Sa’i antara Shafa dan Marwah merupakan salah satu rangkaian penting dalam ibadah umroh yang tidak hanya mengandung gerakan fisik, tetapi juga sarat dengan makna keimanan yang sangat mendalam. Setiap langkah yang ditempuh jamaah saat berjalan bolak-balik di antara dua bukit tersebut sejatinya adalah napak tilas perjuangan seorang wanita mulia, Siti Hajar, dalam menjaga kehidupan dan ketaatan kepada Allah SWT.
Bagi Sahabat yang sedang mendalami makna ibadah umroh, memahami filosofi sa’i akan membantu menghadirkan kekhusyukan yang lebih kuat. Sa’i bukan sekadar berjalan cepat atau berlari kecil, melainkan simbol ikhtiar tanpa henti, keyakinan penuh kepada Allah, serta pengorbanan yang lahir dari cinta dan keimanan.
Pengertian Sa’i dalam Ibadah Umroh
Secara bahasa, sa’i berarti berjalan atau berusaha. Dalam pelaksanaan umroh, sa’i adalah kegiatan berjalan bolak-balik sebanyak tujuh kali antara Bukit Shafa dan Bukit Marwah, dimulai dari Shafa dan diakhiri di Marwah.
Namun dalam perspektif keimanan, sa’i mengajarkan bahwa setiap usaha manusia harus dibingkai dengan niat yang lurus dan keyakinan kepada Allah SWT. Sa’i menjadi bukti bahwa Islam tidak mengajarkan kepasrahan tanpa usaha, melainkan keseimbangan antara ikhtiar dan tawakal.
Sejarah Sa’i: Keteladanan Siti Hajar
Makna sa’i tidak bisa dilepaskan dari kisah Siti Hajar dan Nabi Ismail AS. Ketika Nabi Ibrahim AS meninggalkan istri dan putranya di lembah gersang atas perintah Allah, Siti Hajar tidak berputus asa. Dengan penuh keimanan, beliau berlari-lari kecil antara Shafa dan Marwah untuk mencari air demi menyelamatkan putranya.
Sa’i adalah penghormatan atas keteguhan iman dan ketulusan seorang ibu. Dalam kondisi paling sulit, Siti Hajar tidak menyalahkan takdir, tetapi terus berusaha sembari menggantungkan harapan hanya kepada Allah SWT.
Sa’i sebagai Simbol Ikhtiar Maksimal
Setiap langkah dalam sa’i melambangkan usaha manusia yang harus dilakukan secara sungguh-sungguh. Islam tidak mengajarkan umatnya untuk hanya berdoa tanpa bergerak. Justru sa’i menegaskan bahwa doa dan usaha harus berjalan beriringan.
Makna keimanan ini sangat relevan dalam kehidupan sehari-hari. Ketika Sahabat menghadapi kesulitan hidup, sa’i mengajarkan untuk tidak berhenti berusaha, meskipun hasil belum terlihat. Allah SWT mencintai hamba-Nya yang terus berikhtiar dengan niat yang benar.
Tawakal Setelah Ikhtiar
Meskipun Siti Hajar telah berusaha maksimal, air zamzam tidak muncul dari usaha beliau, melainkan dari pertolongan Allah. Ini menegaskan bahwa hasil akhir bukan berada di tangan manusia, tetapi sepenuhnya milik Allah SWT.
Sa’i mengajarkan bahwa setelah usaha dilakukan dengan sungguh-sungguh, hati harus dipenuhi tawakal. Inilah puncak keimanan: bekerja keras tanpa sombong, dan berserah diri tanpa putus asa.
Gerakan Bolak-Balik dan Makna Konsistensi
Sa’i dilakukan dengan gerakan bolak-balik sebanyak tujuh kali. Ini bukan tanpa makna. Konsistensi dan ketekunan menjadi pesan utama di baliknya. Satu atau dua kali usaha tidak cukup; diperlukan kesabaran dan pengulangan.
