Informasi Umrah

Semua informasi suputar ibadah umrah dan haji

Tata Cara Memulai Ihram dari Miqot yang Benar

Tata Cara Memulai Ihram dari Miqot yang Benar

Pengertian Ihram dan Miqot dalam Ibadah Haji dan Umrah
Ihram merupakan keadaan suci yang harus dipenuhi oleh setiap jamaah haji dan umrah sebelum memasuki Tanah Haram dan melaksanakan rangkaian ibadah di Makkah. Keadaan ihram ini ditandai dengan niat serta berpakaian sesuai syariat yang telah ditentukan dalam Islam.

Miqot adalah tempat atau batas yang telah ditetapkan sebagai lokasi bagi jamaah untuk memulai ihram. Rasulullah ﷺ telah menetapkan lima miqot makani sesuai dengan jalur kedatangan jamaah dari berbagai penjuru dunia. Miqot menjadi bagian penting dalam ibadah ini, karena memulai ihram dari luar miqot tanpa alasan yang dibenarkan dalam syariat dapat berakibat wajibnya membayar dam (denda). Oleh karena itu, memahami tata cara ihram dari miqot sangatlah penting bagi setiap jamaah haji dan umrah.

Persiapan Sebelum Memasuki Ihram
Sebelum memasuki ihram, setiap jamaah dianjurkan untuk melakukan beberapa amalan yang telah dicontohkan oleh Rasulullah ﷺ. Persiapan ini bertujuan untuk menjaga kesucian diri dan memperkuat niat dalam melaksanakan ibadah haji dan umrah. Di antara persiapan yang disunnahkan sebelum ihram adalah mandi junub sebagai tanda memasuki keadaan suci. Mandi ini dilakukan sebagaimana mandi wajib setelah junub, dengan niat khusus untuk memulai ihram.

Setelah mandi, jamaah laki-laki dianjurkan memakai wewangian di tubuhnya, tetapi tidak boleh pada pakaian ihram. Wewangian ini membantu menjaga kesegaran selama perjalanan menuju Tanah Haram. Adapun jamaah perempuan cukup menjaga kebersihan diri tanpa harus memakai parfum, karena bagi perempuan, menggunakan wewangian yang dapat tercium oleh orang lain adalah hal yang dilarang dalam Islam.

Setelah bersuci, jamaah mengenakan pakaian ihram. Bagi laki-laki, pakaian ihram terdiri dari dua helai kain putih yang tidak berjahit, satu untuk menutupi tubuh bagian bawah (izar) dan satu lagi untuk menutupi tubuh bagian atas (rida’). Sementara itu, perempuan diperbolehkan mengenakan pakaian yang menutup aurat, tetapi tidak diperkenankan memakai cadar dan sarung tangan. Pakaian yang dikenakan harus sederhana dan tidak menyerupai pakaian laki-laki.

Mengucapkan Niat Ihram di Miqot
Setelah berpakaian ihram, langkah berikutnya adalah mengucapkan niat ihram di miqot. Niat ini wajib dilakukan sebelum melewati miqot yang telah ditetapkan oleh Rasulullah ﷺ. Adapun lafadz niat ihram tergantung pada jenis ibadah yang akan dilakukan, apakah haji, umrah, atau haji tamattu’.

Bagi jamaah yang menunaikan umrah, niat yang diucapkan adalah:

“Labbaik Allahumma ‘umratan.” (Aku memenuhi panggilan-Mu ya Allah untuk melaksanakan umrah).

Sementara bagi jamaah yang menunaikan haji, niatnya adalah:

“Labbaik Allahumma hajjan.” (Aku memenuhi panggilan-Mu ya Allah untuk menunaikan ibadah haji).

Bagi jamaah yang melaksanakan haji tamattu’, niatnya adalah umrah terlebih dahulu, kemudian setelah menyelesaikan umrah, mereka berniat haji ketika memasuki ihram kembali di waktu haji.

Melantunkan Talbiyah sebagai Tanda Memasuki Ihram
Setelah mengucapkan niat, jamaah dianjurkan untuk melantunkan talbiyah sebagai tanda memasuki ihram. Bacaan talbiyah yang diajarkan oleh Rasulullah ﷺ adalah:

“Labbaik Allahumma labbaik, labbaika laa syarika laka labbaik, innal hamda wan ni’mata laka wal mulk, laa syarika lak.”

Talbiyah ini menunjukkan kesiapan seorang hamba dalam memenuhi panggilan Allah ﷻ untuk menunaikan ibadah haji dan umrah. Jamaah dianjurkan untuk terus mengulang bacaan talbiyah ini hingga tiba di Makkah dan memulai rangkaian ibadah berikutnya.

Hal-hal yang Harus Dihindari Saat Berihram
Setelah memasuki keadaan ihram, ada beberapa larangan yang harus dijauhi oleh jamaah hingga mereka selesai dari rangkaian ibadah haji atau umrah. Di antara larangan ihram bagi laki-laki adalah memakai pakaian yang berjahit, menutup kepala dengan sesuatu yang melekat, memakai sepatu yang menutup mata kaki, serta mencukur rambut dan memotong kuku.

Bagi perempuan, larangan ihram meliputi memakai cadar dan sarung tangan. Selain itu, jamaah baik laki-laki maupun perempuan dilarang memakai wangi-wangian, membunuh hewan buruan, bertengkar, mengucapkan kata-kata kotor, serta melakukan hubungan suami istri selama dalam keadaan ihram.

Menjaga diri dari larangan-larangan ihram merupakan bagian dari kesempurnaan dalam menunaikan ibadah haji dan umrah. Oleh karena itu, penting bagi setiap jamaah untuk memahami aturan ihram agar ibadah yang dilaksanakan sesuai dengan tuntunan Rasulullah ﷺ.

Konsekuensi Melanggar Larangan Ihram
Melanggar salah satu larangan ihram memiliki konsekuensi yang harus dipenuhi sebagai bentuk taubat dan penyempurnaan ibadah. Bagi jamaah yang secara tidak sengaja melanggar larangan ihram, mereka harus segera bertobat dan mengganti kesalahan tersebut sesuai ketentuan syariat.

Jika pelanggaran yang dilakukan tergolong berat, seperti mencukur rambut atau memakai pakaian berjahit tanpa alasan darurat, maka jamaah harus membayar fidyah berupa penyembelihan seekor kambing atau memberi makan enam orang miskin di Tanah Haram. Adapun bagi yang melakukan hubungan suami istri sebelum tahallul, ibadah hajinya batal dan wajib diulangi di tahun berikutnya.

Mabruk Tour: Sahabat Setia Menuju Tanah Suci
Menjalankan ibadah haji dan umrah dengan khusyuk memerlukan persiapan yang matang serta bimbingan dari pihak yang terpercaya. Mabruk Tour hadir sebagai sahabat perjalanan sahabat dalam menunaikan ibadah haji dan umrah dengan layanan terbaik serta bimbingan dari para pembimbing yang berpengalaman.

Segera wujudkan impian sahabat untuk beribadah di Tanah Suci bersama Mabruk Tour. Kunjungi www.mabruk.co.id  untuk informasi lebih lanjut dan jadikan perjalanan haji serta umrah sahabat lebih nyaman, aman, dan penuh keberkahan. Bersama Mabruk Tour, perjalanan ibadah menjadi lebih sempurna dan bernilai di sisi Allah ﷻ.