Informasi Umrah

Semua informasi suputar ibadah umrah dan haji

Tawaf Haji Lebih Sempurna dengan Menghindari Perilaku Ini

Ibadah haji adalah perjalanan keimanan yang sangat agung. Di antara seluruh rangkaian ibadah haji, tawaf menjadi salah satu rukun yang memiliki kedudukan penting dan tidak bisa ditinggalkan. Tawaf adalah kegiatan mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh kali, sebagai bentuk kepasrahan total kepada Allah SWT dan simbol penyatuan hati umat Islam dari seluruh dunia.

Namun dalam praktiknya, tawaf kerap kali terganggu oleh berbagai perilaku yang kurang sesuai dengan adab dan tata cara ibadah. Maka dari itu, penting bagi setiap jamaah untuk memahami apa saja yang harus dihindari selama melaksanakan tawaf agar ibadah ini menjadi lebih sempurna, sah, dan tentunya mendatangkan pahala yang berlimpah.


Mengapa Tawaf Menjadi Ibadah yang Sangat Istimewa?

Tawaf bukan hanya ritual berjalan mengelilingi Ka'bah, tetapi lebih dari itu. Ia merupakan simbol ikatan manusia dengan Rabb-nya. Setiap putaran membawa harapan, doa, dan pengakuan akan kelemahan di hadapan Allah. Ka'bah berada di pusat, sedangkan jamaah berputar mengelilinginya, menggambarkan bagaimana hidup ini seharusnya berpusat kepada Allah dalam segala aspek.

Ketika seseorang mengerjakan tawaf dengan hati yang khusyuk, penuh rasa tunduk, dan mengikuti aturan yang telah ditetapkan, maka setiap langkahnya menjadi ibadah. Namun sebaliknya, jika seseorang melakukan tawaf dengan sembarangan dan tidak memperhatikan adab, maka nilai ibadah tersebut bisa berkurang bahkan tidak sah.


Perilaku yang Harus Dihindari Agar Tawaf Lebih Sempurna

1. Menyerobot atau Mendorong Jamaah Lain

Salah satu kebiasaan yang kerap ditemui dalam tawaf adalah mendorong atau menyerobot jalan jamaah lain demi bisa lebih dekat ke Ka'bah. Padahal, mendorong bisa membahayakan jamaah lain dan mengganggu kekhusyukan mereka. Nabi Muhammad SAW telah mencontohkan bahwa dalam ibadah, ketertiban dan kelembutan sangat dijunjung tinggi.

Lebih utama berjalan dengan tertib dan sabar, meskipun harus berada di putaran luar. Ingatlah bahwa kedekatan fisik dengan Ka'bah tidak menjamin kedekatan hati kepada Allah, karena nilai ibadah ditentukan oleh niat dan akhlak selama melakukannya.

2. Berhenti Mendadak untuk Foto atau Selfie

Teknologi memang memberi kemudahan, namun tidak jarang disalahgunakan. Banyak jamaah yang berhenti tiba-tiba saat tawaf hanya untuk mengambil foto atau berswafoto. Hal ini tidak hanya mengganggu arus jamaah lain, tapi juga mengganggu kekhusyukan ibadah.

Tawaf adalah ibadah, bukan tempat wisata. Menjadikan Ka'bah sebagai latar belakang foto lalu mengabaikan adab dan akhlak selama ibadah tentu bertolak belakang dengan semangat haji sebagai penyucian jiwa.

3. Berbicara Duniawi Selama Tawaf

Berbicara yang tidak ada kaitannya dengan ibadah saat tawaf bisa mengurangi kekhusyukan. Ada yang berbincang mengenai belanja, kondisi hotel, atau bahkan gosip ringan. Perilaku ini tentu sangat tidak pantas dalam momen tawaf yang sakral.

Gunakan waktu tawaf untuk berdzikir, berdoa, dan merenung. Setiap langkah adalah kesempatan emas untuk mendekat kepada Allah. Jagalah lisan agar tidak berkata sia-sia atau menyakiti perasaan jamaah lain.

4. Mengangkat Suara Terlalu Keras

Dzikir dan doa selama tawaf memang sangat dianjurkan. Namun, ada sebagian jamaah yang mengangkat suara terlalu keras, hingga menutupi suara orang lain atau mengganggu ketenangan sekitarnya. Padahal, Nabi SAW menganjurkan agar dzikir dilakukan dengan suara yang tidak mengganggu jamaah lain.

Sahabat bisa berdzikir dengan pelan atau dalam hati. Ingatlah bahwa Allah Maha Mendengar. Suara keras bukan ukuran diterimanya doa. Justru, kelembutan dan keikhlasan yang menjadi kunci diterimanya ibadah.

