
Thawaf ifadah merupakan salah satu rukun haji yang tidak boleh ditinggalkan oleh setiap jamaah yang menunaikan ibadah haji. Tanpa melaksanakan thawaf ini, ibadah haji dianggap tidak sah karena merupakan bagian yang wajib dilakukan sebagai tanda penyempurnaan haji.
Thawaf ifadah memiliki keutamaan besar, baik dari segi makna maupun pahala yang didapatkan oleh jamaah yang menunaikannya. Selain itu, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar thawaf ini sah dan diterima oleh Allah. Bagi sahabat yang akan menunaikan ibadah haji, memahami seluk-beluk thawaf ifadah sangat penting agar ibadah bisa dilaksanakan dengan baik dan sesuai tuntunan Rasulullah ﷺ.
Pengertian Thawaf Ifadah dalam Ibadah Haji
Thawaf ifadah adalah thawaf yang dilakukan oleh jamaah haji setelah menyelesaikan wukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah, dan melempar jumrah aqabah di Mina. Kata "ifadah" sendiri berarti kembali, yang merujuk pada kembalinya jamaah haji ke Masjidil Haram untuk mengelilingi Ka’bah setelah menjalani sebagian besar ritual haji.
Thawaf ini sering juga disebut sebagai thawaf ziyarah karena dilakukan dalam rangka "berziarah" ke Baitullah setelah menyelesaikan beberapa tahapan penting dalam haji. Dalam syariat Islam, thawaf ifadah menjadi penanda bahwa seseorang telah menyelesaikan sebagian besar rangkaian ibadah haji dan hampir mencapai tahap akhirnya.
Syarat-Syarat Sah Thawaf Ifadah
Sebagaimana ibadah lainnya, thawaf ifadah memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi agar dianggap sah dan diterima oleh Allah. Syarat-syarat ini bersifat mutlak, sehingga jika salah satu tidak terpenuhi, maka thawaf ifadah menjadi tidak sah dan harus diulang.
Salah satu syarat utama thawaf ifadah adalah suci dari hadas besar dan kecil. Jamaah yang ingin melaksanakan thawaf ini harus dalam keadaan berwudhu. Jika seorang jamaah dalam keadaan junub atau haid, maka tidak diperbolehkan untuk melaksanakan thawaf hingga kembali dalam keadaan suci.
Syarat lain yang harus diperhatikan adalah menutup aurat. Sama seperti dalam shalat, thawaf juga mengharuskan jamaah untuk mengenakan pakaian yang menutup aurat sesuai dengan syariat Islam. Bagi laki-laki, wajib mengenakan pakaian ihram yang sederhana tanpa jahitan, sementara bagi perempuan harus mengenakan pakaian yang tidak ketat dan tidak menarik perhatian.
Thawaf ifadah harus dilakukan dengan mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali dan dimulai dari Hajar Aswad. Jika thawaf dilakukan kurang dari tujuh putaran atau dimulai dari titik yang salah, maka thawaf tersebut tidak sah dan harus diulang dari awal.
Selain itu, thawaf harus dilakukan dengan berjalan kaki kecuali bagi mereka yang memiliki uzur seperti sakit atau lanjut usia. Jamaah yang tidak mampu berjalan dapat menggunakan kursi roda atau bantuan lain yang tersedia di Masjidil Haram.
Keutamaan Thawaf Ifadah dalam Ibadah Haji
Thawaf ifadah memiliki banyak keutamaan, baik dalam aspek keimanan maupun manfaatnya bagi jamaah yang menunaikannya. Salah satu keutamaan terbesar adalah bahwa thawaf ini merupakan bagian dari penyempurnaan ibadah haji. Jika seseorang telah menunaikan thawaf ifadah dengan baik dan sesuai syariat, maka ibadah hajinya dianggap sah dan diterima oleh Allah.
Thawaf ifadah juga menjadi momen penting bagi jamaah untuk kembali mendekatkan diri kepada Allah setelah melewati perjalanan haji yang penuh ujian. Dalam thawaf ini, seorang Muslim meneguhkan ketundukan dan kepasrahannya kepada Allah, sebagaimana Nabi Ibrahim عليه السلام yang selalu tunduk kepada perintah-Nya.
Selain itu, thawaf ifadah juga menjadi sarana penyucian diri dari dosa-dosa yang telah lalu. Rasulullah ﷺ bersabda bahwa seseorang yang melaksanakan ibadah haji dengan baik akan kembali dalam keadaan suci seperti bayi yang baru lahir. Thawaf ifadah adalah salah satu bagian penting dalam meraih kesucian tersebut.
