
Ibadah tawaf di Masjidil Haram adalah salah satu momen paling berkesan dalam perjalanan umroh. Berkeliling Ka’bah sebanyak tujuh kali dalam suasana penuh haru, dzikir, dan do’a, menjadi bagian penting dalam meraih kedekatan keimanan dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Namun, bagi sebagian jamaah yang memiliki keterbatasan fisik, seperti lansia atau penyandang disabilitas, melaksanakan tawaf tentu memerlukan bantuan khusus, seperti kursi roda.
Menggunakan kursi roda saat tawaf bukanlah sebuah kekurangan, melainkan bentuk ikhtiar agar tetap bisa menjalankan ibadah dengan maksimal. Islam adalah agama yang memudahkan, bukan menyulitkan. Maka, syariat membolehkan penggunaan kursi roda untuk tawaf, selama tetap mengikuti adab dan tata cara yang telah diajarkan.
Agar ibadah tawaf dengan kursi roda bisa dilakukan dengan aman, nyaman, dan penuh kekhusyukan, berikut ini disajikan panduan lengkap serta tips-tips yang bisa menjadi bekal penting bagi Sahabat yang akan berangkat ke Tanah Suci.
Kenapa Tawaf Menggunakan Kursi Roda Tetap Bernilai Tinggi?
Sahabat yang menggunakan kursi roda dalam menjalankan ibadah tawaf tidak perlu merasa berkecil hati. Allah melihat niat dan usaha, bukan semata bentuk gerakan fisik. Dalam kondisi tertentu, seperti sakit, usia lanjut, atau cacat fisik, menggunakan kursi roda justru bisa menjadi bentuk kesabaran dan keikhlasan yang bernilai pahala besar.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
"Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa dan harta kalian, tetapi Dia melihat kepada hati dan amal kalian." (HR. Muslim)
Maka, selama niat tetap lurus karena Allah, dan ibadah dijalankan dengan penuh keimanan, insya Allah semua langkah dan putaran menjadi pemberat amal kebaikan di sisi-Nya.
Persiapan Sebelum Melakukan Tawaf dengan Kursi Roda
Agar tawaf berjalan dengan lancar, persiapan menjadi hal yang sangat penting. Berikut adalah beberapa hal yang perlu disiapkan:
1. Periksa Kondisi Fisik dan Mental
Pastikan kondisi tubuh dalam keadaan siap untuk menjalankan ibadah. Meskipun menggunakan kursi roda, tetap perlu stamina dan fokus untuk mengikuti setiap putaran dengan baik. Jangan lupa juga untuk menjaga ketenangan hati agar ibadah semakin khusyuk.
2. Pilih Waktu yang Tepat
Sahabat disarankan untuk melakukan tawaf di waktu yang tidak terlalu padat, seperti:
- Setelah tengah malam hingga menjelang Subuh
- Pagi hari antara pukul 09.00 hingga 11.00
- Sore menjelang Maghrib ketika jamaah belum banyak berdatangan
Waktu-waktu tersebut lebih sepi dan memberi keleluasaan dalam bergerak tanpa harus berdesakan.
3. Gunakan Kursi Roda yang Nyaman
Masjidil Haram menyediakan kursi roda manual secara gratis dan juga kursi roda elektrik berbayar. Pilih kursi roda yang sesuai kebutuhan. Jika menggunakan kursi roda pribadi, pastikan kondisi roda dan rangkanya dalam keadaan baik.
4. Pastikan Ada Pendamping yang Membantu
Jika menggunakan kursi roda manual, Sahabat membutuhkan bantuan pendorong. Usahakan orang yang mendorong sudah memahami area tawaf dan bisa mengendalikan kursi roda dengan tenang dan tidak tergesa-gesa.
Tips Aman saat Melaksanakan Tawaf dengan Kursi Roda
1. Gunakan Jalur Khusus
Masjidil Haram menyediakan jalur tawaf khusus bagi pengguna kursi roda di lantai dua dan tiga. Area ini lebih luas dan tidak terlalu padat, sehingga memudahkan pergerakan kursi roda. Akses ke lantai ini bisa melalui lift atau eskalator.
2. Mulai dari Titik yang Sesuai
Tawaf harus dimulai dari arah sejajar dengan Hajar Aswad. Di lantai dua dan tiga, sudah disediakan penanda sebagai patokan titik awal tawaf. Pastikan setiap putaran berakhir dan dimulai dari titik yang sama agar sah secara syar’i.
3. Perhatikan Arah dan Urutan Putaran
Tawaf dilakukan berlawanan arah jarum jam sebanyak tujuh kali. Hindari melawan arus atau memotong jalur jamaah lain karena bisa menimbulkan bahaya dan kekacauan.
