Ibadah umroh adalah salah satu bentuk ketaatan kepada Allah yang memiliki nilai tinggi dalam Islam. Setiap Muslim yang menjalankannya tentu berharap agar umrohnya diterima dan membawa keberkahan dalam hidupnya. Namun, dalam pelaksanaannya, banyak jamaah yang tanpa sadar melakukan kesalahan yang dapat mengurangi kesempurnaan ibadah ini. Beberapa di antaranya disebabkan karena kurangnya pemahaman tentang tata cara umroh yang benar, sedangkan sebagian lainnya terjadi karena kelalaian atau kurangnya persiapan sebelum berangkat ke Tanah Suci.
Agar ibadah umroh berjalan dengan baik dan sesuai dengan tuntunan syariat, sangat penting untuk mengetahui kesalahan-kesalahan yang sering terjadi. Dengan begitu, sahabat bisa menghindarinya dan memastikan umroh yang dilakukan lebih sempurna serta mendatangkan pahala yang maksimal.

Kurangnya Niat yang Benar dan Ikhlas
Setiap ibadah dalam Islam harus dimulai dengan niat yang lurus dan ikhlas hanya karena Allah. Niat yang tidak benar dapat mengurangi pahala bahkan bisa membuat ibadah menjadi tidak sah. Salah satu kesalahan yang sering terjadi dalam umroh adalah niat yang bercampur dengan hal-hal duniawi, seperti ingin mendapatkan pengakuan sosial atau sekadar memenuhi tradisi keluarga.
Niat yang benar dalam umroh adalah untuk mencari ridha Allah dan menjalankan perintah-Nya. Rasulullah ﷺ bersabda:
"Sesungguhnya segala amal itu tergantung pada niatnya, dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan." (HR. Bukhari & Muslim)
Oleh karena itu, sebelum berangkat ke Tanah Suci, sahabat harus memastikan bahwa niat umroh dilakukan dengan tulus ikhlas, hanya untuk mengharap rahmat dan ridha Allah.
Tidak Memahami Tata Cara Ihram dengan Benar
Ihram adalah tahap awal dalam ibadah umroh yang memiliki aturan khusus. Kesalahan yang sering terjadi di tahap ini adalah tidak memperhatikan tempat miqat, memakai pakaian ihram yang tidak sesuai, atau melakukan larangan ihram seperti memakai wangi-wangian, memotong kuku, atau berburu hewan.
Selain itu, ada juga jamaah yang lupa membaca niat umroh di miqat, padahal ini adalah bagian penting dari ibadah. Jika seseorang melewati miqat tanpa berniat ihram, ia harus kembali ke miqat untuk mengulang niatnya. Jika tidak, ia diwajibkan membayar dam (denda) dengan menyembelih seekor kambing.
Untuk menghindari kesalahan ini, sebelum berangkat, sahabat perlu memahami aturan ihram dengan baik, mulai dari tata cara berpakaian hingga larangan-larangan yang harus dijauhi selama dalam keadaan ihram.
Kurangnya Rasa Khusyuk Saat Tawaf
Tawaf merupakan salah satu rukun umroh yang harus dilakukan dengan penuh keimanan dan kekhusyukan. Sayangnya, banyak jamaah yang melakukannya hanya sebagai formalitas tanpa meresapi maknanya. Beberapa bahkan lebih fokus mengambil gambar atau sibuk berbicara sehingga kehilangan momen berharga untuk berdzikir dan berdoa kepada Allah.
Selain itu, ada pula yang tidak mengikuti aturan arah tawaf dengan benar, yaitu mengelilingi Ka’bah berlawanan arah jarum jam sebanyak tujuh putaran. Kesalahan lain yang sering terjadi adalah berdesak-desakan hanya untuk mencium Hajar Aswad, padahal sunnah ini boleh ditinggalkan jika kondisi tidak memungkinkan.
Tawaf adalah kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Oleh karena itu, sebaiknya dilakukan dengan hati yang tenang, penuh ketundukan, dan selalu berzikir serta berdoa agar ibadah ini diterima oleh-Nya.
Tidak Mengikuti Tata Cara Sa’i dengan Sempurna
Sa’i, yaitu berjalan bolak-balik antara bukit Shafa dan Marwah sebanyak tujuh kali, merupakan bagian dari rangkaian ibadah umroh yang meneladani perjuangan Hajar dalam mencari air untuk Nabi Ismail. Namun, masih banyak jamaah yang kurang memahami tata caranya.
