Kumpulan Hadist yang Menjelaskan Rukun dan Sunnah Haji
Rukun Haji dalam Hadist Rasulullah
Haji adalah ibadah yang memiliki rukun-rukun yang harus dipenuhi agar ibadah tersebut sah di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Rukun haji adalah bagian yang tidak bisa ditinggalkan dalam pelaksanaan ibadah ini. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah menjelaskan dalam berbagai hadist mengenai rukun haji yang wajib dipenuhi oleh setiap jamaah.
Dalam hadist yang diriwayatkan oleh Jabir bin Abdullah Radhiyallahu ‘Anhu, beliau menggambarkan tata cara haji Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sebagai berikut:
رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم جَاءَ إِلَى الْمِيقَاتِ فَاغْتَسَلَ ثُمَّ تَجَرَّدَ مِنْ ثِيَابِهِ، وَأَحْرَمَ، وَقَالَ: "لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ حَجًّا وَعُمْرَةً"
"Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam datang ke miqat, lalu beliau mandi, melepaskan pakaiannya, mengenakan ihram, dan mengucapkan: 'Labbaik Allahumma hajjan wa umrah.’" (HR. Muslim)
Hadist ini menunjukkan bahwa ihram adalah salah satu rukun haji yang harus dilakukan di miqat yang telah ditentukan. Jika seseorang melewati miqat tanpa berihram, maka ia wajib membayar dam atau kembali ke miqat untuk mengenakan ihram.
Wukuf di Arafah sebagai Inti Ibadah Haji
Dalam sebuah hadist, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
الحَجُّ عَرَفَةُ
"Haji itu (wukuf di) Arafah." (HR. Tirmidzi dan Abu Dawud)
Hadist ini menegaskan bahwa wukuf di Arafah adalah rukun utama haji. Tanpa wukuf, maka ibadah haji seseorang tidak sah. Wukuf di Arafah dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijjah, di mana para jamaah berkumpul untuk berdoa, berdzikir, dan memohon ampun kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Thawaf Ifadhah sebagai Penyempurna Haji
Setelah wukuf di Arafah dan mabit di Muzdalifah, jamaah haji harus melaksanakan thawaf ifadhah di Masjidil Haram. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
إِذَا فَرَغْتُمْ مِنْ مَنَاسِكِكُمْ فَتَطُوفُوا بِالْبَيْتِ
"Jika kalian telah menyelesaikan manasik kalian, maka lakukanlah thawaf di Baitullah." (HR. Muslim)
Thawaf ifadhah merupakan salah satu rukun haji yang tidak boleh ditinggalkan. Tanpa thawaf ini, haji seseorang belum sempurna.
Sunnah-Sunnah Haji dalam Hadist Rasulullah

Selain rukun haji yang wajib, ada berbagai sunnah yang dianjurkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam pelaksanaan ibadah haji. Sunnah-sunnah ini jika dilakukan akan menambah kesempurnaan ibadah dan meningkatkan pahala yang diperoleh oleh jamaah.
Talbiyah sebagai Bentuk Pengagungan kepada Allah
Salah satu sunnah yang sangat dianjurkan dalam ibadah haji adalah mengucapkan talbiyah. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
خَيْرُ الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ عَرَفَةَ، وَخَيْرُ مَا قُلْتُ أَنَا وَالنَّبِيُّونَ مِنْ قَبْلِي: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
"Sebaik-baik doa adalah doa di hari Arafah, dan sebaik-baik yang aku dan para nabi sebelumku ucapkan adalah: Laa ilaaha illallah wahdahu laa syariikalah, lahul mulku walahul hamdu wahuwa ‘ala kulli syai’in qadiir." (HR. Tirmidzi)
Talbiyah yang sering diucapkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan para sahabat adalah:
لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لَا شَرِيكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ، لَا شَرِيكَ لَكَ
"Aku penuhi panggilan-Mu ya Allah, aku penuhi panggilan-Mu. Tidak ada sekutu bagi-Mu, aku penuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji, nikmat, dan kerajaan hanya milik-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu."
Sa’i sebagai Pengingat Perjuangan Hajar
Sunnah lainnya dalam ibadah haji adalah berlari-lari kecil saat sa’i antara bukit Shafa dan Marwah. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
اسْعَوْا فَإِنَّ اللَّهَ كَتَبَ عَلَيْكُمُ السَّعْيَ
"Lakukanlah sa’i, karena Allah telah menetapkan sa’i atas kalian." (HR. Ahmad)
Sa’i merupakan bentuk penghormatan kepada perjuangan Siti Hajar dalam mencari air untuk putranya, Nabi Ismail ‘Alaihis Salam. Melalui sa’i, seorang jamaah diingatkan akan pentingnya tawakal kepada Allah dalam setiap usaha yang dilakukan.
Mabit di Mina dan Muzdalifah
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga menganjurkan para jamaah untuk bermalam (mabit) di Muzdalifah dan Mina sebagai bagian dari sunnah haji. Dalam sebuah hadist disebutkan:
كُنَّا نُصَلِّي الْمَغْرِبَ وَالْعِشَاءَ جَمِيعًا بِمُزْدَلِفَةَ وَنَبِيتُ هُنَاكَ
"Kami melakukan shalat Maghrib dan Isya secara jama’ di Muzdalifah dan bermalam di sana." (HR. Muslim)
Mabit di Mina dan Muzdalifah mengajarkan jamaah tentang kesederhanaan, kesabaran, dan kebersamaan dalam menjalankan ibadah.
Perjalanan Haji yang Berkah Bersama Mabruk Tour
Menunaikan ibadah haji dengan khusyuk dan nyaman adalah impian setiap muslim. Mabruk Tour hadir untuk membantu sahabat mewujudkan perjalanan haji yang penuh keberkahan. Dengan layanan terbaik, bimbingan dari para ustadz berpengalaman, serta fasilitas yang nyaman, sahabat dapat menjalankan ibadah dengan lebih tenang.
Jangan tunda kesempatan berharga ini. Segera daftarkan diri sahabat bersama Mabruk Tour dan raih pengalaman ibadah haji yang tak terlupakan. Kunjungi www.mabruk.co.id untuk informasi lebih lanjut dan bergabung dalam perjalanan menuju Baitullah dengan penuh keikhlasan dan ketakwaan.