
Perjalanan umroh bukan hanya sekadar ritual ibadah yang agung, tetapi juga sebuah perjalanan keimanan yang mendalam. Lebih dari itu, umroh bisa menjadi momen istimewa untuk memperkuat nilai-nilai keluarga dan mendidik anak-anak dengan pendekatan yang lebih Islami. Dalam konteks kehidupan keluarga Muslim, menjadikan umroh sebagai ruang belajar parenting ala Nabi merupakan langkah cerdas dan bernilai tinggi. Rasulullah ﷺ bukan hanya seorang pemimpin umat, tetapi juga sosok ayah, kakek, dan pendidik keluarga yang patut diteladani.
Melalui umroh, keluarga bisa meresapi nilai-nilai keimanan sambil menggali hikmah dari metode pengasuhan Rasulullah ﷺ yang penuh cinta, keteladanan, dan kelembutan. Artikel ini akan mengajak Sahabat untuk memahami bagaimana perjalanan umroh bisa menjadi momen pembelajaran parenting yang aplikatif dan menyentuh, sekaligus mempererat ikatan keluarga dalam suasana ibadah.
Mengapa Umroh Cocok Dijadikan Momen Belajar Parenting?
Dalam kesibukan sehari-hari, seringkali orang tua kehilangan momen berkualitas bersama anak. Umroh menjadi oase di tengah hiruk-pikuk dunia yang memungkinkan keluarga fokus pada kebersamaan dan nilai-nilai keimanan. Ketika berada di Tanah Suci, perhatian bisa diarahkan sepenuhnya kepada Allah dan keluarga, tanpa gangguan pekerjaan atau rutinitas duniawi lainnya.
Di sana, keluarga menyaksikan langsung rumah Allah, suasana Masjidil Haram, dan peninggalan sejarah Islam yang menggetarkan hati. Setiap langkah menjadi pelajaran. Setiap momen menjadi sarana mendidik. Dan setiap tantangan selama perjalanan menjadi latihan kesabaran serta penguatan karakter bagi anak-anak. Dengan bimbingan yang tepat, umroh bisa menjadi ajang mengasuh hati dan menanamkan nilai-nilai Islami secara alami.
Meneladani Rasulullah ﷺ dalam Mengasuh Anak
Rasulullah ﷺ dikenal sangat penyayang terhadap anak-anak. Beliau memberikan perhatian penuh, tidak pernah bersikap kasar, dan selalu menumbuhkan rasa percaya diri dalam diri anak-anak. Dalam sirah disebutkan bahwa Rasulullah ﷺ bahkan menggendong cucu beliau, Hasan dan Husain, saat sedang khutbah dan membiarkan mereka menaiki punggung beliau saat sujud.
Metode parenting Rasulullah ﷺ tidak hanya berdasarkan ucapan, tapi lebih banyak dengan keteladanan. Beliau menunjukkan bagaimana cara mencintai anak dengan menyentuh hati mereka, mendidik dengan kelembutan, memberi batasan tanpa melukai perasaan, dan menumbuhkan akhlak melalui contoh nyata.
Nilai-Nilai Parenting Ala Nabi yang Bisa Dipelajari Selama Umroh
1. Mengutamakan Kasih Sayang dalam Pengasuhan
Rasulullah ﷺ selalu menanamkan cinta dalam pengasuhan. Beliau tidak pernah membentak anak-anak, melainkan mendekati mereka dengan lembut dan ramah. Saat umroh, Sahabat bisa menerapkan pendekatan ini dalam interaksi sehari-hari. Ketika anak merasa kelelahan atau bosan, sahabat bisa menunjukkan empati dan pengertian, bukan kemarahan.
Kasih sayang adalah fondasi dalam membangun hubungan yang kokoh antara orang tua dan anak. Di Tanah Suci, suasana hati yang lebih tenang akan membantu orang tua menerapkan pengasuhan yang penuh rahmah.
2. Memberikan Teladan yang Nyata
Anak-anak lebih banyak belajar dari apa yang dilihat daripada apa yang didengar. Ketika Sahabat menjalani ibadah dengan khusyuk, tertib, dan penuh keikhlasan, anak-anak akan menangkap nilai-nilai itu dengan sangat kuat. Rasulullah ﷺ selalu menjadi teladan dalam segala aspek: kejujuran, kesabaran, tawadhu, dan kedisiplinan. Semua itu bisa dicontohkan secara nyata selama umroh.
Tunjukkan pada anak bagaimana mengantri dengan tertib, menghormati jamaah lain, menjaga kebersihan, dan menyapa dengan sopan. Ini adalah nilai-nilai Islami yang sederhana namun sangat efektif dalam membentuk karakter.
