Sa’i merupakan salah satu rukun utama dalam ibadah umroh yang tidak dapat dipisahkan dari rangkaian manasik di Tanah Suci. Ibadah ini dilakukan dengan berjalan bolak-balik antara Bukit Shafa dan Bukit Marwah sebanyak tujuh kali. Meski secara teknis terlihat sederhana, pelaksanaan sa’i sering kali diwarnai berbagai kesalahan yang dapat mengurangi kesempurnaan ibadah, bahkan berpotensi membuat ibadah umroh tidak sah apabila rukun ini tidak dilakukan dengan benar.
Banyak jamaah yang sudah sangat bersemangat menjalani ibadah di Masjidil Haram, namun karena kurangnya pemahaman mendalam, sa’i dilakukan tanpa memperhatikan tata cara yang sesuai tuntunan Rasulullah ﷺ. Oleh sebab itu, memahami kesalahan umum saat sa’i menjadi bekal penting agar Sahabat dapat menjalani ibadah umroh dengan tertib, khusyuk, dan penuh keimanan.
Artikel ini akan membahas secara lengkap berbagai kesalahan yang sering terjadi saat sa’i, disertai penjelasan yang mudah dipahami, sehingga Sahabat dapat menghindarinya dan melaksanakan sa’i dengan lebih tenang serta sesuai syariat.

Makna dan Kedudukan Sa’i dalam Ibadah Umroh
Sebelum membahas kesalahan yang sering terjadi, penting bagi Sahabat untuk memahami makna sa’i dalam ibadah umroh. Sa’i merupakan rukun umroh yang tidak boleh ditinggalkan. Ibadah ini meneladani perjuangan Siti Hajar ketika mencari air untuk putranya, Nabi Ismail AS, di tengah kondisi yang penuh keterbatasan.
Sa’i mengajarkan tentang kesabaran, ikhtiar, dan tawakal kepada Allah SWT. Setiap langkah yang diambil antara Shafa dan Marwah menjadi simbol keyakinan bahwa pertolongan Allah akan datang bagi hamba-Nya yang bersungguh-sungguh. Oleh karena itu, sa’i bukan sekadar aktivitas berjalan, melainkan ibadah sarat makna keimanan.
Kesalahan Umum Saat Sa’i yang Sering Terjadi
Berikut adalah beberapa kesalahan yang kerap dilakukan jamaah saat melaksanakan sa’i dan perlu dihindari agar ibadah umroh berjalan dengan benar dan sempurna.
1. Tidak Memulai Sa’i dari Bukit Shafa
Salah satu kesalahan paling mendasar adalah memulai sa’i dari Bukit Marwah. Sa’i harus dimulai dari Bukit Shafa dan diakhiri di Bukit Marwah. Jika sa’i dimulai dari Marwah, maka hitungan tidak sah dan harus diulang dari awal.
Urutan ini memiliki dasar yang jelas dalam sunnah Rasulullah ﷺ. Memahami titik awal sa’i menjadi hal yang sangat penting agar rukun umroh terpenuhi dengan benar.
2. Salah Menghitung Jumlah Perjalanan Sa’i
Kesalahan umum lainnya adalah salah dalam menghitung jumlah sa’i. Banyak jamaah yang mengira bahwa satu kali bolak-balik dihitung satu sa’i. Padahal, yang benar adalah satu kali perjalanan dari Shafa ke Marwah dihitung satu, dan perjalanan dari Marwah ke Shafa dihitung satu.
Total perjalanan yang harus diselesaikan adalah tujuh kali, dimulai dari Shafa dan diakhiri di Marwah. Kesalahan perhitungan ini sering terjadi karena kurangnya pemahaman sejak awal.
3. Berhenti Lama Tanpa Uzur di Tengah Sa’i
Sa’i sebaiknya dilakukan secara berkesinambungan. Sebagian jamaah berhenti lama di tengah sa’i hanya untuk beristirahat, mengobrol, atau menunggu jamaah lain, padahal tidak dalam kondisi darurat.
Jika Sahabat merasa lelah, boleh berhenti sejenak di pinggir jalur sa’i, tetapi tetap menjaga niat dan melanjutkan sa’i dari titik terakhir yang diyakini. Berhenti terlalu lama tanpa uzur dapat mengurangi kekhusyukan ibadah.
4. Berlari di Seluruh Jalur Sa’i
Kesalahan yang sering dilakukan adalah berlari di sepanjang jalur sa’i. Padahal, sunnah berlari kecil (raml) hanya dilakukan oleh laki-laki di area antara dua lampu hijau, bukan di seluruh jalur.
