Informasi Umrah

Semua informasi suputar ibadah umrah dan haji

Bukit Shafa dan Marwah: Jejak Perjuangan Siti Hajar di Mekah

Bukit Shafa dan Marwah: Jejak Perjuangan Siti Hajar di Mekah

Bukit Shafa dan Marwah adalah dua bukit bersejarah yang terletak di dalam Masjidil Haram, Mekah. Kedua bukit ini menjadi saksi perjuangan Siti Hajar dalam mencari air untuk putranya, Nabi Ismail 'alaihissalam. Kisah ini menjadi bagian tak terpisahkan dari ibadah haji dan umroh, di mana jamaah melaksanakan sa’i sebagai bentuk napak tilas perjalanan penuh keikhlasan dan tawakal yang dilakukan oleh Siti Hajar.

Kisah Siti Hajar di Bukit Shafa dan Marwah

Siti Hajar adalah seorang wanita yang dipilih oleh Allah untuk menghadapi ujian berat di tanah tandus Mekah. Ditinggalkan oleh Nabi Ibrahim 'alaihissalam atas perintah Allah, ia hanya memiliki keyakinan bahwa Allah tidak akan meninggalkannya. Dengan penuh keikhlasan, Siti Hajar tetap bertahan bersama putranya, Nabi Ismail yang saat itu masih bayi.

Ketika persediaan air yang ia bawa habis, Nabi Ismail menangis kehausan. Siti Hajar yang tidak tega melihat kondisi putranya berlari-lari dari Bukit Shafa ke Bukit Marwah sebanyak tujuh kali, berharap menemukan sumber air atau pertolongan. Dalam perjalanan yang melelahkan itu, Siti Hajar tidak pernah kehilangan harapan dan terus memohon kepada Allah.

Dengan rahmat-Nya, Allah kemudian mengabulkan doa Siti Hajar. Dari tempat di mana Nabi Ismail menghentakkan kakinya, air zamzam memancar keluar. Air ini menjadi sumber kehidupan di Mekah, dan hingga kini tetap mengalir sebagai karunia bagi umat Islam.

Makna Sa’i dalam Ibadah Haji dan Umroh

Sa’i antara Bukit Shafa dan Marwah adalah bagian penting dari ibadah haji dan umroh. Perjalanan bolak-balik sebanyak tujuh kali ini bukan hanya sekadar ritual fisik, tetapi memiliki makna mendalam tentang perjuangan, kesabaran, dan keyakinan kepada Allah.

Setiap jamaah yang melaksanakan sa’i hendaknya merenungi bagaimana Siti Hajar dengan penuh tawakal berusaha mencari pertolongan. Ia tidak hanya berdiam diri, tetapi berusaha dengan sungguh-sungguh. Dari perjuangannya, Allah menunjukkan kuasa-Nya dengan memberikan air zamzam, yang hingga kini menjadi sumber keberkahan bagi umat Islam di seluruh dunia.

Dalam kehidupan sehari-hari, sa’i mengajarkan bahwa setiap usaha yang dilakukan dengan penuh keikhlasan dan keyakinan kepada Allah akan membuahkan hasil yang terbaik. Seperti halnya Siti Hajar yang tidak tahu kapan pertolongan akan datang, setiap hamba Allah hendaknya terus berusaha tanpa berputus asa.

Keutamaan Bukit Shafa dan Marwah dalam Islam

Bukit Shafa dan Marwah memiliki kedudukan yang istimewa dalam Islam. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an:

“Sesungguhnya Shafa dan Marwah adalah sebagian dari syiar Allah. Maka barang siapa yang beribadah haji ke Baitullah atau berumrah, maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa’i antara keduanya. Dan barang siapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 158)

Ayat ini menegaskan bahwa sa’i bukan sekadar perjalanan fisik, tetapi juga ibadah yang memiliki nilai besar di sisi Allah. Keberadaan Bukit Shafa dan Marwah sebagai bagian dari syiar Islam menunjukkan bahwa perjuangan seorang ibu seperti Siti Hajar diabadikan sebagai bentuk teladan bagi seluruh umat manusia.

Selain itu, air zamzam yang keluar dari tanah Mekah menjadi bukti kebesaran Allah yang selalu memberikan pertolongan bagi hamba-Nya. Keberkahan air ini tidak hanya dirasakan oleh penduduk Mekah, tetapi juga oleh seluruh jamaah yang datang ke Tanah Suci untuk melaksanakan haji dan umroh.

Adab Melaksanakan Sa’i di Bukit Shafa dan Marwah

Sa’i merupakan ibadah yang memiliki aturan dan adab yang harus diperhatikan oleh setiap jamaah. Sebelum memulai sa’i, disunnahkan untuk membaca doa di Bukit Shafa sambil menghadap Ka’bah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berada di Shafa membaca:

“Laa ilaaha illallah, wahdahu laa syarikalah, lahul mulku walahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai’in qadir.”

Dalam perjalanan sa’i, dianjurkan untuk memperbanyak dzikir dan doa, memohon kepada Allah dengan penuh keyakinan sebagaimana yang dilakukan oleh Siti Hajar. Setiap langkah yang ditempuh hendaknya dilakukan dengan penuh kekhusyukan dan keikhlasan agar ibadah ini semakin bermakna.

Ketika mencapai Bukit Marwah, jamaah kembali membaca doa sebagaimana di Bukit Shafa. Setelah menyelesaikan tujuh kali perjalanan, ibadah sa’i pun selesai, menandakan bahwa jamaah telah mengikuti jejak perjuangan Siti Hajar dengan penuh keteguhan hati.

Hikmah dari Perjuangan Siti Hajar

Kisah Siti Hajar dalam mencari air di Bukit Shafa dan Marwah bukan hanya sekadar sejarah, tetapi juga mengandung hikmah yang mendalam bagi setiap muslim. Ia mengajarkan arti ketabahan, keikhlasan, dan keyakinan kepada Allah. Ketika menghadapi kesulitan, seorang muslim hendaknya tidak mudah berputus asa, tetapi terus berusaha dengan penuh harapan kepada Allah.

Perjuangan Siti Hajar juga menunjukkan bahwa Allah selalu menolong hamba-Nya di saat yang tepat. Terkadang pertolongan Allah datang dalam cara yang tidak disangka-sangka, seperti bagaimana air zamzam muncul di tengah padang pasir yang tandus.

Perjalanan Ibadah yang Bermakna Bersama Mabruk Tour

Melaksanakan sa’i di Bukit Shafa dan Marwah adalah pengalaman yang penuh makna dan keberkahan. Sahabat yang ingin merasakan perjalanan ibadah yang nyaman dan penuh kekhusyukan dapat bergabung dalam program haji dan umroh bersama Mabruk Tour.

Mabruk Tour menyediakan layanan terbaik dengan fasilitas unggulan yang akan membuat ibadah sahabat lebih lancar dan tenang. Dengan bimbingan dari para ustadz yang berpengalaman, sahabat akan mendapatkan pemahaman mendalam tentang setiap rangkaian ibadah yang dilakukan di Tanah Suci.

Jangan ragu untuk memilih Mabruk Tour sebagai sahabat perjalanan ibadah sahabat. Segera daftarkan diri untuk program haji dan umroh melalui www.mabruk.co.id  dan raih keberkahan dalam setiap langkah perjalanan menuju Baitullah!