Hajar Aswad, Batu Mulia yang Menjadi Saksi Ibadah Umat Islam
Sejarah Hajar Aswad dalam Islam
Hajar Aswad adalah batu hitam yang memiliki sejarah panjang dalam Islam. Batu ini dipercaya berasal dari surga dan diberikan kepada Nabi Ibrahim saat beliau membangun Ka’bah bersama putranya, Nabi Ismail. Hajar Aswad kemudian diletakkan di salah satu sudut Ka’bah sebagai tanda dimulainya thawaf dalam ibadah haji dan umroh.
Seiring waktu, Hajar Aswad menjadi simbol yang sangat dihormati oleh umat Islam. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sendiri mencium batu ini saat melakukan thawaf. Perbuatan beliau ini menjadi sunnah yang diikuti oleh umat Islam hingga saat ini.
Keutamaan Hajar Aswad dalam Islam

Hajar Aswad memiliki keutamaan yang sangat besar dalam Islam. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda bahwa batu ini turun dari surga dalam keadaan putih bersih, namun berubah menjadi hitam karena dosa-dosa manusia. Hal ini menunjukkan bahwa Hajar Aswad memiliki nilai lebih dari sekadar batu biasa, melainkan merupakan saksi bagi umat Islam yang menyentuhnya dengan penuh keimanan.
Dalam hadits lain disebutkan bahwa Hajar Aswad akan memiliki mata dan lisan pada hari kiamat untuk memberikan kesaksian bagi mereka yang pernah menyentuhnya dengan penuh ketulusan. Betapa besar keutamaannya sehingga banyak ulama menekankan pentingnya menyentuh, mencium, atau setidaknya memberi isyarat kepadanya ketika melaksanakan thawaf.
Hajar Aswad dalam Perjalanan Sejarah
Sepanjang sejarah, Hajar Aswad mengalami berbagai peristiwa besar, termasuk pencurian oleh kelompok Qaramithah pada abad ke-10 Masehi. Batu ini sempat hilang selama lebih dari dua puluh tahun sebelum akhirnya dikembalikan ke tempat asalnya. Kejadian ini menunjukkan betapa berharganya Hajar Aswad bagi umat Islam, sehingga pengembaliannya disambut dengan kebahagiaan yang luar biasa.
Perawatan terhadap Hajar Aswad terus dilakukan oleh para khalifah dan pemerintah Islam. Bingkai perak yang melingkupinya telah beberapa kali diperbarui demi menjaga keutuhannya. Hingga saat ini, Hajar Aswad tetap menjadi salah satu peninggalan paling berharga yang dirawat dengan sangat hati-hati oleh pemerintah Arab Saudi.
Makna Mencium Hajar Aswad dalam Ibadah Haji dan Umroh
Mencium Hajar Aswad adalah sunnah yang sangat dianjurkan bagi mereka yang mampu melakukannya tanpa membahayakan diri sendiri atau orang lain. Jika tidak memungkinkan, sahabat cukup memberikan isyarat dari kejauhan, sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Mencium atau menyentuh Hajar Aswad bukan hanya sebatas ritual, tetapi juga mengandung makna mendalam tentang ketundukan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebagaimana yang dikatakan oleh Umar bin Khattab, "Aku tahu bahwa engkau hanyalah sebuah batu yang tidak bisa mendatangkan manfaat maupun mudharat. Seandainya aku tidak melihat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menciummu, niscaya aku tidak akan menciummu." Ucapan ini menunjukkan bahwa tindakan mencium Hajar Aswad semata-mata dilakukan karena mengikuti sunnah Nabi dan bukan sebagai bentuk pemujaan terhadap benda.
Bagi para jamaah haji dan umroh, kesempatan untuk mendekati dan menyentuh Hajar Aswad adalah momen yang sangat istimewa. Hal ini menjadi pengingat untuk memperbarui keimanan, memohon ampunan, dan menguatkan tekad dalam beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Hajar Aswad sebagai Saksi Ibadah Umat Islam
Hajar Aswad bukan sekadar batu hitam yang terletak di sudut Ka’bah, tetapi juga saksi bagi setiap muslim yang menyentuhnya dengan keimanan yang kuat. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda bahwa pada hari kiamat, Hajar Aswad akan dibangkitkan dengan memiliki mata dan lisan untuk bersaksi atas perbuatan manusia. Betapa luar biasa kehormatan yang dimiliki oleh batu ini, sehingga umat Islam sangat bersemangat untuk bisa menyentuh atau menciumnya saat berada di Baitullah.
Dalam setiap thawaf yang dilakukan oleh jutaan muslim setiap tahunnya, Hajar Aswad menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari ibadah tersebut. Keberadaannya mengingatkan umat Islam akan keesaan Allah dan kebesaran agama ini, serta menjadi penghubung dengan sejarah panjang para nabi yang telah mengajarkan tauhid kepada umat manusia.
Perjalanan Ibadah Haji dan Umroh yang Berkesan Bersama Mabruk Tour
Menjalankan ibadah haji dan umroh adalah cita-cita mulia bagi setiap muslim. Kesempatan untuk beribadah di Baitullah, melaksanakan thawaf, serta mendekati Hajar Aswad adalah pengalaman yang penuh berkah dan keistimewaan. Agar perjalanan ibadah sahabat lebih nyaman dan lancar, percayakan perjalanan suci ini kepada Mabruk Tour.
Mabruk Tour menyediakan layanan haji dan umroh terbaik dengan fasilitas yang nyaman serta bimbingan para ustadz yang berpengalaman. Dengan didampingi tim yang profesional, sahabat dapat lebih fokus dalam beribadah dan menikmati setiap momen di tanah suci.
Jangan tunda niat suci sahabat untuk beribadah di Baitullah. Segera daftarkan diri sahabat bersama Mabruk Tour dan raih keberkahan perjalanan menuju rumah Allah. Kunjungi www.mabruk.co.id untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan bergabung dalam perjalanan ibadah yang penuh makna.