perjalanan jamaah menuju Makkah.
Di era modern, pelaksanaan haji semakin dimudahkan dengan adanya transportasi udara, sistem visa elektronik, serta fasilitas yang lebih baik di Tanah Suci. Pemerintah Arab Saudi terus melakukan pengembangan, termasuk memperluas Masjidil Haram, membangun jalur metro di Makkah, serta meningkatkan pelayanan kesehatan bagi jamaah.
Meskipun mengalami banyak perubahan dalam hal fasilitas dan kemudahan, esensi ibadah haji tetap sama seperti yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Umat Islam dari seluruh dunia tetap berkumpul di Arafah, melontar jumrah di Mina, serta bertawaf mengelilingi Ka’bah sebagai bentuk penghambaan kepada Allah.
Perjalanan Haji yang Nyaman bersama Mabruk Tour
Menjalankan ibadah haji adalah impian setiap muslim, dan sahabat tentu menginginkan perjalanan yang nyaman dan berkesan. Mabruk Tour hadir untuk membantu sahabat dalam menunaikan ibadah haji dengan fasilitas terbaik dan pelayanan profesional.
Dengan pengalaman bertahun-tahun dalam membimbing jamaah, Mabruk Tour menyediakan berbagai paket haji yang sesuai dengan kebutuhan sahabat. Dari akomodasi nyaman, transportasi yang aman, hingga bimbingan ibadah yang dipandu oleh ustaz berpengalaman, semua akan membantu sahabat menjalankan ibadah dengan lebih tenang dan khusyuk.
Bagi sahabat yang ingin menunaikan haji dengan keluarga atau membutuhkan layanan khusus bagi lansia, Mabruk Tour juga memiliki paket perjalanan yang dirancang untuk memberikan kenyamanan maksimal. Dengan tim yang profesional, sahabat dapat beribadah tanpa khawatir mengenai hal-hal teknis selama perjalanan.
Segera wujudkan impian menuju Baitullah bersama Mabruk Tour. Kunjungi www.mabruk.co.id untuk mendapatkan informasi lengkap mengenai paket haji dan umroh terbaik. Dengan Mabruk Tour, sahabat akan merasakan pengalaman ibadah yang lebih tenang, nyaman, dan penuh keberkahan, insyaAllah.