Informasi Umrah

Semua informasi suputar ibadah umrah dan haji

Kelalaian Saat Melontar Jumrah dan Dampaknya bagi Kesempurnaan Haji

Ibadah haji adalah perjalanan yang penuh makna dan keagungan. Setiap tahapannya memiliki pesan keimanan yang dalam, serta ketundukan total kepada Allah SWT. Salah satu bagian penting dari rangkaian ibadah haji adalah melontar jumrah. Meskipun terlihat sederhana — hanya melemparkan kerikil ke sebuah tiang — namun amalan ini menyimpan pelajaran besar dan tidak bisa dianggap remeh.

Sayangnya, banyak jamaah yang seringkali kurang memperhatikan amalan ini secara serius, baik karena faktor kelelahan, ketidaktahuan, atau karena terburu-buru. Kelalaian dalam melontar jumrah tidak hanya berdampak pada keabsahan ibadah, tetapi juga bisa mengurangi kesempurnaan haji yang telah diperjuangkan dengan susah payah.


Makna dan Hukum Melontar Jumrah

Melontar Jumrah sebagai Simbol Ketaatan

Melontar jumrah bukan sekadar ritual fisik melempar batu. Ibadah ini merupakan perintah langsung dari Allah SWT yang dicontohkan oleh Nabi Ibrahim AS, dan kemudian diperjelas pelaksanaannya oleh Rasulullah SAW. Melontar jumrah adalah simbol penolakan terhadap godaan setan dan penguatan tekad dalam mempertahankan keimanan.

Saat melempar jumrah, Sahabat sejatinya sedang menyatakan perang terhadap segala bentuk bisikan syaitan, hawa nafsu, dan kemaksiatan. Ini adalah momen untuk mempertegas komitmen dalam menjaga kemurnian tauhid dan istiqamah dalam menjalani kehidupan sesuai dengan syariat Islam.

Hukum Melontar Jumrah dalam Haji

Dalam fiqih, melontar jumrah termasuk dalam wajib haji. Artinya, jika tidak dilakukan, ibadah hajinya tetap sah tetapi dikenakan dam (denda) berupa menyembelih kambing. Namun, jika tidak dilakukan dengan sengaja dan tanpa uzur, maka dapat berakibat pada tidak sempurnanya ibadah haji seseorang.

Oleh karena itu, penting bagi Sahabat untuk memahami tata cara dan waktunya, serta menjaga keseriusan dalam pelaksanaannya. Ini bukan sekadar rutinitas, melainkan bagian dari ujian kesungguhan dalam berhaji.


Jenis-Jenis Jumrah dan Waktunya

Dalam pelaksanaan haji, terdapat tiga titik pelemparan batu yang disebut jumrah:

  1. Jumrah Ula (jumrah pertama)
  2. Jumrah Wustha (jumrah tengah)
  3. Jumrah Aqabah (jumrah ketiga)

Pelemparan dilakukan mulai dari tanggal 10 Dzulhijjah hingga tanggal 13 Dzulhijjah. Pada 10 Dzulhijjah, hanya melontar Jumrah Aqabah. Kemudian, pada tanggal 11-13 Dzulhijjah, jamaah melontar ketiga-tiganya secara berurutan.

Waktu terbaik untuk melontar adalah setelah zawal (matahari tergelincir ke barat), tetapi diperbolehkan hingga malam hari. Bagi jamaah yang memiliki uzur seperti orang tua, sakit, atau perempuan yang sedang haid, pelontaran bisa diwakilkan dengan syarat tertentu.


Kelalaian yang Sering Terjadi Saat Melontar Jumrah

1. Melempar di Tempat yang Salah

Masih banyak jamaah yang tidak mengetahui posisi tiang tempat melontar. Ada yang melempar di luar kolam, bahkan hanya dilemparkan ke udara atau ke arah yang salah. Padahal, lemparan harus tepat masuk ke dalam area tempat jumrah berada.

Jika lemparan tidak mengenai sasaran yang ditentukan, maka dianggap tidak sah. Ini artinya, lemparan tersebut harus diulangi, atau jika sudah berlalu waktunya, wajib membayar dam.

2. Tidak Menghitung Jumlah Lemparan

Setiap jumrah harus dilemparkan sebanyak tujuh kali lemparan dengan kerikil kecil. Namun, karena situasi yang padat, suara bising, atau terburu-buru, banyak jamaah yang tidak menghitung dengan cermat. Akhirnya ada yang melempar kurang dari tujuh kali, atau bahkan melempar lebih karena tidak fokus.