3. Menumbuhkan Rasa Cinta kepada Allah dan Rasulullah
Salah satu tujuan utama pengasuhan ala Nabi adalah menumbuhkan kecintaan anak kepada Allah dan Rasulullah ﷺ. Selama umroh, Sahabat dapat memanfaatkan kunjungan ke tempat-tempat bersejarah seperti Masjid Nabawi, Raudhah, Gua Hira, dan Jabal Uhud untuk bercerita tentang perjuangan Rasulullah ﷺ. Cerita-cerita ini akan membekas dalam ingatan anak dan menjadi pengantar cinta kepada Nabi yang tumbuh dalam hati mereka.
Ajak anak berdiskusi ringan tentang makna hijrah, pengorbanan para sahabat, atau kesabaran Rasulullah ﷺ saat menghadapi ujian. Suasana yang mendukung selama umroh membuat hati anak lebih terbuka untuk menerima nilai-nilai keimanan ini.
4. Mendidik Anak tentang Kesabaran dan Keikhlasan
Perjalanan umroh bukan tanpa tantangan. Ada rasa lelah, cuaca panas, dan aktivitas fisik yang intens. Semua ini bisa menjadi sarana mengajarkan anak tentang kesabaran dan keikhlasan. Rasulullah ﷺ sendiri dikenal sebagai sosok paling sabar dalam menghadapi ujian. Ketika anak-anak mulai mengeluh, sahabat bisa menenangkan mereka dengan mengingatkan bahwa ibadah adalah bentuk cinta kita kepada Allah, dan setiap kesulitan akan dibalas pahala.
Latihan kesabaran ini sangat berharga, karena anak belajar mengontrol emosi, bertoleransi, dan menyesuaikan diri dalam kondisi apapun. Inilah yang akan membentuk pribadi yang tangguh dan tidak mudah menyerah.
5. Mengajarkan Adab dan Akhlak Islami
Di Tanah Suci, adab sangat dijunjung tinggi. Anak-anak dapat diajarkan untuk menghormati masjid, menjaga suara, tidak berlari-lari, serta berpakaian sopan. Ajak anak untuk memberi salam kepada sesama jamaah, menolong orang lain yang kesulitan, atau berbagi makanan. Semua ini adalah implementasi langsung dari nilai-nilai akhlak yang diajarkan Rasulullah ﷺ.
Ajarkan pula doa-doa pendek yang bisa dibaca saat melihat Ka’bah, minum air zamzam, atau saat memasuki Masjidil Haram. Dengan pengulangan yang lembut dan penuh kasih, anak akan merasa senang dan tertarik untuk terus belajar.
Umroh Sebagai Sarana Mempererat Hubungan Keluarga
Salah satu keberkahan terbesar dari umroh keluarga adalah terciptanya hubungan yang lebih erat antara anggota keluarga. Ketika semua menjalani ibadah bersama, saling menolong, dan berbagi cerita keimanan, ikatan batin semakin kuat. Anak akan merasa dicintai dan didampingi dalam proses tumbuh kembangnya.
Rasulullah ﷺ mengajarkan bahwa keluarga adalah tempat pendidikan pertama dan utama. Maka dari itu, membangun rumah tangga Islami dengan menjadikan umroh sebagai bagian dari proses pendidikan adalah langkah mulia. Ibadah, keikhlasan, kesabaran, dan kebersamaan akan menjadi bekal yang sangat kuat untuk membangun keluarga yang diridhai Allah.
Mengambil Pelajaran dan Melanjutkan Setelah Pulang Umroh
Umroh tidak hanya membawa kenangan manis, tapi juga pelajaran berharga yang bisa dibawa pulang dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pengasuhan ala Nabi yang dipraktikkan selama perjalanan umroh bisa menjadi kebiasaan baru di rumah. Mulai dari shalat berjamaah, membaca Al-Qur’an bersama, hingga berdiskusi tentang kisah-kisah Islam sebelum tidur.
Penting bagi orang tua untuk terus menanamkan nilai-nilai tersebut dengan konsisten, agar anak tumbuh dalam lingkungan yang Islami. Jangan ragu untuk menjadikan pengalaman umroh sebagai rujukan dalam mendidik anak dengan pendekatan yang lembut dan menyentuh hati, sebagaimana dicontohkan Rasulullah ﷺ.
Mabruk Tour menghadirkan program umroh bertema parenting Islami yang mengintegrasikan bimbingan ibadah dengan pelatihan pengasuhan berbasis sirah nabawiyah. Program ini dirancang khusus untuk keluarga Muslim yang ingin meneladani Rasulullah ﷺ dalam mendidik anak, sekaligus memperdalam keimanan di Tanah Suci. Setiap sesi pembelajaran disampaikan oleh pemateri terpercaya, dengan pendekatan praktis yang bisa langsung diterapkan dalam keseharian keluarga.
Mari jadikan perjalanan umroh sebagai momen terbaik dalam membentuk keluarga sakinah, mawaddah, dan penuh hikmah. Bergabunglah bersama Mabruk Tour di www.mabruk.co.id, dan rasakan indahnya ibadah yang menyentuh hati sekaligus mempererat ikatan keluarga. Satu langkah kecil ke Tanah Suci bisa menjadi awal perubahan besar dalam hidup keluarga Muslim masa kini.