Informasi Umrah

Semua informasi suputar ibadah umrah dan haji

Kesalahan Umum Saat Thawaf yang Perlu Dihindari Jamaah Umroh

 

Thawaf merupakan salah satu rukun utama dalam ibadah umroh yang tidak boleh ditinggalkan. Ibadah ini dilakukan dengan mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh putaran sebagai bentuk pengagungan kepada Allah SWT dan simbol ketundukan seorang hamba kepada Rabb-nya. Meski terlihat sederhana, pelaksanaan thawaf sering kali diwarnai berbagai kesalahan, baik yang disadari maupun tidak.

Banyak jamaah yang berangkat ke Tanah Suci dengan niat tulus dan penuh keimanan, namun kurang memahami tata cara thawaf yang benar sesuai tuntunan Rasulullah ﷺ. Akibatnya, ibadah thawaf tidak dilaksanakan secara sempurna, bahkan dalam kondisi tertentu bisa memengaruhi keabsahan ibadah umroh secara keseluruhan. Oleh karena itu, memahami kesalahan umum saat thawaf menjadi hal yang sangat penting agar ibadah lebih tertib, khusyuk, dan sesuai syariat.

Artikel ini akan mengulas secara lengkap berbagai kesalahan yang sering terjadi saat thawaf, disertai penjelasan yang mudah dipahami agar Sahabat dapat menghindarinya dan menjalankan thawaf dengan lebih tenang serta penuh keimanan.


Pentingnya Memahami Thawaf dalam Ibadah Umroh

Sebelum membahas kesalahan-kesalahan yang sering terjadi, Sahabat perlu memahami kedudukan thawaf dalam ibadah umroh. Thawaf adalah rukun, artinya jika tidak dilaksanakan atau dilaksanakan dengan cara yang keliru, maka umroh tidak sah.

Allah SWT berfirman:

“Dan hendaklah mereka melakukan thawaf sekeliling rumah yang tua itu (Baitullah).”
(QS. Al-Hajj: 29)

Ayat ini menegaskan bahwa thawaf bukan sekadar ritual fisik, tetapi perintah langsung dari Allah SWT. Oleh karena itu, thawaf harus dilakukan dengan ilmu, adab, dan pemahaman yang benar.


Kesalahan Umum Saat Thawaf yang Sering Terjadi

Berikut adalah beberapa kesalahan yang kerap dilakukan jamaah saat thawaf dan perlu dihindari agar ibadah umroh berjalan sesuai tuntunan.


1. Tidak Memulai Thawaf dari Hajar Aswad

Salah satu kesalahan paling umum adalah tidak memulai thawaf sejajar dengan Hajar Aswad. Thawaf harus dimulai dari posisi sejajar Hajar Aswad dengan niat di dalam hati. Sebagian jamaah memulai thawaf sebelum atau setelah titik tersebut, sehingga putaran yang dilakukan menjadi tidak sah.

Memulai thawaf dengan benar bukan berarti harus mencium Hajar Aswad. Jika kondisi padat, cukup dengan menghadap ke arahnya dan memberi isyarat sambil bertakbir.


2. Arah Thawaf yang Terbalik

Kesalahan fatal lainnya adalah melakukan thawaf dengan arah yang salah, yaitu Ka’bah berada di sebelah kanan. Thawaf yang benar adalah dengan menjadikan Ka’bah di sebelah kiri sepanjang putaran.

Kesalahan ini terkadang terjadi karena ketidaktahuan atau mengikuti arus jamaah lain tanpa memahami arah yang benar. Thawaf dengan arah terbalik tidak sah dan harus diulang.


3. Tidak Menyempurnakan Tujuh Putaran

Sebagian jamaah ragu atau lupa jumlah putaran yang telah dilakukan. Akibatnya, ada yang berhenti di enam putaran atau justru menambah hingga delapan putaran. Dalam thawaf, jumlah tujuh putaran adalah ketentuan yang tidak boleh kurang atau lebih.

Jika Sahabat ragu di tengah thawaf, maka ambillah jumlah yang paling yakin. Misalnya ragu antara enam atau tujuh, maka dianggap enam dan ditambah satu putaran.


4. Terlalu Fokus Mengejar Hajar Aswad

Mencium Hajar Aswad memang sunnah dan memiliki keutamaan. Namun, kesalahan yang sering terjadi adalah memaksakan diri untuk mencium Hajar Aswad hingga mendorong, menyakiti jamaah lain, atau menimbulkan keributan.

Islam mengajarkan kelembutan dan menjaga keselamatan sesama muslim. Jika kondisi tidak memungkinkan, cukup memberi isyarat dari kejauhan. Thawaf tetap sah tanpa mencium Hajar Aswad.


