Melaksanakan ibadah umroh ke Tanah Suci adalah impian banyak umat Islam di Indonesia. Selain menjadi perjalanan penuh makna keimanan, umroh juga menjadi momen bertemu dengan budaya dan kebiasaan baru, termasuk soal makanan. Bagi sebagian orang, kekhawatiran tentang selera makan saat berada di luar negeri sering kali muncul. Namun Sahabat tak perlu risau. Kuliner khas Arab ternyata memiliki banyak kesamaan dengan masakan Nusantara, terutama dalam hal bumbu dan teknik memasak.
Beragam makanan khas Arab ternyata cukup ramah untuk lidah orang Indonesia yang terbiasa dengan cita rasa kaya rempah, nasi sebagai makanan pokok, serta hidangan yang gurih dan bertekstur lembut. Artikel ini akan mengulas berbagai makanan khas Arab yang tidak hanya populer, tetapi juga mudah diterima oleh lidah Nusantara. Jadi, ketika menunaikan ibadah umroh, Sahabat bisa tetap menikmati makanan lezat tanpa harus beradaptasi terlalu lama dengan cita rasa baru.
1. Nasi Kabsa – Nasi Berempah Favorit Jamaah
Kabsa bisa dibilang sebagai “nasi gorengnya” orang Arab. Hidangan ini berbahan dasar beras basmati yang dimasak bersama aneka rempah seperti kapulaga, kayu manis, cengkeh, lada hitam, serta tomat dan kaldu daging. Daging ayam atau kambing biasanya menjadi pelengkap utama.
Rasa Kabsa cukup mirip dengan nasi kebuli yang sudah dikenal luas di Indonesia. Tekstur nasi yang lembut, rasa yang tidak terlalu pedas, serta aroma khas rempah membuat makanan ini sangat cocok untuk Sahabat yang menginginkan kenyamanan rasa seperti di rumah.
2. Nasi Mandi – Alternatif Lembut dan Gurih
Mandi adalah varian lain dari nasi khas Arab yang sangat populer di kalangan jamaah umroh. Meskipun memiliki tampilan mirip dengan Kabsa, Nasi Mandi memiliki rasa yang lebih ringan karena dimasak dengan teknik kukus atau panggang. Nasi Mandi biasanya disajikan dengan daging kambing muda atau ayam yang empuk dan juicy.
Cita rasa Mandi sangat akrab dengan lidah Nusantara yang menyukai rasa gurih, tidak terlalu kuat rempahnya, dan tekstur nasi yang lembut. Tambahan acar atau saus sambal khas Arab akan menambah kenikmatan dalam setiap suapannya.
3. Shawarma – Versi Arab dari Kebab
Shawarma merupakan roti pipih yang diisi dengan potongan daging ayam atau sapi yang dipanggang berputar, lalu ditambahkan saus yoghurt atau tahini dan potongan sayur segar. Sekilas, Shawarma sangat mirip dengan kebab yang kini sudah umum ditemui di berbagai kota di Indonesia.
Tekstur dagingnya lembut, bumbunya tidak terlalu kuat, dan roti pita yang lembut membuat Shawarma jadi makanan favorit banyak jamaah dari Asia Tenggara. Rasanya mudah diterima dan sangat cocok sebagai pilihan makan siang yang ringan namun mengenyangkan.
4. Sambusa – Gorengan Renyah yang Menggoda
Siapa bilang orang Arab tidak suka gorengan? Sambusa, atau yang dikenal juga sebagai samosa di wilayah India, adalah camilan berbentuk segitiga yang berisi daging cincang, bawang bombay, dan rempah. Kulit luarnya renyah dan gurih, sementara bagian dalamnya lembut dan penuh rasa.
Sambusa sangat mirip dengan pastel goreng di Indonesia. Tak heran jika makanan ini begitu digemari oleh jamaah asal Nusantara. Apalagi sambusa sangat mudah ditemui saat bulan Ramadhan sebagai menu berbuka puasa.
5. Harees – Bubur Gandum yang Menenangkan
Harees merupakan bubur khas Arab yang terbuat dari gandum dan daging, biasanya ayam atau kambing. Teksturnya halus dan sangat lembut, mirip dengan bubur ayam Indonesia, hanya saja dengan rasa yang lebih gurih dan aroma daging yang kuat.
Cocok disantap di pagi hari atau saat perut terasa kurang nyaman setelah perjalanan jauh, Harees memberikan rasa nyaman yang menenangkan. Bagi Sahabat yang merindukan makanan sederhana, Harees bisa jadi pilihan tepat.
