Melakukan ibadah umroh bersama keluarga, termasuk anak-anak, adalah pengalaman yang sangat berharga. Selain menjadi momen penuh keimanan, perjalanan ini juga menjadi kesempatan emas bagi anak untuk belajar lebih banyak tentang Islam sejak usia dini. Salah satu rukun yang wajib dilakukan selama umroh adalah tawaf, yaitu mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali dengan penuh kekhusyukan. Namun, bagi anak-anak, terutama yang masih kecil, tawaf bisa menjadi tantangan tersendiri.
Berada di tengah keramaian, berjalan cukup lama, serta suhu udara yang bisa berubah-ubah dapat membuat anak merasa tidak nyaman dan akhirnya rewel. Orang tua tentu ingin memastikan bahwa anak tetap nyaman dan tenang selama tawaf, sehingga ibadah dapat dijalankan dengan lebih khusyuk. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui cara-cara yang dapat membantu anak merasa aman dan menikmati setiap momen saat berada di sekitar Ka’bah.

Mengenalkan Konsep Tawaf Sejak di Rumah
Agar anak tidak merasa asing dengan ibadah tawaf, sahabat bisa mengenalkan konsepnya sejak jauh-jauh hari sebelum berangkat ke Tanah Suci. Cara ini membantu anak memahami tujuan dan makna dari tawaf, sehingga mereka lebih termotivasi untuk mengikutinya dengan baik.
Sahabat bisa mulai dengan bercerita tentang Ka’bah dan sejarahnya. Gunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh anak, misalnya dengan menceritakan bagaimana Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail membangun Ka’bah sebagai rumah Allah. Jika memungkinkan, gunakan media visual seperti gambar atau video yang menggambarkan suasana Masjidil Haram dan bagaimana jamaah melakukan tawaf.
Untuk lebih membangun pemahaman anak, sahabat juga bisa mengajaknya berlatih tawaf di rumah dengan membuat Ka’bah mini dari kardus atau benda berbentuk kubus lainnya. Ajak mereka untuk berjalan mengelilinginya sambil membaca dzikir sederhana seperti "Subhanallah" atau "Allahu Akbar." Dengan cara ini, anak akan merasa lebih akrab dengan ibadah tawaf ketika benar-benar melaksanakannya di Tanah Suci.
Memilih Waktu Tawaf yang Tepat
Salah satu hal yang perlu diperhatikan agar anak tetap nyaman saat tawaf adalah memilih waktu yang tidak terlalu padat. Masjidil Haram selalu ramai dengan jamaah dari berbagai negara, tetapi ada beberapa waktu di mana suasananya lebih kondusif untuk keluarga yang membawa anak-anak.
Jika memungkinkan, lakukan tawaf pada waktu-waktu yang tidak terlalu ramai, seperti setelah shalat Subuh atau sebelum waktu Dzuhur. Hindari waktu menjelang shalat wajib atau saat malam hari ketika jumlah jamaah meningkat secara signifikan. Dengan memilih waktu yang lebih tenang, anak akan merasa lebih nyaman dan tidak mudah stres karena keramaian.
Menjaga Kondisi Fisik Anak Sebelum Tawaf
Sebelum memulai tawaf, pastikan anak dalam kondisi yang cukup fit. Jika anak kelelahan atau mengantuk, mereka akan lebih mudah rewel selama berjalan mengelilingi Ka’bah. Sahabat bisa memastikan anak cukup tidur di malam sebelumnya dan mendapatkan asupan makanan yang cukup sebelum berangkat ke Masjidil Haram.
Jika anak masih kecil, membawa camilan ringan seperti kurma atau biskuit bisa menjadi solusi agar mereka tetap memiliki energi selama tawaf. Pastikan juga mereka cukup minum air putih agar tidak dehidrasi, terutama jika cuaca di Makkah sedang panas.
Menyiapkan Perlengkapan yang Membantu Kenyamanan Anak
Agar anak merasa lebih nyaman, sahabat bisa menyiapkan perlengkapan yang bisa mendukung ibadah mereka. Jika anak masih balita dan belum kuat berjalan jauh, membawa stroller bisa menjadi solusi. Namun, perlu diperhatikan bahwa penggunaan stroller di area tawaf cukup sulit karena kepadatan jamaah. Sebagai alternatif, sahabat bisa menggunakan gendongan agar anak tetap nyaman dan lebih aman dalam dekapan orang tua.