Dalam kehidupan, sering kali hasil tidak langsung terlihat. Sa’i mengajarkan bahwa keimanan menuntut keteguhan untuk terus melangkah meski harus mengulang usaha yang sama berkali-kali.
Berlari Kecil di Antara Dua Tanda Hijau
Pada bagian tertentu antara Shafa dan Marwah, jamaah dianjurkan berlari kecil. Ini melambangkan kondisi Siti Hajar yang semakin cemas namun tetap berusaha. Gerakan ini bukan sekadar ritual, melainkan refleksi dari urgensi dan kesungguhan dalam ikhtiar.
Makna keimanan yang terkandung di dalamnya adalah keseriusan dalam berusaha. Ketika kebutuhan mendesak, seorang hamba harus semakin mendekat kepada Allah dengan doa dan usaha yang lebih kuat.

Sa’i dan Keteguhan Hati Seorang Ibu
Sa’i juga menjadi simbol kemuliaan peran seorang ibu dalam Islam. Perjuangan Siti Hajar diabadikan dalam ibadah yang dilakukan jutaan umat Islam sepanjang zaman. Ini menunjukkan bahwa pengorbanan yang dilandasi keimanan tidak akan pernah sia-sia.
Dari sa’i, Sahabat belajar bahwa setiap pengorbanan, sekecil apa pun, akan bernilai besar di sisi Allah jika dilakukan dengan keikhlasan dan keyakinan penuh.
Makna Sa’i bagi Kehidupan Modern
Dalam kehidupan modern yang penuh tantangan, makna sa’i sangat relevan. Tekanan ekonomi, masalah keluarga, dan ujian hidup lainnya sering membuat manusia merasa lelah. Sa’i mengajarkan untuk terus bergerak, tidak menyerah, dan tetap berharap kepada Allah.
Sa’i juga mengingatkan bahwa jalan menuju pertolongan Allah sering kali melalui proses yang panjang. Kesabaran, doa, dan ikhtiar harus berjalan seiring dalam setiap fase kehidupan.
Sa’i sebagai Penyucian Jiwa
Selain gerakan fisik, sa’i juga menjadi sarana penyucian hati. Setiap langkah diiringi dzikir dan doa, mengikis kesombongan, serta menumbuhkan rasa butuh kepada Allah SWT.
Makna keimanan ini menjadikan sa’i bukan sekadar rukun umroh, tetapi juga terapi hati. Jiwa yang lelah oleh urusan dunia dipulihkan dengan keyakinan bahwa Allah tidak pernah meninggalkan hamba-Nya.
Menghidupkan Makna Sa’i Setelah Umroh
Makna sa’i seharusnya terus hidup setelah jamaah kembali ke tanah air. Semangat ikhtiar, keteguhan hati, dan tawakal perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam pekerjaan, keluarga, maupun ibadah.
Jika nilai-nilai sa’i benar-benar diresapi, maka umroh tidak hanya menjadi perjalanan fisik, tetapi titik balik keimanan yang membentuk pribadi lebih sabar, kuat, dan berserah diri kepada Allah SWT.
Menunaikan umroh dengan pemahaman mendalam tentang makna sa’i akan menghadirkan pengalaman ibadah yang lebih hidup dan berkesan. Mabruk Tour senantiasa berkomitmen mendampingi jamaah tidak hanya dalam aspek teknis perjalanan, tetapi juga dalam penguatan keimanan agar setiap rangkaian ibadah dijalani dengan penuh kesadaran dan kekhusyukan.
Bagi Sahabat yang merindukan perjalanan umroh yang tertata, nyaman, dan sarat makna, Mabruk Tour siap menjadi mitra terbaik menuju Baitullah. Informasi lengkap mengenai program umroh, jadwal keberangkatan, serta bimbingan manasik dapat Sahabat akses melalui www.mabruk.co.id. Semoga Allah SWT memudahkan langkah, melapangkan niat, dan menerima setiap ikhtiar menuju rumah-Nya.