
Thawaf ifadah adalah salah satu rukun haji yang wajib dilakukan oleh setiap jamaah yang menunaikan ibadah haji. Thawaf ini memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kesempurnaan haji, sehingga jika tidak dilakukan, maka hajinya tidak sah. Karena itu, memahami esensi, syarat, dan hikmah di balik thawaf ifadah menjadi sangat penting bagi setiap Muslim yang ingin melaksanakan ibadah haji dengan sempurna.
Sebagai salah satu bentuk ibadah yang dilakukan langsung di Masjidil Haram, thawaf ifadah memiliki banyak keutamaan. Tidak hanya sekadar memenuhi syarat sahnya haji, thawaf ini juga memiliki makna yang dalam dalam hal ketundukan kepada Allah. Dengan memahami pentingnya thawaf ifadah, sahabat bisa lebih mempersiapkan diri untuk menjalankan ibadah ini dengan khusyuk dan penuh keimanan.
Pengertian Thawaf Ifadah
Thawaf ifadah adalah thawaf yang dilakukan oleh jamaah haji setelah menyelesaikan beberapa rangkaian ibadah haji, termasuk wukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah, dan melempar jumrah aqabah di Mina. Kata "ifadah" sendiri memiliki arti "kembali," yang mengacu pada kembalinya jamaah ke Masjidil Haram untuk mengelilingi Ka’bah setelah menyelesaikan sebagian besar rangkaian haji.
Dalam beberapa literatur Islam, thawaf ini juga disebut sebagai thawaf ziyarah karena dilakukan sebagai bentuk "kunjungan" kembali ke Baitullah setelah perjalanan panjang dari Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Tanpa thawaf ifadah, ibadah haji seseorang dianggap tidak sah, sehingga thawaf ini menjadi syarat mutlak bagi jamaah haji.
Mengapa Thawaf Ifadah Wajib?
Thawaf ifadah diwajibkan dalam ibadah haji karena termasuk salah satu dari rukun haji yang tidak bisa digantikan dengan denda atau fidyah. Rukun haji sendiri merupakan amalan yang harus dilakukan agar haji seseorang dianggap sah di sisi Allah.
Thawaf ifadah juga merupakan bentuk penghormatan dan penghambaan kepada Allah. Dalam thawaf ini, seorang Muslim memperbarui janji keimanannya, meneguhkan ketundukan kepada Allah, dan mengingat kebesaran-Nya. Oleh karena itu, thawaf ini memiliki nilai ibadah yang sangat besar dan tidak boleh ditinggalkan oleh setiap jamaah haji.
Selain itu, thawaf ifadah juga menjadi tanda bahwa seseorang telah menyelesaikan sebagian besar rangkaian ibadah haji dan semakin mendekati tahap akhir penyempurnaan hajinya. Dengan melaksanakan thawaf ini, seorang jamaah telah membuktikan bahwa dirinya benar-benar siap kembali kepada Allah dalam keadaan suci dan penuh ketakwaan.
Syarat-Syarat Sah Thawaf Ifadah
Untuk memastikan bahwa thawaf ifadah yang dilakukan benar-benar sah dan diterima oleh Allah, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh setiap jamaah.
Salah satu syarat utama adalah suci dari hadas besar dan kecil. Jamaah harus memastikan bahwa dirinya berada dalam keadaan suci sebelum melaksanakan thawaf. Jika dalam keadaan hadas besar atau haid, maka thawaf tidak bisa dilakukan hingga kembali suci.
Syarat lain adalah menutup aurat. Seperti dalam shalat, thawaf juga mengharuskan jamaah untuk mengenakan pakaian yang menutup aurat sesuai dengan ketentuan syariat. Laki-laki diwajibkan mengenakan ihram, sementara perempuan harus berpakaian longgar dan tidak mencolok.
Thawaf ifadah juga harus dilakukan dengan mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali dan dimulai dari Hajar Aswad. Jika kurang dari tujuh putaran, maka thawaf tidak sah dan harus diulang dari awal.
Selain itu, thawaf harus dilakukan dengan berjalan kaki bagi yang mampu. Jika jamaah memiliki keterbatasan fisik, maka diperbolehkan menggunakan kursi roda atau alat bantu lainnya yang tersedia di Masjidil Haram.