Berlari di luar area tersebut tidak memiliki dasar sunnah dan justru dapat membahayakan diri sendiri maupun jamaah lain, terutama dalam kondisi Masjidil Haram yang padat.
5. Tidak Menghadirkan Niat dan Kesadaran Ibadah
Sebagian jamaah melaksanakan sa’i hanya sebagai rutinitas fisik tanpa menghadirkan niat ibadah dan kesadaran keimanan. Sa’i dilakukan sambil berbincang, bercanda, atau sibuk dengan gawai, sehingga makna ibadah menjadi berkurang.
Sa’i seharusnya menjadi momen refleksi, mengingat perjuangan Siti Hajar, serta memperkuat keyakinan bahwa setiap usaha yang disertai tawakal akan mendapatkan pertolongan Allah SWT.
6. Membaca Doa Khusus dengan Anggapan Wajib
Kesalahan lain yang sering terjadi adalah meyakini adanya doa khusus yang harus dibaca di setiap perjalanan sa’i. Padahal, tidak ada doa wajib yang ditentukan untuk sa’i.
Sahabat diperbolehkan membaca doa apa saja, berdzikir, membaca Al-Qur’an, atau berdoa dengan bahasa yang dipahami. Yang terpenting adalah menghadirkan hati yang khusyuk dan penuh keimanan selama sa’i.
7. Sa’i Tanpa Selesai Thawaf Terlebih Dahulu
Sa’i harus dilakukan setelah thawaf umroh. Namun, ada jamaah yang keliru melakukan sa’i sebelum menyelesaikan thawaf, terutama ketika kondisi Masjidil Haram padat dan membingungkan.
Urutan ibadah umroh harus dijaga dengan benar, karena setiap rukun memiliki tempatnya masing-masing. Sa’i yang dilakukan sebelum thawaf tidak sah dan harus diulang.
8. Tidak Menjaga Adab dan Etika Selama Sa’i
Sa’i dilakukan di area Masjidil Haram yang penuh kemuliaan. Namun, masih ada jamaah yang kurang menjaga adab, seperti mendorong jamaah lain, berjalan melawan arus, atau berbicara dengan suara keras.
Menjaga adab, kesabaran, dan sikap saling menghormati merupakan bagian dari kesempurnaan ibadah dan cerminan akhlak seorang muslim.
9. Kurangnya Pemahaman Manasik Sebelum Keberangkatan
Sebagian besar kesalahan saat sa’i berawal dari kurangnya pemahaman manasik sebelum berangkat ke Tanah Suci. Jamaah yang tidak membekali diri dengan ilmu cenderung hanya mengikuti orang lain tanpa mengetahui dasar hukumnya.
Padahal, ibadah yang dilakukan dengan ilmu akan lebih tenang, tertib, dan mendatangkan ketenangan hati.
Hikmah Menghindari Kesalahan Saat Sa’i
Menghindari kesalahan saat sa’i akan membantu Sahabat menjalankan ibadah umroh dengan lebih sempurna dan bermakna. Sa’i yang dilakukan sesuai sunnah akan memperkuat rasa tawakal, kesabaran, dan keyakinan kepada Allah SWT.
Ketika setiap langkah sa’i dijalani dengan kesadaran dan keimanan, ibadah ini tidak hanya menjadi rangkaian ritual, tetapi juga pelajaran hidup yang dapat diterapkan dalam keseharian setelah kembali dari Tanah Suci.
Memahami kesalahan umum saat sa’i merupakan bagian penting dari persiapan ibadah umroh yang matang. Dengan ilmu yang benar, Sahabat dapat menghindari kekeliruan dan menjalankan sa’i dengan lebih yakin, tertib, dan khusyuk. Ibadah yang dilakukan sesuai tuntunan Rasulullah ﷺ akan menghadirkan ketenangan dan keberkahan yang mendalam.
Bagi Sahabat yang menginginkan ibadah umroh dengan bimbingan manasik yang jelas dan pendampingan yang intensif, program umroh bersama Mabruk Tour dapat menjadi pilihan yang tepat. Pembekalan ilmu yang menyeluruh akan membantu Sahabat memahami setiap rukun ibadah, termasuk sa’i, dengan lebih baik dan percaya diri.
Saatnya mempersiapkan perjalanan umroh dengan lebih terarah dan penuh keyakinan. Sahabat dapat memperoleh informasi lengkap mengenai program umroh yang amanah dan sesuai sunnah dengan mengunjungi www.mabruk.co.id, serta melangkah menuju umroh yang lebih tertib, khusyuk, dan sarat keimanan bersama Mabruk Tour.