Informasi Umrah

Semua informasi suputar ibadah umrah dan haji

Sejarah Bukit Shafa dan Marwah dalam Perjalanan Islam

Sejarah Bukit Shafa dan Marwah dalam Perjalanan Islam

Bukit Shafa dan Marwah merupakan dua tempat yang memiliki kedudukan istimewa dalam sejarah Islam. Kedua bukit ini menjadi saksi atas perjuangan dan keteguhan hati seorang ibu yang penuh keimanan, yakni Siti Hajar, dalam mencari pertolongan Allah. Peristiwa ini diabadikan dalam ibadah sa’i yang menjadi bagian dari rukun umrah dan haji, mengajarkan umat Islam tentang pentingnya usaha yang dibarengi dengan tawakal kepada Allah.

Kisah Siti Hajar dan Munculnya Air Zamzam

Sejarah Bukit Shafa dan Marwah tidak dapat dilepaskan dari kisah Siti Hajar, istri Nabi Ibrahim ‘alaihissalam. Ketika Nabi Ibrahim meninggalkan Siti Hajar dan putranya, Nabi Ismail, di tanah tandus Mekah atas perintah Allah, Siti Hajar tidak berputus asa. Persediaan makanan dan air yang mereka miliki habis, sementara Nabi Ismail yang masih kecil menangis kehausan. Dalam kebingungan dan kegelisahan, Siti Hajar berlari-lari antara Bukit Shafa dan Marwah sebanyak tujuh kali, berharap menemukan air atau seseorang yang dapat menolong mereka.

Dengan izin Allah, muncullah mata air zamzam dari hentakan kaki Nabi Ismail. Mata air ini menjadi sumber kehidupan bagi mereka dan kelak menarik perhatian suku Jurhum yang kemudian menetap di Mekah. Sejak saat itu, kota Mekah berkembang menjadi pusat peradaban dan tempat ibadah yang dihormati oleh umat Islam di seluruh dunia.

Bukit Shafa dan Marwah dalam Al-Qur’an

Allah Subhanahu wa Ta’ala menegaskan dalam firman-Nya bahwa Bukit Shafa dan Marwah adalah bagian dari syiar Islam:

“Sesungguhnya Shafa dan Marwah adalah sebagian dari syiar Allah. Maka barang siapa yang beribadah haji ke Baitullah atau berumrah, maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa’i antara keduanya. Dan barang siapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 158)

Ayat ini menunjukkan bahwa sa’i antara Shafa dan Marwah bukanlah sekadar perjalanan fisik, tetapi merupakan ibadah yang penuh makna. Umat Islam yang melaksanakan sa’i tidak hanya menapaktilasi langkah Siti Hajar, tetapi juga menguatkan iman dan keyakinan kepada pertolongan Allah.

Keutamaan Bukit Shafa dan Marwah

Bukit Shafa dan Marwah memiliki keutamaan besar bagi umat Islam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri memulai ibadah sa’i dari Bukit Shafa dengan membaca doa:

“Laa ilaaha illallah, wahdahu laa syarikalah, lahul mulku walahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai’in qadir.”

Doa ini menunjukkan ketundukan total kepada Allah dan mengajarkan bahwa setiap usaha yang dilakukan harus selalu disertai dengan doa dan pengharapan kepada-Nya. Perjalanan antara dua bukit ini mengajarkan pentingnya sabar, keteguhan hati, serta keyakinan bahwa Allah tidak akan membiarkan hamba-Nya dalam kesulitan tanpa memberikan pertolongan.

Hikmah Sa’i di Bukit Shafa dan Marwah

Setiap muslim yang melaksanakan sa’i di antara Bukit Shafa dan Marwah mendapatkan pelajaran berharga dalam hidupnya. Salah satu hikmah terbesar adalah pentingnya usaha yang diiringi dengan tawakal kepada Allah. Siti Hajar tidak hanya pasrah menunggu pertolongan, tetapi ia berusaha dengan penuh kesungguhan, meskipun di tengah keterbatasan.

Sa’i juga mengajarkan kesabaran dalam menghadapi ujian. Dalam hidup, setiap manusia pasti mengalami tantangan dan cobaan, tetapi yang menentukan hasilnya adalah bagaimana seseorang menghadapi ujian tersebut. Siti Hajar menunjukkan bahwa kesabaran yang dibarengi dengan usaha akan membuahkan pertolongan dari Allah pada saat yang tepat.

Bukit Shafa dan Marwah sebagai Bagian dari Ibadah Haji dan Umrah

Dalam pelaksanaan haji dan umrah, sa’i merupakan rukun yang wajib dilakukan oleh setiap jamaah. Jamaah yang melaksanakan sa’i meneladani perjuangan Siti Hajar dan mengingat bahwa kehidupan ini adalah perjalanan yang membutuhkan kesabaran dan usaha. Di antara dua bukit ini, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak doa dan dzikir, memohon ampunan serta kemudahan dalam hidup.

Bagi jamaah laki-laki, terdapat sunnah untuk berlari kecil di antara dua tanda hijau atau yang disebut Mileen Akhdarain. Hal ini melambangkan kegigihan dan kesungguhan dalam berusaha, sebagaimana yang dilakukan oleh Siti Hajar dalam mencari air untuk Nabi Ismail.

Mengabadikan Nilai-Nilai Sa’i dalam Kehidupan Sehari-hari

Pelajaran dari Bukit Shafa dan Marwah tidak hanya berlaku dalam ibadah haji dan umrah, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Setiap muslim harus memiliki sifat pantang menyerah dalam menghadapi berbagai ujian. Kesabaran dan keteguhan hati dalam menghadapi kesulitan adalah kunci utama untuk mendapatkan pertolongan Allah.

Selain itu, sa’i mengajarkan bahwa setiap usaha harus disertai dengan doa dan keyakinan bahwa Allah adalah sebaik-baik pemberi rezeki dan pertolongan. Tidak ada usaha yang sia-sia jika dilakukan dengan niat yang tulus dan penuh keimanan.

Perjalanan Ibadah yang Berkah Bersama Mabruk Tour

Menunaikan ibadah haji dan umrah adalah impian bagi setiap muslim. Berjalan di antara Bukit Shafa dan Marwah akan menjadi pengalaman penuh makna jika dilakukan dengan niat yang ikhlas dan persiapan yang matang.

Mabruk Tour hadir untuk mendampingi sahabat dalam perjalanan menuju Tanah Suci dengan layanan terbaik dan fasilitas yang nyaman. Dengan bimbingan dari para pembimbing yang berpengalaman, sahabat akan mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang setiap rangkaian ibadah yang dijalankan.

Jangan tunda lagi kesempatan untuk menunaikan ibadah di Tanah Suci. Segera bergabung dalam program haji dan umrah bersama Mabruk Tour melalui www.mabruk.co.id  dan wujudkan impian beribadah dengan layanan terbaik dan penuh keberkahan!