Hikmah Thawaf Ifadah dalam Ibadah Haji
Setiap ibadah yang diperintahkan oleh Allah memiliki hikmah yang luar biasa, begitu juga dengan thawaf ifadah. Salah satu hikmah terbesar dari thawaf ini adalah sebagai bentuk ketundukan total kepada Allah. Dengan mengelilingi Ka’bah, seorang Muslim mengakui kebesaran Allah dan meneguhkan kembali keimanannya kepada-Nya.
Thawaf ifadah juga menjadi simbol perjalanan hidup manusia yang berputar mengelilingi satu poros utama, yaitu Allah. Seperti halnya alam semesta yang berputar mengikuti ketentuan-Nya, manusia juga harus menjadikan Allah sebagai pusat dari segala aktivitas kehidupannya.
Selain itu, thawaf ifadah juga menjadi momen refleksi bagi jamaah haji. Dalam suasana yang penuh keimanan, seorang Muslim bisa meresapi setiap langkahnya sebagai bagian dari perjalanan menuju akhirat. Setiap putaran thawaf menjadi pengingat bahwa hidup di dunia hanyalah sementara dan tujuan akhir yang sejati adalah kembali kepada Allah.
Dalam thawaf ini, jamaah juga diajarkan nilai kesabaran dan ketulusan. Dengan begitu banyaknya jamaah yang melakukan thawaf secara bersamaan, seseorang harus mampu menjaga kesabaran, tidak saling dorong, dan tetap fokus dalam beribadah. Hal ini menjadi pelajaran berharga dalam kehidupan sehari-hari, bahwa kesabaran adalah kunci dalam menghadapi setiap ujian dari Allah.
Thawaf ifadah juga membawa keberkahan dalam kehidupan seorang Muslim. Rasulullah ﷺ bersabda bahwa seorang Muslim yang menunaikan ibadah haji dengan baik akan kembali dalam keadaan suci seperti bayi yang baru lahir. Dengan melaksanakan thawaf ini, seorang jamaah bisa berharap untuk mendapatkan pengampunan dari Allah dan memulai lembaran baru dalam hidupnya.
Selain manfaat secara keimanan, thawaf ifadah juga memiliki manfaat fisik bagi jamaah. Berjalan mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali dapat menjadi bentuk latihan fisik yang baik, terutama bagi jamaah yang telah melalui perjalanan panjang dalam ibadah haji.
Kesalahan yang Perlu Dihindari Saat Thawaf Ifadah
Meskipun thawaf ifadah merupakan ibadah yang sering dilakukan oleh jamaah haji dan umroh, tetap saja ada beberapa kesalahan yang perlu dihindari. Salah satu kesalahan yang cukup umum adalah tidak memulai thawaf dari Hajar Aswad.
Beberapa jamaah kadang tidak menyadari titik awal thawaf yang benar dan langsung memulai dari posisi yang salah. Hal ini bisa menyebabkan thawaf menjadi tidak sah dan harus diulang dari awal.
Kesalahan lain yang sering terjadi adalah tidak menjaga adab selama thawaf. Dalam kondisi yang sangat ramai, terkadang ada jamaah yang tergesa-gesa, mendorong jamaah lain, atau bahkan berbicara dengan suara keras. Padahal, thawaf seharusnya dilakukan dengan ketenangan dan kekhusyukan.
Selain itu, ada juga yang terburu-buru menyelesaikan thawaf tanpa benar-benar meresapi doa dan dzikir yang dipanjatkan. Padahal, thawaf adalah salah satu momen terbaik untuk berdoa dan memohon ampunan kepada Allah.
Menjalankan ibadah haji adalah impian setiap Muslim, namun sebelum berangkat ke Tanah Suci, sahabat bisa lebih dulu merasakan nikmatnya beribadah di Baitullah dengan menunaikan umroh. Umroh menjadi kesempatan berharga untuk memperkuat keimanan, merasakan kedamaian di Tanah Suci, serta mempersiapkan diri sebelum menunaikan ibadah haji.
Mabruk Tour hadir untuk membantu sahabat dalam menjalankan ibadah umroh dengan tenang dan nyaman. Dengan pelayanan terbaik, bimbingan dari ustadz berpengalaman, serta fasilitas yang mendukung ibadah, sahabat bisa menjalankan umroh dengan penuh keberkahan. Segera kunjungi www.mabruk.co.id untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan bergabung dalam perjalanan ibadah yang penuh makna bersama Mabruk Tour.