Informasi Umrah

Semua informasi suputar ibadah umrah dan haji

Rukun Umroh yang Wajib Diketahui Jamaah

 

Ibadah umroh merupakan salah satu bentuk ibadah agung yang sangat dirindukan oleh kaum muslimin. Perjalanan menuju Baitullah bukan sekadar perjalanan fisik, melainkan perjalanan hati untuk mendekat kepada Allah SWT, memperbaiki keimanan, serta menata kembali niat hidup agar lebih lurus di jalan-Nya. Agar ibadah umroh diterima dan bernilai sempurna di sisi Allah, setiap jamaah wajib memahami dan melaksanakan rukun umroh dengan benar.

Rukun umroh adalah amalan-amalan pokok yang harus dikerjakan dalam ibadah umroh. Apabila salah satu rukun ditinggalkan, maka umroh tidak sah dan tidak dapat diganti dengan dam atau denda. Oleh karena itu, pemahaman tentang rukun umroh menjadi ilmu dasar yang sangat penting bagi setiap jamaah sebelum berangkat ke Tanah Suci.

Pengertian Rukun dalam Ibadah Umroh

Dalam ilmu fikih, rukun adalah bagian inti dari suatu ibadah yang keberadaannya mutlak. Tanpa rukun, ibadah tersebut tidak sah meskipun amalan lainnya telah dilakukan. Berbeda dengan wajib umroh yang masih bisa diganti dengan dam jika ditinggalkan, rukun umroh tidak memiliki pengganti sama sekali.

Maka dari itu, setiap jamaah umroh hendaknya mempersiapkan diri dengan ilmu yang cukup agar pelaksanaan ibadah benar-benar sesuai tuntunan Rasulullah ﷺ. Ibadah yang dilandasi ilmu akan menghadirkan ketenangan, kekhusyukan, dan rasa yakin bahwa apa yang dikerjakan bernilai ibadah di sisi Allah SWT.

Jumlah dan Urutan Rukun Umroh

Para ulama sepakat bahwa rukun umroh terdiri dari lima perkara utama. Kelima rukun ini harus dilakukan secara berurutan dan tidak boleh ditinggalkan. Rukun-rukun tersebut adalah ihram, thawaf, sa’i, tahallul, dan tertib. Berikut penjelasan lengkapnya.

1. Ihram: Niat Memulai Ibadah Umroh

Ihram merupakan rukun pertama dalam umroh. Ihram bukan hanya sekadar mengenakan pakaian putih tanpa jahitan, tetapi yang paling utama adalah niat di dalam hati untuk melaksanakan umroh karena Allah SWT.

Niat ihram dilakukan di miqat, yaitu batas tempat yang telah ditentukan bagi jamaah untuk memulai umroh. Ketika niat telah diucapkan dan jamaah memasuki keadaan ihram, maka sejak saat itu berlaku berbagai larangan ihram yang harus dijaga dengan penuh kesadaran.

Ihram mengajarkan nilai kesederhanaan, kesetaraan, dan ketundukan kepada Allah. Semua jamaah mengenakan pakaian yang sama, tanpa membedakan status sosial, jabatan, maupun kekayaan. Nilai keimanan dalam ihram terletak pada kesadaran bahwa di hadapan Allah, semua manusia adalah hamba yang sama.

2. Thawaf: Mengelilingi Ka’bah sebagai Simbol Tauhid

Thawaf adalah rukun umroh kedua yang dilakukan dengan mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh putaran, dimulai dan diakhiri di Hajar Aswad. Thawaf dilakukan berlawanan arah jarum jam dengan posisi Ka’bah selalu berada di sebelah kiri jamaah.

Thawaf bukan sekadar berjalan mengelilingi bangunan, tetapi merupakan simbol ketundukan total kepada Allah SWT. Sebagaimana seluruh alam semesta bergerak dalam orbitnya masing-masing, seorang hamba juga mengelilingi pusat tauhid sebagai bentuk ketaatan.

Dalam thawaf, jamaah dianjurkan untuk memperbanyak doa, dzikir, dan istighfar. Momen ini menjadi saat yang sangat berharga untuk mencurahkan isi hati, memohon ampunan, serta meminta kebaikan dunia dan akhirat. Thawaf yang dilakukan dengan penuh kesadaran keimanan akan memberikan ketenangan yang mendalam bagi hati.

3. Sa’i: Ikhtiar dan Tawakal Meneladani Siti Hajar

Rukun umroh berikutnya adalah sa’i, yaitu berjalan bolak-balik sebanyak tujuh kali antara Bukit Shafa dan Marwah. Sa’i dimulai dari Bukit Shafa dan diakhiri di Bukit Marwah.