5. Tidak Menjaga Kebersihan dan Kerapian

Dalam kondisi ramai, menjaga kebersihan tubuh dan pakaian menjadi hal penting. Ada jamaah yang membuang sampah sembarangan atau tidak menjaga bau tubuh, sehingga membuat jamaah lain merasa tidak nyaman.

Menjaga kebersihan merupakan bagian dari iman. Maka, pastikan tubuh dalam kondisi bersih, gunakan pakaian yang sopan dan rapi, serta bawa kantong plastik kecil jika perlu membuang sesuatu. Menjadi pribadi yang peka terhadap kenyamanan orang lain adalah cerminan keimanan yang kuat.

6. Melakukan Tawaf Tanpa Wudhu

Wudhu adalah syarat sah tawaf, sebagaimana salat. Namun, karena padatnya jamaah atau kurangnya pemahaman, ada yang melakukan tawaf tanpa memastikan diri dalam keadaan suci. Hal ini bisa menyebabkan tawaf menjadi tidak sah.

Pastikan selalu dalam keadaan berwudhu sebelum memulai tawaf. Bila wudhu batal di tengah jalan, maka sebaiknya berhenti sejenak untuk memperbarui wudhu dan melanjutkan putaran dari awal jika masih dalam tahap awal, atau dari putaran terakhir yang sah jika sudah lebih dari setengah.

7. Menganggap Tawaf Sebatas Kewajiban Fisik

Tawaf bukan sekadar gerak tubuh, tapi juga perjalanan hati. Jika hanya menjadikannya sebagai ritual rutin tanpa meresapi maknanya, maka manfaat keimanan dari tawaf tidak akan terasa. Tawaf adalah momen penyatuan hati dengan Allah, tempat semua doa dilantunkan, dan hati dibersihkan dari berbagai penyakit batin.

Tundukkan hati selama tawaf. Bayangkan bahwa Sahabat sedang berjalan menuju ridha Allah. Setiap langkah adalah permohonan, setiap putaran adalah bentuk penyerahan total kepada-Nya.


Tips Menyempurnakan Tawaf agar Lebih Bermakna

Ikuti Bimbingan Manasik Sebelum Berangkat

Sahabat yang memahami tata cara dan adab tawaf akan lebih mudah menghindari kesalahan. Maka penting untuk mengikuti bimbingan manasik yang menyeluruh sebelum keberangkatan. Di sinilah peran travel haji dan umroh sangat penting dalam memberikan edukasi kepada jamaah.

Pilih Waktu yang Lebih Lengang

Jika memungkinkan, lakukan tawaf di luar jam sibuk. Waktu malam atau menjelang fajar biasanya lebih tenang dan lebih sejuk. Dengan begitu, Sahabat dapat lebih khusyuk dan terhindar dari dorongan massa.

Berdoa dan Berdzikir dengan Fokus

Bawa doa-doa yang telah disiapkan sebelumnya. Gunakan waktu untuk memperbanyak dzikir, istighfar, dan menyebut nama-nama Allah. Hindari penggunaan ponsel atau gadget selama tawaf agar tidak terdistraksi dari ibadah.


Tawaf yang Sempurna Adalah Tawaf yang Menenangkan Hati

Setiap ibadah dalam Islam tidak hanya berdimensi ritual, tapi juga moral dan sosial. Tawaf yang dilakukan dengan tertib, penuh adab, dan menjunjung tinggi akhlak kepada sesama jamaah adalah tawaf yang melahirkan ketenangan hati dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Maka, dengan menghindari perilaku yang tidak pantas, Sahabat telah menunjukkan kualitas keimanan yang tinggi.

Haji bukan hanya tentang menyelesaikan rukun-rukun, tapi tentang memperbaiki diri dan menumbuhkan kesadaran akan makna hidup yang sesungguhnya. Tawaf yang dilakukan dengan benar, penuh adab, dan dalam keheningan hati, akan menjadi salah satu bekal terbesar dalam perjalanan pulang sebagai hamba yang kembali kepada fitrah.


Mabruk Tour hadir untuk menemani setiap langkah Sahabat dalam menjalankan ibadah haji maupun umroh. Dengan bimbingan manasik yang mendalam, pembekalan adab dan tata cara tawaf, serta tim mutawwif yang berpengalaman, setiap jamaah akan dibimbing agar ibadahnya menjadi sempurna secara syariat dan mendalam secara keimanan.

Segera daftarkan diri Sahabat dalam program umroh bersama Mabruk Tour melalui www.mabruk.co.id. Jadikan ibadah ke Tanah Suci bukan hanya sebagai perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan hati yang penuh makna. Bersama Mabruk Tour, setiap langkah ibadah lebih tenang, terarah, dan insyaAllah penuh keberkahan.