Informasi Umrah

Semua informasi suputar ibadah umrah dan haji

Membuat Konten Umroh Sesuai Nilai Islami: Jangan Abaikan Adab

Umroh dan Media Sosial: Dua Hal yang Kini Tak Terpisahkan

Umroh sebagai salah satu ibadah mulia telah menjadi impian banyak muslim di seluruh dunia. Berjalan di antara jejak para nabi, melihat Ka’bah dengan mata kepala sendiri, dan bersujud di Masjidil Haram adalah momen luar biasa yang mengguncang jiwa. Dalam era digital seperti sekarang, tidak sedikit jamaah yang ingin mengabadikan pengalaman umroh melalui media sosial. Namun, di balik semangat berbagi tersebut, penting bagi setiap muslim untuk memahami bahwa membuat konten saat umroh harus tetap sesuai dengan nilai-nilai Islami dan tidak mengabaikan adab.

Perjalanan ke Tanah Suci bukan sekadar perjalanan fisik, tapi merupakan perjalanan keimanan. Maka, dalam menyampaikan cerita dan pengalaman melalui konten digital, nilai keikhlasan, kesederhanaan, dan akhlak Islami tidak boleh ditinggalkan. Tujuan utama dari ibadah ini tetap harus dijaga, agar setiap langkah di tanah suci benar-benar mendekatkan diri kepada Allah, bukan semata mendekatkan diri kepada perhatian manusia.

Mengapa Konten Umroh Perlu Diperhatikan Nilainya?

Konten Bisa Menjadi Ladang Pahala, Tapi Juga Bisa Jadi Jalan Riya

Setiap perbuatan dinilai dari niatnya. Ketika seorang jamaah mengambil foto atau membuat video saat umroh, lalu membagikannya di media sosial, maka niat yang mendasarinya akan sangat memengaruhi nilai perbuatannya. Jika tujuannya untuk mengajak orang lain turut menunaikan ibadah umroh dan memperlihatkan indahnya Islam, maka itu bisa menjadi ladang pahala. Namun jika tujuan utamanya adalah pamer, mencari pengakuan, atau ingin viral, maka niat tersebut bisa mengarah kepada riya.

Riya adalah penyakit hati yang sangat halus dan seringkali tidak disadari. Rasulullah ﷺ bersabda:

“Sesungguhnya yang paling aku takutkan atas kalian adalah syirik kecil.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah syirik kecil itu?” Beliau menjawab, “Riya.”
(HR. Ahmad)

Maka dari itu, sebelum membagikan konten umroh ke publik, penting bagi Sahabat untuk memeriksa kembali niat. Apakah konten tersebut akan membawa maslahat bagi keimanan orang lain? Atau justru bisa memunculkan kesombongan dan rasa takjub terhadap diri sendiri?

Menjaga Kesucian Tempat Ibadah dari Kehilangan Kekhusyukan

Masjidil Haram dan Masjid Nabawi bukanlah tempat biasa. Ia adalah tempat yang disucikan, tempat di mana hati seharusnya larut dalam doa, dzikir, dan penghambaan. Membuat konten dengan gaya yang tidak tepat — seperti tertawa terbahak-bahak, berswafoto dengan pose berlebihan, atau memakai busana tidak pantas — bisa mencederai nilai kesucian tempat tersebut.

Sahabat tentu sering menjumpai foto atau video dari jamaah yang justru lebih menonjolkan gaya hidup mewah, fashion, atau menunjukkan kemesraan suami istri secara berlebihan. Padahal, semua itu kurang selaras dengan ruh ibadah umroh yang menuntut ketawadhuan dan kesederhanaan. Maka penting sekali untuk menyelaraskan ekspresi diri di media sosial dengan adab Islami.

Prinsip-Prinsip Membuat Konten Umroh yang Sesuai Syariat

1. Luruskan Niat dari Awal

Niat adalah fondasi dari setiap amal. Sebelum memutuskan untuk mengambil gambar atau membuat video, pastikan niat benar-benar karena Allah. Jangan sampai ibadah yang seharusnya menjadi bentuk ketaatan justru terkontaminasi oleh niat duniawi.

Jika ingin berbagi pengalaman, niatkan untuk menginspirasi, mengajak saudara sesama muslim untuk lebih dekat kepada Allah, dan menyebarkan kebaikan. Konten yang dibuat dengan niat yang tulus akan terasa berbeda — lebih sejuk, penuh makna, dan bisa menyentuh hati yang melihat.

2. Pilih Momen yang Tepat dan Tidak Mengganggu Ibadah

Membuat konten tidak boleh mengganggu jalannya ibadah. Jangan mengambil gambar saat tengah thawaf, sa’i, atau ketika sedang shalat. Selain mengganggu diri sendiri, hal tersebut juga bisa mengganggu jamaah lain. Ada baiknya mengambil momen di luar waktu ibadah atau setelah selesai menunaikan kewajiban utama.

