
Rukun Yamani adalah salah satu sudut Ka'bah yang memiliki keutamaan tersendiri dalam ibadah tawaf. Rasulullah SAW selalu menyentuh Rukun Yamani saat melaksanakan tawaf, sehingga amalan ini menjadi sunnah yang dianjurkan bagi setiap jamaah. Namun, tidak sedikit yang masih bingung tentang cara menyentuh Rukun Yamani sesuai sunnah Rasulullah SAW.
Mengetahui panduan menyentuh Rukun Yamani sesuai sunnah tidak hanya memperindah ibadah tawaf, tetapi juga membantu Sahabat untuk meneladani Rasulullah SAW dalam setiap langkah ibadah. Artikel ini akan membahas secara lengkap mengenai cara menyentuh Rukun Yamani yang benar, hukum dan keutamaannya, hingga adab yang perlu dijaga saat melakukannya.
Mengenal Rukun Yamani
Rukun Yamani adalah salah satu dari empat sudut Ka'bah yang terletak sebelum Hajar Aswad jika dilihat dari arah putaran tawaf. Letaknya menghadap ke arah Yaman, sehingga dinamakan Rukun Yamani. Sudut ini memiliki keistimewaan karena merupakan salah satu bagian dari Ka'bah yang selalu disentuh Rasulullah SAW saat melaksanakan tawaf.
Berbeda dengan Hajar Aswad yang dianjurkan untuk dicium atau diberi isyarat jika tidak bisa dijangkau, Rukun Yamani hanya disunnahkan untuk disentuh tanpa dicium atau diberi isyarat. Rasulullah SAW tidak pernah memberikan isyarat pada Rukun Yamani, sehingga jamaah cukup menyentuhnya dengan tangan kanan dan melanjutkan tawaf dengan tenang.
Hukum Menyentuh Rukun Yamani
Menyentuh Rukun Yamani dalam tawaf adalah sunnah muakkadah atau sunnah yang sangat dianjurkan, namun tidak wajib. Rasulullah SAW selalu menyentuh Rukun Yamani saat tawaf, tetapi tidak pernah mewajibkannya kepada para sahabat. Oleh karena itu, jika Sahabat tidak dapat menyentuh Rukun Yamani karena keramaian atau sebab lainnya, tawaf tetap sah dan tidak perlu diulang.
Hukum ini didasarkan pada hadis dari Abdullah bin Umar RA yang mengatakan, “Aku tidak pernah melihat Rasulullah SAW menyentuh dua sudut selain Rukun Yamani dan Hajar Aswad.” (HR. Bukhari dan Muslim). Dari hadis ini, dapat dipahami bahwa menyentuh Rukun Yamani adalah sunnah yang dianjurkan, tetapi tidak diwajibkan.
Selain itu, Rasulullah SAW juga tidak pernah memberi isyarat pada Rukun Yamani ketika tidak bisa menyentuhnya. Hal ini menunjukkan bahwa menyentuh Rukun Yamani bukanlah rukun dalam tawaf, sehingga tidak memengaruhi keabsahan tawaf jika ditinggalkan.
Keutamaan Menyentuh Rukun Yamani
Menyentuh Rukun Yamani memiliki banyak keutamaan yang dapat menambah kekhusyukan dalam ibadah tawaf. Salah satunya adalah menghapus dosa-dosa kecil. Rasulullah SAW bersabda, “Menyentuh Rukun Yamani dan Hajar Aswad dapat menghapus dosa-dosa kecil.” (HR. Tirmidzi).
Selain itu, menyentuh Rukun Yamani adalah bentuk meneladani sunnah Rasulullah SAW. Dengan mengikuti sunnah, Sahabat dapat merasakan kedekatan dengan Rasulullah SAW dan memperkuat keimanan dalam setiap langkah ibadah.
Keutamaan lainnya adalah mendapatkan keberkahan dan rahmat dari Allah SWT. Sebagai bagian dari Ka'bah yang mulia, menyentuh Rukun Yamani dapat menjadi sarana mendekatkan diri kepada Allah dan meraih ridha-Nya.
Cara Menyentuh Rukun Yamani Sesuai Sunnah
Agar dapat menyentuh Rukun Yamani sesuai sunnah Rasulullah SAW, ada beberapa tata cara yang perlu diperhatikan:
- Saat mendekati Rukun Yamani dalam putaran tawaf, usahakan untuk tidak berdesakan atau mendorong jamaah lain. Lakukan dengan tenang dan sabar.
- Gunakan tangan kanan untuk menyentuh Rukun Yamani dengan lembut. Cukup dengan menyentuh tanpa mencium atau memberi isyarat.
- Setelah menyentuh Rukun Yamani, lanjutkan putaran tawaf dengan membaca doa yang dianjurkan, yaitu:
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Artinya: “Ya Allah, berikanlah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, serta peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS. Al-Baqarah: 201).
- Jika tidak bisa menyentuh Rukun Yamani karena kepadatan jamaah, lanjutkan tawaf tanpa memberi isyarat atau melambai. Berbeda dengan Hajar Aswad, Rukun Yamani tidak perlu diberikan isyarat jika tidak bisa disentuh.
Adab dan Etika saat Menyentuh Rukun Yamani
Dalam Islam, menjaga adab dan etika sangat penting dalam beribadah. Saat menyentuh Rukun Yamani, hindari dorongan atau desakan yang dapat menyakiti jamaah lain. Rasulullah SAW sangat menekankan pentingnya menjaga akhlak dan tidak menyakiti sesama muslim dalam ibadah.
Selain itu, pastikan niat menyentuh Rukun Yamani adalah untuk meneladani sunnah Rasulullah SAW dan mendekatkan diri kepada Allah SWT, bukan untuk pamer atau formalitas semata. Dengan niat yang ikhlas, Sahabat akan mendapatkan keberkahan dan pahala yang berlipat ganda.
Waktu yang Tepat untuk Menyentuh Rukun Yamani
Agar lebih mudah menyentuh Rukun Yamani tanpa berdesakan, pilihlah waktu yang tepat seperti setelah shalat Subuh atau menjelang tengah malam. Pada waktu-waktu ini, biasanya area tawaf lebih lengang sehingga Sahabat bisa melaksanakan sunnah ini dengan lebih khusyuk dan tenang.
Namun, jika kondisi di sekitar Rukun Yamani sangat padat, lebih baik melanjutkan tawaf tanpa memaksakan diri. Ingatlah bahwa menyentuh Rukun Yamani adalah sunnah yang tidak wajib, sehingga tidak perlu mengorbankan keselamatan dan kenyamanan jamaah lain.
Pentingnya Meneladani Sunnah Rasulullah SAW
Menyentuh Rukun Yamani adalah bagian dari meneladani sunnah Rasulullah SAW. Dengan mengikuti sunnah, Sahabat tidak hanya memperindah ibadah tawaf, tetapi juga memperkuat keimanan dan kedekatan kepada Rasulullah SAW.
Jika Sahabat ingin meneladani sunnah Rasulullah SAW dalam menyentuh Rukun Yamani dan merasakan kekhusyukan dalam ibadah umroh, Mabruk Tour siap membantu mewujudkannya. Dengan bimbingan dari pembimbing yang berpengalaman dan fasilitas yang nyaman, Mabruk Tour akan mendampingi Sahabat dalam setiap langkah ibadah di Tanah Suci.
Kunjungi www.mabruk.co.id untuk informasi lebih lanjut mengenai paket umroh yang ditawarkan. Bersama Mabruk Tour, Sahabat bisa melaksanakan ibadah umroh dengan tenang dan penuh kekhusyukan sesuai sunnah Rasulullah SAW.