6. Mutabbaq – Martabak ala Arab
Mutabbaq sangat populer di Makkah dan sekitarnya. Bentuk dan tampilannya mirip sekali dengan martabak telur di Indonesia. Isinya terdiri dari daging cincang, telur, dan daun bawang, dibungkus dengan adonan tipis, lalu digoreng hingga renyah.
Rasa Mutabbaq cukup bersahabat dengan lidah Indonesia karena mirip dengan jajanan pasar yang biasa kita temui di tanah air. Camilan ini cocok disantap saat sore menjelang malam sambil menikmati suasana Tanah Suci yang damai.
7. Kebab – Sate Timur Tengah yang Mengenyangkan
Bagi Sahabat yang menyukai daging panggang, kebab ala Arab adalah pilihan yang tepat. Daging sapi atau kambing dibumbui dengan rempah-rempah lalu dibakar hingga matang. Biasanya disajikan dengan nasi, roti, atau salad sayur segar.
Rasa dagingnya juicy dan bumbunya tidak terlalu tajam. Kebab ini sangat mirip dengan sate Maranggi atau sate Padang namun dalam versi Timur Tengah. Cara memasaknya juga bersih dan cocok bagi yang memperhatikan kesehatan selama perjalanan umroh.
8. Luqaimat – Camilan Manis Penutup Sempurna
Luqaimat adalah bola-bola kecil dari adonan tepung yang digoreng hingga garing dan kemudian disiram madu atau sirup kurma. Rasanya manis, lembut di dalam, dan renyah di luar. Camilan ini sering dijadikan penutup atau sajian saat minum teh.
Cita rasa Luqaimat sangat akrab dengan lidah Nusantara yang menyukai makanan penutup seperti onde-onde atau klepon. Teksturnya ringan, sehingga bisa dinikmati kapan saja tanpa merasa terlalu kenyang.
9. Teh Arab dan Qahwa – Minuman Pelengkap Hidangan
Sebagai pelengkap makanan, Sahabat bisa menikmati Teh Arab yang disajikan dengan daun mint atau rempah seperti kayu manis, serta Qahwa (kopi Arab) yang menggunakan kapulaga sebagai penambah aroma. Kedua minuman ini biasanya disajikan dalam cangkir kecil tanpa gula, menyegarkan dan menenangkan.
Teh dan Qahwa adalah bentuk penghormatan kepada tamu dalam budaya Arab. Menyeruput teh hangat setelah makan besar akan memberikan sensasi relaksasi dan menyempurnakan waktu bersantai bersama jamaah lainnya.
10. Kuliner Arab yang Telah Diadaptasi di Indonesia
Beberapa makanan khas Arab kini telah diadaptasi dan menjadi bagian dari kuliner Indonesia. Misalnya nasi kebuli, roti maryam, hingga martabak telur. Hal ini membuktikan bahwa cita rasa Arab tidak asing bagi masyarakat Indonesia.
Banyak restoran di tanah air yang juga menyajikan makanan khas Arab dengan penyesuaian rasa. Jadi, ketika Sahabat mencicipi hidangan asli di Tanah Suci, rasa dan aroma yang familiar akan membuat pengalaman kuliner semakin menyenangkan.
Makanan khas Arab ternyata sangat ramah dan cocok untuk lidah Nusantara. Kekayaan rasa dari rempah-rempah alami, teknik memasak yang sederhana, dan bahan-bahan segar menjadikan kuliner Arab tidak hanya menggugah selera tetapi juga nyaman disantap oleh jamaah dari Indonesia. Menjalani ibadah umroh sambil menikmati aneka kuliner lezat tentu akan membuat perjalanan Sahabat semakin menyenangkan dan berkesan.
Bagi Sahabat yang ingin merasakan langsung kelezatan makanan khas Arab sambil menunaikan ibadah umroh dengan khidmat dan bimbingan yang terpercaya, Mabruk Tour siap menjadi sahabat perjalanan ke Tanah Suci. Dengan pengalaman dan pelayanan terbaik, Mabruk Tour memberikan paket umroh yang tidak hanya fokus pada ibadah, tetapi juga memperhatikan kenyamanan, termasuk soal kuliner selama di Arab Saudi.
Jangan ragu untuk mewujudkan perjalanan penuh keimanan bersama Mabruk Tour. Kunjungi www.mabruk.co.id dan temukan berbagai pilihan program umroh yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan Sahabat. Biarkan Mabruk Tour menemani setiap langkah menuju Baitullah dengan aman, nyaman, dan penuh berkah.