5. Membaca Doa Khusus dengan Keyakinan Wajib

Kesalahan lain yang sering dilakukan adalah meyakini adanya doa khusus untuk setiap putaran thawaf. Padahal, tidak ada dalil yang mewajibkan doa tertentu di setiap putaran.

Sahabat diperbolehkan membaca doa apa saja, berdzikir, membaca Al-Qur’an, atau berdoa dengan bahasa yang dipahami. Yang terpenting adalah menghadirkan hati dan keimanan selama thawaf.


6. Berhenti Lama di Tengah Thawaf Tanpa Uzur

Thawaf sebaiknya dilakukan secara berkesinambungan. Berhenti terlalu lama tanpa uzur syar’i, seperti mengobrol, berfoto, atau menunggu jamaah lain, dapat mengganggu kekhusyukan dan ketertiban thawaf.

Jika terpaksa berhenti karena kelelahan atau kondisi darurat, maka Sahabat dapat melanjutkan thawaf dari putaran terakhir yang diyakini, selama jedanya tidak terlalu lama.


7. Mengangkat Tangan dan Mengusap Dinding Ka’bah Secara Berlebihan

Sebagian jamaah mengusap hampir seluruh bagian Ka’bah, bahkan menangis dan berdoa di setiap sudutnya. Padahal, yang disunnahkan untuk disentuh hanyalah Hajar Aswad dan Rukun Yamani.

Mengusap bagian lain Ka’bah tanpa dasar sunnah bukanlah amalan yang dianjurkan. Lebih baik fokus pada thawaf yang tertib dan doa yang khusyuk.


8. Tidak Menjaga Aurat dan Adab Saat Thawaf

Thawaf dilakukan di Masjidil Haram, tempat suci yang penuh kemuliaan. Namun, masih ada jamaah yang kurang menjaga aurat, berpakaian tidak rapi, atau bersikap kurang sopan saat thawaf.

Menjaga adab, menundukkan pandangan, serta memperhatikan aurat adalah bagian dari kesempurnaan ibadah dan cerminan keimanan seorang muslim.


9. Thawaf Sambil Mengganggu Jamaah Lain

Berjalan melawan arus, berhenti mendadak, atau mendorong jamaah lain merupakan kesalahan yang sering terjadi, terutama saat kondisi Masjidil Haram padat.

Thawaf seharusnya dilakukan dengan sikap sabar dan saling menghormati. Mengganggu jamaah lain dapat mengurangi nilai ibadah dan bertentangan dengan akhlak Islam.


10. Kurangnya Ilmu dan Bimbingan Manasik

Banyak kesalahan saat thawaf sebenarnya berawal dari kurangnya pemahaman dan bimbingan. Jamaah yang tidak mengikuti manasik secara serius cenderung bingung dan hanya meniru jamaah lain tanpa ilmu.

Padahal, ibadah yang dilandasi ilmu akan lebih tenang, tertib, dan mendatangkan ketenangan hati.


Hikmah Menghindari Kesalahan Saat Thawaf

Menghindari kesalahan saat thawaf bukan hanya soal sah atau tidaknya ibadah, tetapi juga berkaitan dengan kualitas keimanan. Thawaf yang dilakukan dengan benar akan menghadirkan rasa tunduk, rendah hati, dan kesadaran bahwa manusia hanyalah hamba yang lemah di hadapan Allah SWT.

Ketika thawaf dijalankan dengan tertib dan penuh adab, maka hati akan lebih mudah merasakan ketenangan dan kedekatan dengan Allah SWT. Inilah esensi ibadah umroh yang sesungguhnya.


Memahami kesalahan umum saat thawaf merupakan langkah penting agar ibadah umroh dapat dijalani dengan lebih baik dan sesuai sunnah. Dengan ilmu yang benar, Sahabat tidak hanya menghindari kekeliruan, tetapi juga mampu menjalankan thawaf dengan keyakinan dan ketenangan. Ibadah yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan keimanan akan meninggalkan bekas mendalam dalam kehidupan sehari-hari setelah kembali dari Tanah Suci.

Bagi Sahabat yang menginginkan ibadah umroh dengan bimbingan manasik yang jelas, terarah, dan sesuai tuntunan Rasulullah ﷺ, program umroh bersama Mabruk Tour dapat menjadi pilihan yang tepat. Dengan pendampingan yang intensif dan pembekalan ilmu sebelum keberangkatan, Sahabat akan lebih siap menghadapi setiap rangkaian ibadah, termasuk thawaf, dengan penuh keyakinan.

Saatnya mempersiapkan perjalanan umroh dengan lebih matang dan terarah. Sahabat dapat menemukan informasi lengkap seputar program umroh yang amanah, nyaman, dan sesuai sunnah dengan mengunjungi www.mabruk.co.id, serta memulai langkah menuju umroh yang lebih tertib, khusyuk, dan penuh keimanan bersama Mabruk Tour.