Salah satu kesalahan yang sering terjadi adalah memulai sa’i dari bukit Marwah, bukan dari Shafa. Selain itu, ada pula yang tidak membaca doa atau dzikir selama sa’i, sehingga ibadah ini terasa seperti aktivitas fisik semata.
Sahabat perlu memahami bahwa sa’i bukan sekadar berjalan bolak-balik, tetapi juga merupakan momen untuk merenungkan makna kesabaran dan keikhlasan dalam menghadapi ujian hidup.
Kurang Memperhatikan Tahallul dengan Baik
Setelah menyelesaikan tawaf dan sa’i, jamaah wajib melakukan tahallul, yaitu memotong rambut sebagai tanda telah keluar dari keadaan ihram. Namun, banyak yang hanya mengambil sedikit helai rambut tanpa memperhatikan ketentuannya.
Bagi laki-laki, disunnahkan untuk mencukur seluruh rambut kepala, sedangkan bagi perempuan cukup memotong sebagian rambutnya dengan ukuran minimal ujung jari. Jika seseorang tidak melakukan tahallul dengan benar, maka ihramnya belum selesai dan ia masih terikat dengan larangan-larangan ihram.
Terlalu Sibuk dengan Hal-Hal Duniawi
Banyak jamaah yang terlalu sibuk dengan aktivitas di luar ibadah utama selama berada di Tanah Suci. Ada yang lebih fokus berbelanja oleh-oleh daripada memperbanyak ibadah, ada pula yang menghabiskan waktu dengan hal-hal yang kurang bermanfaat.
Padahal, kesempatan berada di Tanah Suci adalah momen yang sangat berharga. Tidak semua orang diberikan kesempatan oleh Allah untuk bisa beribadah di sana. Oleh karena itu, waktu yang ada sebaiknya dimanfaatkan untuk memperbanyak shalat di Masjidil Haram, membaca Al-Qur’an, berdzikir, dan berdoa.
Kurang Menjaga Adab dan Etika di Tanah Suci
Tanah Suci adalah tempat yang penuh dengan keberkahan, sehingga setiap Muslim yang berada di sana harus menjaga adab dan etika dengan baik. Namun, masih ada jamaah yang kurang memperhatikan hal ini, seperti berbicara kasar, tidak sabar dalam antrean, atau tidak menjaga kebersihan.
Selain itu, ada pula yang kurang peduli terhadap jamaah lain, seperti mendorong saat tawaf atau mengambil tempat yang luas saat shalat di Masjidil Haram. Sikap seperti ini tentu bertentangan dengan nilai-nilai Islam yang mengajarkan kelembutan dan kasih sayang kepada sesama.
Meninggalkan Kesempatan untuk Berdoa di Tempat-Tempat Mustajab
Di Tanah Suci, ada banyak tempat yang dikenal sebagai lokasi mustajab untuk berdoa, seperti Multazam, Hijr Ismail, dan Raudhah. Namun, banyak jamaah yang melewatkan kesempatan ini karena kurangnya pemahaman atau terlalu terburu-buru dalam ibadahnya.
Padahal, berdoa di tempat-tempat mustajab bisa menjadi momen yang sangat berharga untuk memohon ampunan, meminta keberkahan, serta menyampaikan segala hajat kepada Allah. Oleh karena itu, sahabat perlu mengetahui lokasi-lokasi ini dan memanfaatkannya dengan baik selama berada di Tanah Suci.
Menjalankan ibadah umroh dengan benar dan sesuai tuntunan Rasulullah ﷺ adalah harapan setiap Muslim. Agar ibadah ini diterima dan membawa keberkahan dalam hidup, penting bagi setiap jamaah untuk memahami kesalahan-kesalahan yang bisa mengurangi kesempurnaan umroh dan berusaha menghindarinya.
Bagi sahabat yang ingin merasakan pengalaman umroh yang lebih khusyuk dan nyaman, Mabruk Tour siap membantu dengan bimbingan yang terpercaya. Dengan layanan yang profesional dan fasilitas terbaik, sahabat bisa menjalani ibadah di Tanah Suci dengan lebih tenang dan fokus. Segera kunjungi www.mabruk.co.id dan wujudkan impian beribadah di Tanah Suci bersama Mabruk Tour.