Mengambil gambar bersama rombongan sebagai kenang-kenangan boleh saja, asalkan tidak dilakukan di tempat yang mengganggu jalur ibadah dan tetap menjaga adab berpakaian serta ekspresi wajah.

3. Jaga Etika Berpakaian dan Sikap

Berpakaian rapi dan sopan merupakan salah satu bentuk adab dalam membuat konten Islami. Terlebih di Tanah Suci, tempat di mana seluruh umat Islam datang dengan harapan ampunan dan rahmat dari Allah. Maka, sangat tidak etis jika konten umroh dipenuhi dengan pakaian ketat, pose yang berlebihan, atau gaya yang tidak mencerminkan seorang muslim yang sedang beribadah.

Sikap dalam video atau foto pun penting untuk dijaga. Senyum ramah dan ekspresi khusyuk lebih baik dibanding pose yang dibuat-buat. Tujuannya agar orang yang melihat merasa teduh, bukan malah terganggu dengan penampilan yang terlalu dibuat-buat.

4. Hindari Eksploitasi Orang Lain untuk Konten

Banyak konten umroh yang tanpa sadar mengeksploitasi orang lain. Misalnya, merekam jamaah yang sedang menangis, merekam orang tua yang kelelahan, atau menyorot petugas kebersihan tanpa izin. Meskipun niatnya mungkin ingin menunjukkan perjuangan jamaah lain, namun tetap saja hal itu menyentuh ranah privasi dan bisa menyinggung.

Islam mengajarkan untuk menjaga kehormatan sesama muslim. Jika ingin membuat konten yang melibatkan orang lain, sebaiknya minta izin terlebih dahulu. Jika tidak bisa, lebih baik hindari daripada menimbulkan mudarat.

5. Tampilkan Nilai Islami dalam Pesan Konten

Konten yang baik adalah konten yang membawa pesan. Konten umroh yang Islami sebaiknya disertai dengan kalimat pengingat, kutipan ayat Al-Qur'an, hadits, atau refleksi keimanan yang bisa mengajak penonton untuk mendekat kepada Allah. Dengan begitu, konten tersebut tidak hanya menjadi dokumentasi visual, tapi juga menjadi sarana dakwah.

Sahabat bisa menambahkan narasi lembut tentang keutamaan umroh, pentingnya taubat, keajaiban doa, atau ketenangan hati saat bersujud di Masjidil Haram. Dengan cara ini, media sosial bisa menjadi ladang dakwah yang berfaedah.

Dampak Positif Membuat Konten Umroh yang Beradab

Ketika konten dibuat dengan mempertimbangkan nilai-nilai Islami, ia akan lebih bernilai dan membawa manfaat. Sahabat bisa menginspirasi banyak orang untuk berangkat ke Tanah Suci, memperbaiki niat ibadah, dan menumbuhkan rasa cinta terhadap Allah dan Rasul-Nya. Selain itu, konten yang beradab akan jauh dari kontroversi dan lebih mudah diterima oleh banyak kalangan.

Lebih dari itu, konten yang baik akan menjadi saksi atas keimanan di hari kiamat. Bayangkan, betapa mulianya jika konten yang dibuat menjadi sebab orang lain berangkat umroh, memperbaiki shalatnya, atau menguatkan kembali keimanannya.


Sahabat yang dirahmati Allah, perjalanan umroh bukanlah sekadar perjalanan wisata religi, melainkan momentum suci untuk menyucikan hati, memperbanyak amal, dan memohon pengampunan. Maka, mari manfaatkan teknologi dengan bijak. Buatlah konten yang tidak hanya indah di mata, tetapi juga menyentuh hati dan mempertebal keimanan.

Bersama Mabruk Tour, Sahabat akan didampingi oleh tim yang memahami pentingnya ibadah yang khusyuk dan penuh adab. Tidak hanya membimbing secara teknis selama umroh, tapi juga membekali dengan ilmu dan penghayatan nilai Islami. Temukan berbagai paket umroh yang sesuai kebutuhan Sahabat di www.mabruk.co.id, dan mari songsong perjalanan penuh keberkahan dengan langkah yang terarah.

Tidak perlu menunggu sempurna untuk berangkat ke Tanah Suci. Justru umroh bisa menjadi titik balik untuk memperbaiki diri dan menjemput rahmat Allah. Yuk, niatkan dari sekarang, ikhtiarkan dengan sungguh-sungguh, dan jadikan perjalanan umroh bersama Mabruk Tour sebagai kisah nyata perubahan hidup Sahabat menuju kebaikan yang abadi.