Jamaah yang melaksanakan thawaf ifadah dengan penuh kekhusyukan juga akan merasakan ketenangan hati dan keteguhan keimanan. Berada di dekat Ka’bah, mengelilinginya dengan doa dan dzikir, serta meresapi momen ibadah ini akan membawa ketenangan dan kedekatan yang mendalam dengan Allah.
Selain manfaat secara keimanan, thawaf ifadah juga memiliki manfaat fisik bagi jamaah. Perjalanan mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali dapat menjadi bentuk latihan fisik yang menyehatkan tubuh, terutama bagi jamaah yang telah melalui rangkaian ibadah haji yang panjang.
Kesalahan yang Sering Terjadi Saat Thawaf Ifadah
Meskipun thawaf ifadah merupakan ibadah yang sudah sering dilakukan oleh jamaah haji maupun umroh, tetap saja ada beberapa kesalahan yang sering terjadi dan perlu dihindari. Salah satu kesalahan yang cukup umum adalah tidak memulai thawaf dari Hajar Aswad.
Beberapa jamaah kadang tidak menyadari titik awal thawaf yang benar, sehingga mereka mulai mengelilingi Ka’bah dari posisi yang salah. Hal ini bisa menyebabkan thawaf menjadi tidak sah, sehingga harus diulang dari awal.
Kesalahan lain yang kerap terjadi adalah tidak menjaga adab selama thawaf. Dalam kondisi yang ramai, terkadang ada jamaah yang tergesa-gesa, saling dorong, atau bahkan mengangkat suara keras selama thawaf. Padahal, thawaf adalah ibadah yang harus dilakukan dengan ketenangan, kesabaran, dan penuh rasa hormat terhadap sesama jamaah.
Beberapa jamaah juga sering kali terburu-buru dalam menyelesaikan thawaf, sehingga mereka tidak benar-benar meresapi doa dan dzikir yang seharusnya dipanjatkan. Thawaf adalah kesempatan berharga untuk memohon ampunan, bersyukur, dan mendekatkan diri kepada Allah, sehingga sebaiknya dilakukan dengan penuh penghayatan.
Hikmah Thawaf Ifadah bagi Jamaah Haji
Setiap ibadah dalam Islam memiliki hikmah yang mendalam, termasuk thawaf ifadah. Hikmah terbesar dari thawaf ini adalah mengingatkan manusia bahwa hidup ini adalah perjalanan menuju Allah. Dalam thawaf, seorang Muslim terus bergerak mengelilingi Ka’bah, simbol ketundukan kepada Allah.
Thawaf juga mengajarkan bahwa kehidupan di dunia ini harus selalu berporos kepada Allah. Seperti halnya thawaf yang terus berputar mengelilingi Ka’bah, hidup seorang Muslim juga harus berpusat pada ibadah kepada Allah. Segala aktivitas dan tujuan hidup harus selalu dikaitkan dengan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan kepada-Nya.
Selain itu, thawaf ifadah juga mengajarkan nilai kesabaran dan keikhlasan. Dalam proses melaksanakan thawaf, ada banyak tantangan yang harus dihadapi, mulai dari kelelahan, keramaian, hingga berbagai rintangan lainnya. Namun, dengan kesabaran dan keikhlasan, semua itu dapat dilewati sebagai bagian dari ujian dalam ibadah haji.
Menunaikan ibadah haji adalah impian setiap Muslim, tetapi perjalanan ke Baitullah tidak harus menunggu waktu lama. Sahabat juga bisa memperkuat keimanan dengan menunaikan ibadah umroh terlebih dahulu. Umroh menjadi kesempatan bagi sahabat untuk mendekatkan diri kepada Allah dan merasakan nikmatnya beribadah di Tanah Suci.
Mabruk Tour siap membantu sahabat dalam mewujudkan perjalanan umroh yang nyaman dan penuh keberkahan. Dengan fasilitas terbaik, bimbingan ibadah dari ustadz yang berpengalaman, serta pelayanan profesional, sahabat bisa menjalani umroh dengan tenang dan penuh kekhusyukan. Segera kunjungi www.mabruk.co.id untuk mendapatkan informasi lengkap dan bergabung dalam perjalanan ibadah yang penuh makna bersama Mabruk Tour.