Selain itu, pastikan anak mengenakan pakaian yang nyaman dan sesuai dengan kondisi cuaca. Gunakan pakaian berbahan ringan yang mudah menyerap keringat jika cuaca panas, dan tambahkan jaket tipis jika suhu sedang lebih sejuk.
Mengajarkan Doa dan Dzikir Sederhana
Agar anak tetap fokus dan tidak bosan selama tawaf, ajarkan mereka doa dan dzikir sederhana yang bisa mereka baca sambil berjalan. Sahabat bisa mulai dengan doa-doa pendek yang mudah dihafal, seperti doa memohon perlindungan dan keberkahan dari Allah.
Mengajak anak berdzikir selama tawaf tidak hanya membantu mereka tetap tenang, tetapi juga menumbuhkan kecintaan mereka terhadap ibadah sejak dini. Jika anak masih terlalu kecil untuk menghafal doa, sahabat bisa membimbing mereka dengan suara lembut atau menggunakan nada yang menarik agar mereka lebih bersemangat mengikutinya.
Memberikan Perhatian dan Motivasi
Anak-anak cenderung lebih mudah merasa lelah atau bosan jika mereka tidak merasa dilibatkan dalam suatu aktivitas. Oleh karena itu, sahabat bisa memberikan perhatian ekstra dengan terus menyemangati mereka selama tawaf.
Misalnya, sahabat bisa mengatakan bahwa setiap langkah yang mereka ambil di sekitar Ka’bah adalah langkah mendekatkan diri kepada Allah. Jika anak mulai merasa lelah, sahabat bisa mengalihkan perhatian mereka dengan menceritakan kisah-kisah Islami yang relevan atau mengajak mereka menghitung jumlah putaran tawaf yang sudah dilakukan.
Selain itu, memberikan pujian kecil setelah mereka menyelesaikan tawaf juga bisa menjadi bentuk apresiasi yang membuat mereka semakin termotivasi untuk menjalani ibadah dengan baik.
Tetap Tenang Saat Anak Rewel
Meskipun sudah dipersiapkan dengan baik, ada kalanya anak tetap rewel saat tawaf. Jika hal ini terjadi, sahabat tidak perlu panik atau terburu-buru menyelesaikan ibadah. Tetaplah tenang dan cari cara untuk menenangkan anak dengan penuh kesabaran.
Jika anak merasa lelah, beri mereka waktu sejenak untuk beristirahat sebelum melanjutkan tawaf. Jika mereka mulai menangis atau merasa tidak nyaman, cobalah menggendong mereka atau mengajak mereka berbicara dengan lembut agar merasa lebih aman.
Yang terpenting, jangan memaksakan anak untuk terus berjalan jika mereka benar-benar kelelahan. Ingatlah bahwa tujuan utama dari ibadah ini bukan hanya sekadar menyelesaikan tawaf, tetapi juga menanamkan nilai keimanan dan kebersamaan dalam keluarga.
Menjadikan Tawaf sebagai Pengalaman yang Berkesan
Setelah menyelesaikan tawaf, sahabat bisa mengajak anak untuk berbincang tentang pengalaman mereka. Tanyakan bagaimana perasaan mereka selama menjalankan ibadah dan apa yang paling mereka sukai dari tawaf.
Jika memungkinkan, abadikan momen kebersamaan di sekitar Masjidil Haram sebagai kenang-kenangan. Dengan cara ini, anak akan memiliki memori indah tentang ibadah tawaf, sehingga mereka akan lebih bersemangat untuk menjalankan ibadah serupa di masa depan.
Melakukan perjalanan umroh bersama keluarga, terutama dengan anak-anak, membutuhkan persiapan yang lebih matang agar ibadah dapat berjalan dengan lancar. Mabruk Tour siap membantu sahabat dan keluarga menjalani ibadah umroh dengan fasilitas terbaik dan bimbingan yang profesional. Dengan pelayanan yang ramah anak, perjalanan ibadah sahabat akan terasa lebih nyaman dan penuh keberkahan.
Jangan lewatkan kesempatan untuk memperkenalkan anak pada indahnya ibadah di Tanah Suci. Segera kunjungi www.mabruk.co.id dan pilih paket umroh terbaik yang sesuai untuk sahabat dan keluarga.