Kurangnya pemahaman ini menunjukkan pentingnya ilmu dan kesiapan sebelum berhaji. Ibadah yang dikerjakan dengan asal dan tanpa penghayatan tentu mengurangi nilainya di sisi Allah SWT.

3. Menggunakan Batu yang Tidak Sesuai

Kerikil yang digunakan sebaiknya kecil, kira-kira sebesar biji kacang. Namun, masih ditemukan jamaah yang melemparkan sandal, botol, atau benda lain karena emosi dan kelelahan. Ini jelas bukan bentuk ketaatan, tetapi luapan nafsu yang justru menghilangkan makna ibadah.

Melontar jumrah seharusnya dilakukan dengan keikhlasan, bukan kemarahan. Ia adalah simbol kekuatan ruhani dalam melawan setan, bukan pelepasan emosi yang tidak terkontrol.

4. Melalaikan Doa dan Keikhlasan

Setelah melontar jumrah pertama dan kedua, sangat dianjurkan untuk berhenti sejenak, menghadap kiblat, dan memperbanyak doa. Banyak jamaah yang lupa atau tidak tahu sunnah ini. Padahal, momen ini sangat berharga untuk memohon ampunan dan keteguhan iman kepada Allah SWT.


Dampak dari Kelalaian Saat Melontar Jumrah

1. Membatalkan atau Mewajibkan Dam

Kesalahan dalam melontar jumrah yang tidak segera diperbaiki bisa berakibat pada batalnya sebagian kewajiban haji atau mewajibkan pembayaran dam. Hal ini tentu merugikan, baik secara ibadah maupun finansial.

2. Mengurangi Kesempurnaan Ibadah

Haji yang dilakukan dengan setengah hati atau tanpa pemahaman bisa kehilangan kekuatan ruhiyahnya. Sahabat akan kembali dari Tanah Suci tanpa merasakan perubahan berarti dalam kehidupan. Padahal, haji adalah momen pembentukan keimanan yang utuh.

3. Membahayakan Diri dan Orang Lain

Karena kepadatan jamaah, ketidaktertiban dalam melontar bisa menimbulkan kericuhan. Melempar sembarangan, saling dorong, atau membawa benda berbahaya bisa mencelakai jamaah lain. Hal ini bertentangan dengan nilai-nilai Islam yang menjunjung tinggi keselamatan dan ukhuwah.


Tips Agar Melontar Jumrah Lebih Tertib dan Sah

  • Pelajari secara detail tata cara dan waktu melontar.
  • Gunakan kerikil yang sesuai ukuran.
  • Hitung dengan tenang setiap lemparan.
  • Ikuti petunjuk dan arahan pembimbing.
  • Jangan terburu-buru; utamakan keselamatan diri dan orang lain.
  • Luruskan niat bahwa ini adalah bentuk ibadah, bukan hanya ritual kosong.
  • Perbanyak doa dan istighfar sebelum dan setelah melontar.

Melontar jumrah sejatinya adalah latihan keimanan yang sangat penting. Ia mengajarkan untuk menolak bujuk rayu setan, membuang ego, dan mengokohkan tauhid. Dengan memahami maknanya, melontar jumrah menjadi ibadah yang benar-benar hidup dalam hati, bukan sekadar melempar batu tanpa arah.

Mabruk Tour memahami pentingnya bimbingan yang detail dalam ibadah haji dan umroh. Oleh karena itu, setiap jamaah yang bergabung akan mendapatkan pembinaan lengkap, termasuk manasik dan pendalaman makna ibadah agar tak hanya sah secara syariat, tetapi juga bermakna secara ruhiyah. Tim pembimbing yang berpengalaman siap mendampingi langkah Sahabat agar mantap dalam beribadah.

Jika Sahabat merindukan ibadah umroh yang tertata, nyaman, dan sarat ilmu, Mabruk Tour siap menjadi teman perjalanan terbaik. Program umroh yang disusun dengan teliti, pembimbing bersanad, dan pelayanan profesional bisa didapatkan dengan mudah melalui informasi resmi di www.mabruk.co.id. Jangan tunda kesempatan berhikmah dan bertemu dengan Baitullah. Bersama Mabruk Tour, setiap langkah jadi lebih berarti.