Perjuangan Rasulullah di Jabal Nur Menerima Wahyu Allah
Jabal Nur adalah tempat yang memiliki kedudukan istimewa dalam sejarah Islam. Bukit yang terletak di Makkah ini menjadi saksi turunnya wahyu pertama kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dengan ketinggian sekitar 640 meter, Jabal Nur tidak hanya menjadi tempat ibadah bagi Rasulullah sebelum masa kenabian, tetapi juga menjadi awal mula kebangkitan Islam. Di dalamnya terdapat Gua Hira, tempat di mana Rasulullah menerima wahyu pertama dari Allah melalui malaikat Jibril.
Rasulullah dan Kebiasaannya di Gua Hira
Sejak sebelum diangkat menjadi nabi, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sering mengasingkan diri ke Gua Hira. Beliau merasa resah dengan keadaan masyarakat Quraisy yang masih menyembah berhala dan melakukan berbagai kemaksiatan. Dalam perenungannya, beliau mencari kebenaran dan beribadah kepada Allah sesuai dengan fitrah. Selama berhari-hari, Rasulullah berdiam diri di gua ini, menjauh dari kebisingan dunia dan mendekatkan diri kepada Allah.
Dalam kesendirian itu, beliau menemukan ketenangan dalam beribadah. Sayyidah Khadijah radhiyallahu ‘anha selalu memberikan bekal kepada suaminya agar beliau dapat tetap bertahan di gua tersebut selama beberapa waktu. Ini adalah bentuk persiapan batin yang dilakukan oleh Rasulullah sebelum datangnya wahyu pertama.
Turunnya Wahyu Pertama di Gua Hira

Pada suatu malam di bulan Ramadhan, ketika Rasulullah berada dalam kekhusyukan ibadahnya, datanglah malaikat Jibril membawa firman Allah. Rasulullah yang pada awalnya merasa terkejut dan gemetar, mendengar firman pertama yang disampaikan oleh Jibril:
"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya." (QS. Al-‘Alaq: 1-5)
Firman ini menjadi titik awal dari perjalanan dakwah Rasulullah. Dalam ketakutan dan kegelisahan, beliau segera turun dari Jabal Nur dan pulang menemui Sayyidah Khadijah. Dengan penuh kasih sayang, Khadijah menenangkan Rasulullah dan membawanya menemui Waraqah bin Naufal, seorang alim dari kalangan Bani Asad yang memahami kitab-kitab terdahulu. Waraqah membenarkan bahwa yang datang kepada Rasulullah adalah malaikat Jibril, sebagaimana yang pernah datang kepada Nabi Musa.
Perjalanan Dakwah Rasulullah Setelah Menerima Wahyu
Setelah menerima wahyu pertama, Rasulullah mulai memahami tugas besar yang diembankan kepadanya. Namun, dakwah tidak serta-merta dilakukan secara terang-terangan. Awalnya, Rasulullah berdakwah secara sembunyi-sembunyi kepada orang-orang terdekatnya. Sayyidah Khadijah menjadi orang pertama yang beriman, diikuti oleh Abu Bakar Ash-Shiddiq, Ali bin Abi Thalib, dan beberapa sahabat lainnya.
Perjalanan dakwah Rasulullah penuh dengan tantangan dan rintangan. Kaum Quraisy menolak ajaran tauhid yang beliau sampaikan, bahkan tidak sedikit yang mencemooh, menyiksa, dan berusaha membunuh beliau. Namun, keteguhan hati Rasulullah tetap kokoh, sebagaimana keteguhan beliau saat menerima wahyu pertama di Jabal Nur.
Jabal Nur, Saksi Perjuangan Rasulullah
Hingga saat ini, Jabal Nur tetap menjadi tempat yang dikunjungi oleh umat Islam dari berbagai penjuru dunia. Mendaki bukit ini adalah pengalaman yang mengingatkan sahabat akan perjuangan Rasulullah dalam menerima dan menyampaikan wahyu Allah. Meski perjalanan mendaki cukup berat, pemandangan Makkah dari puncaknya memberikan ketenangan dan rasa syukur yang mendalam.
Gua Hira yang berada di puncak Jabal Nur masih terjaga hingga kini. Meskipun ukurannya kecil dan hanya bisa menampung beberapa orang, nilai sejarahnya begitu besar. Banyak yang datang ke gua ini untuk berdoa dan merenungkan perjalanan dakwah Rasulullah. Mengunjungi tempat ini bukan hanya perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan hati dan iman untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah.
Makna yang Dapat Diambil dari Peristiwa Jabal Nur
Kisah perjuangan Rasulullah di Jabal Nur mengajarkan banyak hal kepada umat Islam. Rasulullah memberikan teladan tentang pentingnya mencari kebenaran, mendekatkan diri kepada Allah, serta bersabar dalam menghadapi berbagai rintangan. Dakwah Islam tidak dimulai dengan kemudahan, tetapi dengan perjuangan dan pengorbanan yang besar.
Mengunjungi Jabal Nur dan Gua Hira dapat menjadi momen refleksi bagi sahabat untuk merenungi perjalanan hidup dan meningkatkan keimanan. Kisah Rasulullah yang menerima wahyu di tempat ini mengingatkan bahwa setiap muslim memiliki tugas untuk menyebarkan kebaikan dan menegakkan ajaran Islam dengan penuh kesabaran dan keteguhan hati.
Mabruk Tour, Sahabat Perjalanan Ibadah Sahabat
Perjalanan menuju Jabal Nur dan tempat-tempat bersejarah lainnya di tanah suci adalah impian banyak muslim. Mabruk Tour siap membantu sahabat dalam perjalanan ibadah haji dan umroh dengan pelayanan terbaik, sehingga sahabat dapat menjalankan ibadah dengan nyaman dan khusyuk.
Jangan lewatkan kesempatan untuk merasakan pengalaman ibadah yang berkesan di tanah suci. Segera daftarkan diri sahabat di www.mabruk.co.id dan wujudkan impian beribadah di tanah suci bersama Mabruk Tour. Semoga perjalanan sahabat penuh keberkahan dan menjadi sarana untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah.