Hajar Aswad adalah salah satu simbol penting dalam ibadah thawaf di Ka'bah. Rasulullah ﷺ memberikan contoh untuk mencium, menyentuh, atau melakukan isyarat kepada Hajar Aswad sebagai bagian dari tata cara thawaf. Tindakan ini disebut istilam. Namun, dalam praktiknya, banyak jamaah yang kurang memahami tata cara yang benar dan akhirnya melakukan kesalahan saat melaksanakan istilam.
Padahal, niat yang baik harus disertai dengan tata cara yang benar agar ibadah menjadi sah dan diterima oleh Allah Ta'ala. Artikel ini akan mengulas berbagai kesalahan yang sering terjadi saat istilam Hajar Aswad serta memberikan panduan agar Sahabat dapat melaksanakan ibadah dengan lebih khusyuk dan sesuai tuntunan sunnah.
Pentingnya Memahami Tata Cara Istilam yang Benar
Istilam bukan sekadar ritual fisik, melainkan wujud ketaatan dan ketundukan kepada Allah. Rasulullah ﷺ memberi teladan bagaimana melakukannya dengan penuh khusyuk dan keimanan. Dalam sebuah hadits, Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu pernah berkata saat mencium Hajar Aswad:
"Aku tahu bahwa engkau hanyalah batu yang tidak bisa memberi manfaat ataupun mudharat. Kalau bukan karena aku melihat Rasulullah ﷺ menciummu, aku tidak akan menciummu." (HR. Bukhari dan Muslim).

Dari perkataan Umar ini, jelas bahwa inti dari istilam adalah mengikuti sunnah Rasulullah ﷺ, bukan menganggap Hajar Aswad memiliki kekuatan gaib. Oleh karena itu, sangat penting memahami tata cara yang benar agar tidak terjebak dalam kesalahan yang bisa mengurangi kesempurnaan ibadah thawaf.
Kesalahan dalam Niat saat Istilam
Salah satu kesalahan yang sering terjadi adalah keliru dalam meniatkan istilam. Beberapa jamaah menganggap Hajar Aswad memiliki kekuatan untuk mengabulkan doa atau memberikan keberkahan secara langsung. Padahal, dalam Islam, hanya Allah yang memiliki kekuasaan mutlak untuk mengabulkan doa dan memberikan keberkahan.
Niat yang benar saat istilam adalah semata-mata karena mengikuti sunnah Rasulullah ﷺ dan untuk mencari ridha Allah Ta'ala. Tidak boleh ada keyakinan bahwa Hajar Aswad memiliki kekuatan gaib. Dengan meluruskan niat, Sahabat akan mendapatkan pahala dan keberkahan dari Allah.
Berdesakan dan Memaksakan Diri untuk Mencium Hajar Aswad
Keinginan untuk mencium Hajar Aswad sering kali membuat jamaah lupa bahwa keselamatan diri sendiri dan orang lain juga merupakan bagian dari syariat Islam. Banyak yang memaksakan diri dengan cara berdesakan, bahkan mendorong jamaah lain.
Padahal, mencium Hajar Aswad hukumnya sunnah dan tidak wajib. Jika tidak memungkinkan karena kerumunan yang padat, Sahabat cukup melakukan isyarat dari kejauhan dengan mengangkat tangan kanan sejajar dengan bahu dan mengucapkan "Bismillahi Allahu Akbar". Rasulullah ﷺ sendiri memberikan keringanan dengan melakukan isyarat ketika sulit mencium Hajar Aswad secara langsung.
Berdesakan dan mendorong jamaah lain tidak hanya membahayakan diri sendiri tetapi juga bisa mencederai orang lain. Islam sangat menjunjung tinggi nilai keselamatan dan kedamaian dalam ibadah. Oleh karena itu, hindarilah sikap egois dan dahulukan keselamatan bersama.
Mengusap-ngusap Hajar Aswad untuk Mendapatkan Keberkahan
Tidak jarang terlihat jamaah yang mengusap-ngusap Hajar Aswad dengan keyakinan bahwa hal tersebut bisa membawa keberkahan. Bahkan, ada yang mengusapkan kain atau sapu tangan dengan harapan mendapatkan keberkahan yang bisa dibawa pulang.
Perlu diketahui bahwa tidak ada dalil yang membenarkan perbuatan tersebut. Rasulullah ﷺ hanya mencium atau melakukan isyarat kepada Hajar Aswad, tidak pernah mengusap-ngusapnya. Keberkahan bukan berasal dari batu tersebut, melainkan dari kepatuhan kita dalam mengikuti sunnah Rasulullah ﷺ.