4. Jaga Etika dan Kesopanan
Bagi pendorong kursi roda, penting untuk tidak terburu-buru. Hormati jamaah lain, jangan menyenggol, dan hindari penggunaan suara keras. Bagi pengguna kursi roda, isilah putaran tawaf dengan dzikir, shalawat, dan doa yang membuat hati semakin tenang dan dekat kepada Allah.
5. Jangan Lupa Beristirahat Jika Lelah
Jika tubuh mulai lelah atau pikiran kehilangan fokus, tidak masalah mengambil jeda sejenak di tepi jalur atau tempat duduk yang tersedia. Tawaf tetap bisa dilanjutkan selama tidak berpindah tempat jauh dari area yang ditentukan.
Tips Nyaman Saat Tawaf Menggunakan Kursi Roda
1. Pakai Pakaian yang Sesuai
Pilih pakaian ihram (untuk laki-laki) atau gamis longgar (untuk perempuan) yang nyaman, tidak terlalu tebal dan tidak terlalu tipis. Gunakan alas kaki khusus jika diperbolehkan untuk kebutuhan medis, terutama bagi jamaah yang memiliki masalah dengan kaki atau suhu dingin.
2. Bawa Air Minum dan Snack Ringan
Bagi jamaah yang butuh asupan energi tambahan, bisa membawa air zam-zam dalam botol dan kurma atau camilan ringan yang bisa dikonsumsi setelah tawaf selesai. Jangan makan dan minum di tengah tawaf agar tidak mengganggu kekhusyukan ibadah.
3. Hindari Benda yang Mengganggu Gerak Kursi
Tas besar atau barang bawaan yang digantung di kursi roda bisa mengganggu pergerakan. Gunakan tas kecil yang aman dan mudah dibawa, atau serahkan barang bawaan kepada pendamping.
4. Gunakan Kursi Roda Elektrik Bila Perlu
Jika ingin lebih mandiri dan tidak ingin bergantung pada pendorong, kursi roda elektrik bisa menjadi solusi. Meski berbayar, alat ini sangat membantu terutama bagi Sahabat yang tetap ingin menjaga privasi dan kendali sendiri dalam beribadah.
Menjaga Niat dan Keikhlasan dalam Tawaf
Tidak hanya tata cara yang penting, tetapi juga menjaga niat dan ketulusan hati. Jangan biarkan kenyamanan fasilitas membuat hati terlena. Justru di saat seperti inilah, Sahabat bisa lebih fokus mengisi setiap putaran dengan keimanan, doa, dan harapan kepada Allah.
Tawaf bukan hanya tentang mengelilingi bangunan Ka’bah, tapi tentang mengitari pusat ibadah umat Islam dengan hati yang tunduk dan jiwa yang kembali kepada Rabb-nya. Maka, gunakan setiap momen dalam tawaf sebagai sarana introspeksi, penguatan iman, dan pelepasan diri dari segala urusan dunia.
Apa yang Perlu Dilakukan Setelah Tawaf?
Setelah menyelesaikan tujuh putaran, sunnah untuk melaksanakan dua rakaat shalat di belakang Maqam Ibrahim. Jika kondisi tidak memungkinkan karena padatnya jamaah, shalat bisa dilakukan di tempat lain di dalam Masjidil Haram.
Setelah itu, lanjutkan dengan minum air zam-zam dan berdoa. Air zam-zam memiliki banyak keutamaan, termasuk menyembuhkan penyakit dan menguatkan tubuh serta keimanan.
Melaksanakan ibadah tawaf dengan kursi roda bukanlah penghalang untuk meraih kedekatan dengan Allah. Justru dalam kondisi seperti inilah, keikhlasan dan ketulusan Sahabat diuji. Dengan niat yang benar, persiapan yang matang, serta mematuhi aturan dan etika di Masjidil Haram, tawaf tetap bisa menjadi ibadah yang mulia dan membawa ketenangan jiwa.
Mabruk Tour siap menjadi mitra terbaik bagi Sahabat dalam menunaikan ibadah umroh dengan nyaman dan terarah. Kami menyediakan pendampingan profesional untuk jamaah lansia, disabilitas, dan semua yang membutuhkan bantuan khusus. Termasuk layanan kursi roda, pemandu ibadah, hingga fasilitas hotel dan transportasi yang memudahkan setiap langkah Sahabat menuju Ka’bah.
Bersama Mabruk Tour, Sahabat tidak hanya berangkat ke Tanah Suci, tetapi juga dipandu untuk memperdalam makna setiap ibadah yang dijalankan. Segera kunjungi www.mabruk.co.id dan temukan paket umroh terbaik yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan Sahabat. Mari wujudkan ibadah umroh yang berkesan dan penuh keimanan bersama Mabruk Tour.