Sa’i merupakan simbol ikhtiar dan tawakal kepada Allah SWT. Ibadah ini meneladani perjuangan Siti Hajar ketika mencari air untuk putranya, Nabi Ismail AS. Dalam kondisi yang sangat sulit, Siti Hajar tidak berputus asa, tetapi terus berusaha sambil bertawakal penuh kepada Allah.

Nilai keimanan dalam sa’i sangat mendalam. Jamaah diajak untuk memahami bahwa setiap usaha harus disertai dengan keyakinan kepada pertolongan Allah. Sa’i mengajarkan bahwa pertolongan Allah akan datang pada waktu yang paling tepat, sebagaimana air zamzam memancar ketika usaha dan doa telah dilakukan dengan penuh kesungguhan.

4. Tahallul: Mengakhiri Rangkaian Umroh dengan Ketaatan

Tahallul adalah rukun umroh yang dilakukan dengan mencukur atau memotong sebagian rambut kepala. Bagi laki-laki, dianjurkan untuk mencukur rambut hingga gundul sebagai bentuk kesempurnaan ibadah, sedangkan bagi perempuan cukup memotong sedikit ujung rambut.

Tahallul menandai berakhirnya rangkaian ibadah umroh dan berakhir pula larangan-larangan ihram. Namun secara makna, tahallul bukan sekadar memotong rambut, melainkan simbol ketaatan dan kerendahan hati di hadapan Allah SWT.

Rambut yang dipotong melambangkan pengguguran dosa dan kesalahan, serta harapan untuk memulai kehidupan baru dengan keimanan yang lebih baik. Banyak jamaah merasakan ketenangan luar biasa setelah tahallul karena merasakan seolah dilahirkan kembali dalam keadaan yang lebih bersih.

5. Tertib: Melaksanakan Rukun Sesuai Urutan

Rukun terakhir dalam umroh adalah tertib, yaitu melaksanakan seluruh rukun umroh sesuai dengan urutan yang telah ditetapkan. Ihram harus dilakukan terlebih dahulu, kemudian thawaf, dilanjutkan sa’i, dan diakhiri dengan tahallul.

Tertib menunjukkan bahwa ibadah dalam Islam memiliki aturan yang jelas dan tidak boleh dilakukan semaunya sendiri. Ketaatan terhadap urutan rukun mencerminkan kepatuhan seorang hamba terhadap syariat Allah SWT dan sunnah Rasulullah ﷺ.

Tanpa tertib, rangkaian umroh menjadi tidak sah meskipun seluruh rukun telah dilakukan. Oleh karena itu, jamaah perlu memahami alur umroh secara menyeluruh agar ibadah dapat dilaksanakan dengan tenang dan yakin.

Hikmah Memahami Rukun Umroh Sebelum Berangkat

Memahami rukun umroh sejak sebelum berangkat akan memberikan banyak manfaat bagi jamaah. Dengan bekal ilmu, jamaah tidak mudah panik, bingung, atau ragu saat melaksanakan ibadah. Setiap langkah dijalani dengan kesadaran penuh bahwa apa yang dilakukan adalah bagian dari rukun yang menentukan sah atau tidaknya umroh.

Selain itu, pemahaman rukun umroh juga membantu jamaah lebih fokus pada ibadah, bukan sekadar mengikuti arahan tanpa mengerti maknanya. Ibadah yang dilakukan dengan pemahaman akan lebih menghadirkan kekhusyukan dan kedalaman keimanan.

Menjaga Keikhlasan dalam Setiap Rukun Umroh

Di balik pelaksanaan rukun umroh, hal yang tidak kalah penting adalah menjaga keikhlasan niat. Semua rukun harus dilakukan semata-mata karena Allah SWT, bukan karena ingin dipuji, diakui, atau sekadar memenuhi keinginan duniawi.

Keikhlasan inilah yang akan menghidupkan nilai ibadah dalam setiap rukun umroh. Ketika ihram diniatkan dengan tulus, thawaf dilakukan dengan hati yang khusyuk, sa’i dijalani dengan penuh harap, dan tahallul disertai rasa syukur, maka umroh akan menjadi ibadah yang benar-benar membekas dalam kehidupan.


Bagi sahabat yang ingin menunaikan umroh dengan pemahaman rukun yang benar dan bimbingan yang sesuai tuntunan, Mabruk Tour hadir sebagai pendamping perjalanan ibadah yang amanah dan berpengalaman. Setiap program dirancang untuk membantu jamaah memahami rukun umroh secara menyeluruh, sehingga ibadah dapat dijalani dengan tenang dan penuh keyakinan.

Segera kunjungi www.mabruk.co.id untuk mendapatkan informasi lengkap mengenai program umroh bersama Mabruk Tour. Semoga Allah SWT memudahkan langkah sahabat menuju Baitullah, menerima setiap rangkaian rukun umroh, dan menjadikannya sebagai jalan untuk meningkatkan keimanan dan ketaatan sepanjang hayat.