
Hajar Aswad adalah batu hitam yang terletak di sudut tenggara Ka'bah, tepatnya di sisi yang menjadi titik awal dan akhir tawaf. Batu suci ini diyakini berasal dari surga dan menjadi saksi bagi setiap jamaah yang melaksanakan ibadah tawaf. Banyak jamaah yang berusaha untuk mencium Hajar Aswad setelah menyelesaikan tawaf sebagai bentuk kecintaan kepada Allah SWT dan meneladani Rasulullah SAW.
Namun, tidak sedikit yang bertanya-tanya, apakah mencium Hajar Aswad setelah tawaf adalah kewajiban yang harus dilakukan setiap jamaah, ataukah hanya sunnah yang dianjurkan? Apakah tawaf tetap sah jika tidak bisa mencium Hajar Aswad karena keramaian yang sangat padat?
Artikel ini akan membahas secara mendalam mengenai hukum mencium Hajar Aswad setelah tawaf, sejarah dan maknanya dalam Islam, serta cara melakukannya dengan tertib dan aman tanpa melanggar etika ibadah di Tanah Suci.
Sejarah dan Kedudukan Hajar Aswad dalam Islam
Hajar Aswad memiliki kedudukan yang sangat istimewa dalam Islam. Menurut riwayat, Hajar Aswad diturunkan dari surga kepada Nabi Ibrahim AS saat beliau membangun Ka'bah bersama putranya, Nabi Ismail AS. Dalam keadaan aslinya, Hajar Aswad berwarna putih bersih, namun kemudian berubah menjadi hitam akibat dosa-dosa manusia yang menyentuhnya.
Rasulullah SAW sangat menghormati Hajar Aswad dan selalu menciumnya setiap kali melakukan tawaf. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas RA, Rasulullah SAW bersabda, “Hajar Aswad diturunkan dari surga dalam keadaan lebih putih dari susu, namun dosa-dosa anak cucu Adam menjadikannya hitam.” (HR. Tirmidzi).
Berdasarkan hadis ini, mencium Hajar Aswad dianggap sebagai amalan yang mulia dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Namun, Rasulullah SAW juga memberikan kemudahan bagi umatnya yang tidak dapat mencium Hajar Aswad secara langsung dengan melakukan istilam, yaitu memberi isyarat dari jauh.
Hukum Mencium Hajar Aswad dalam Ibadah Tawaf
Secara syariat, hukum mencium Hajar Aswad setelah tawaf adalah sunnah muakkad, yaitu sunnah yang sangat dianjurkan namun tidak wajib. Hal ini berarti, jika dilakukan, jamaah akan mendapatkan pahala dan keberkahan. Namun, jika tidak dapat melakukannya, ibadah tawaf tetap sah dan sempurna.
Para ulama sepakat bahwa mencium Hajar Aswad bukanlah syarat sah tawaf. Tawaf tetap sah asalkan dilakukan sebanyak tujuh putaran dengan tertib dan khusyuk. Ini menunjukkan bahwa mencium Hajar Aswad hanyalah amalan sunnah yang tidak boleh dipaksakan, terutama jika situasi di sekitar Ka'bah sangat padat.
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Umar bin Khattab RA, beliau berkata saat mencium Hajar Aswad, “Aku tahu bahwa engkau hanyalah batu yang tidak dapat memberi manfaat dan mudharat. Seandainya aku tidak melihat Rasulullah menciummu, aku pun tidak akan menciummu.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Pernyataan Umar RA ini menegaskan bahwa mencium Hajar Aswad dilakukan semata-mata karena mengikuti sunnah Rasulullah SAW, bukan karena mengkultuskannya. Dengan demikian, hukum mencium Hajar Aswad adalah sunnah yang berpahala, bukan kewajiban dalam ibadah tawaf.
Mengapa Rasulullah SAW Mencium Hajar Aswad?
Rasulullah SAW mencium Hajar Aswad sebagai bentuk penghormatan terhadap benda suci yang diturunkan dari surga dan sebagai teladan bagi umatnya dalam beribadah. Dalam sejarah, Rasulullah SAW selalu mencium Hajar Aswad setiap kali melakukan tawaf dan mengajarkan umat Islam untuk melakukannya sebagai bagian dari rangkaian ibadah haji dan umroh.
Namun, ketika kondisi di sekitar Hajar Aswad sangat padat dan sulit dijangkau, Rasulullah SAW memberikan contoh dengan melakukan istilam, yaitu memberi isyarat dari jauh ke arah Hajar Aswad sambil mengucapkan “Bismillahi Allahu Akbar” dan melanjutkan tawaf seperti biasa.
Perbuatan Rasulullah SAW ini menunjukkan betapa fleksibelnya syariat Islam yang memberikan kemudahan bagi jamaah dalam melaksanakan ibadah tanpa harus memaksakan diri hingga menimbulkan kesulitan atau bahaya.
Apakah Mencium Hajar Aswad Wajib Dilakukan dalam Setiap Tawaf?
Mencium Hajar Aswad bukanlah kewajiban dalam setiap tawaf. Tawaf tetap sah meski tanpa mencium Hajar Aswad. Jika situasi tidak memungkinkan, misalnya karena terlalu padat atau khawatir menimbulkan bahaya, jamaah cukup melakukan istilam dari jauh.
Islam mengajarkan untuk tidak memaksakan diri dalam beribadah hingga menyakiti diri sendiri maupun jamaah lain. Oleh karena itu, mencium Hajar Aswad tidak boleh dilakukan dengan cara berdesakan, mendorong, atau menyikut jamaah lain. Rasulullah SAW melarang perbuatan yang menyakiti sesama muslim, terutama di dalam Masjidil Haram yang merupakan tempat suci.
Cara Mencium Hajar Aswad dengan Tertib dan Aman
Bagi Sahabat yang memiliki kesempatan untuk mencium Hajar Aswad, lakukanlah dengan tertib dan aman. Persiapkan diri dengan niat yang ikhlas semata-mata untuk mengikuti sunnah Rasulullah SAW dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Lakukan tawaf dengan tenang dan khusyuk tanpa terburu-buru. Jika melihat kesempatan untuk mendekat ke arah Hajar Aswad, berjalanlah dengan tenang dan tidak berdesakan. Jika sudah berada di depan Hajar Aswad, ciumlah dengan lembut dan segera bergeser untuk memberi kesempatan kepada jamaah lain.
Jika situasi sangat padat dan tidak memungkinkan untuk mencium Hajar Aswad secara langsung, lakukan istilam dengan mengangkat tangan kanan ke arah Hajar Aswad sambil mengucapkan “Bismillahi Allahu Akbar.” Cara ini tetap sah dan mendapatkan pahala mengikuti sunnah Rasulullah SAW.
Kesimpulan: Sunnah yang Dianjurkan, Bukan Kewajiban
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa mencium Hajar Aswad setelah tawaf adalah sunnah yang sangat dianjurkan namun tidak wajib. Rasulullah SAW mencium Hajar Aswad sebagai bentuk kecintaan kepada Allah SWT dan meneladani Nabi Ibrahim AS.
Namun, jika tidak dapat melakukannya karena situasi yang padat, istilam dari jauh sudah cukup dan tawaf tetap sah. Islam memberikan kemudahan dalam beribadah untuk menjaga keamanan dan kenyamanan jamaah.
Jika Sahabat berencana melaksanakan ibadah umroh, persiapkanlah diri dengan ilmu yang cukup mengenai hukum mencium Hajar Aswad dan cara melakukannya dengan tertib dan aman.
Ingin merasakan keindahan mencium Hajar Aswad dengan aman dan nyaman? Mabruk Tour siap mendampingi Sahabat dalam perjalanan ibadah umroh yang penuh keberkahan. Dengan pembimbing berpengalaman, Sahabat akan mendapatkan panduan lengkap dalam setiap rangkaian ibadah, termasuk cara mencium Hajar Aswad tanpa harus berdesakan.
Mabruk Tour juga menyediakan paket umroh dengan fasilitas terbaik yang menjamin kenyamanan selama berada di Tanah Suci. Kunjungi www.mabruk.co.id untuk informasi lebih lanjut mengenai paket umroh yang tersedia. Bersama Mabruk Tour, Sahabat bisa menjalani ibadah umroh dengan khusyuk dan lebih sempurna.