Mengusap-ngusap Hajar Aswad juga bisa menimbulkan keyakinan yang menyimpang dan mendekati perbuatan syirik. Oleh karena itu, cukup ikuti sunnah dengan mencium, menyentuh, atau melakukan isyarat tanpa perlu melakukan tindakan berlebihan yang tidak dicontohkan oleh Rasulullah ﷺ.
Melafalkan Doa atau Dzikir yang Tidak Diajarkan Rasulullah ﷺ
Kesalahan lain yang sering terjadi adalah melafalkan doa atau dzikir yang tidak diajarkan oleh Rasulullah ﷺ saat istilam. Ada yang membaca doa panjang dengan bahasa yang tidak dipahami atau bahkan dengan niat tertentu yang tidak ada tuntunannya.
Doa yang disunnahkan saat istilam adalah:
"Bismillahi Allahu Akbar" atau "Allahu Akbar".
Tidak ada doa khusus lainnya yang diajarkan oleh Rasulullah ﷺ. Sahabat boleh berdoa dengan bahasa sendiri setelah itu, namun tidak boleh meyakini bahwa doa tertentu harus dibaca saat istilam.
Membuat Keributan dan Tidak Menjaga Kesucian Masjidil Haram
Saat berusaha mencium Hajar Aswad, sering kali jamaah tidak memperhatikan adab dan kesopanan. Ada yang berteriak, berbicara keras, atau bahkan bertengkar karena merasa didorong atau disalip.
Padahal, Masjidil Haram adalah tempat yang sangat suci dan penuh keberkahan. Suara keras dan keributan akan mengganggu kekhusyukan jamaah lainnya. Rasulullah ﷺ sangat menjaga ketenangan dan kesucian Masjidil Haram, sehingga Sahabat juga harus mengikuti teladan beliau dengan menjaga adab dan ketenangan.
Berfoto atau Berswafoto saat Istilam
Tren berswafoto atau selfie saat istilam menjadi hal yang sering terlihat belakangan ini. Tidak sedikit jamaah yang menghentikan thawaf hanya untuk mengambil gambar di dekat Hajar Aswad. Bahkan, ada yang menghalangi jamaah lain demi mendapatkan foto terbaik.
Padahal, thawaf adalah ibadah yang sangat mulia dan seharusnya dilakukan dengan penuh kekhusyukan. Fokus utama dalam thawaf adalah mengingat Allah dan memperbanyak dzikir, bukan untuk mencari popularitas di media sosial.
Mengambil foto di dalam Masjidil Haram tidak dilarang selama tidak mengganggu kekhusyukan ibadah dan tidak mengganggu jamaah lain. Namun, jika dilakukan dengan berlebihan atau mengalihkan niat dari ibadah menjadi ajang pamer, maka hal ini bisa mengurangi nilai ibadah itu sendiri.
Meluruskan Niat dan Menghidupkan Sunnah dengan Benar
Setiap ibadah dalam Islam sangat bergantung pada niat. Rasulullah ﷺ bersabda: "Sesungguhnya amal perbuatan tergantung pada niatnya." (HR. Bukhari dan Muslim). Oleh karena itu, sebelum melakukan istilam, luruskan niat hanya untuk mencari ridha Allah dan mengikuti sunnah Rasulullah ﷺ.
Hindari keyakinan yang keliru atau praktik-praktik yang tidak dicontohkan oleh Rasulullah ﷺ. Dengan meluruskan niat dan mengikuti tata cara yang benar, istilam akan menjadi ibadah yang penuh keberkahan dan menguatkan keimanan Sahabat.
Bagi Sahabat yang ingin merasakan momen penuh keimanan saat melakukan thawaf dan istilam di hadapan Hajar Aswad, Mabruk Tour siap menjadi sahabat perjalanan yang terpercaya. Dengan pelayanan yang profesional dan panduan yang sesuai syariat, Mabruk Tour akan mendampingi setiap langkah ibadah Sahabat di Tanah Suci.
Mari raih keberkahan dengan melaksanakan umroh bersama Mabruk Tour. Dapatkan pengalaman ibadah yang khusyuk dan penuh makna di Tanah Suci dengan bimbingan yang tepat. Kunjungi www.mabruk.co.id untuk informasi lebih lanjut dan segera daftarkan diri Sahabat dalam program umroh yang terpercaya.