Informasi Umrah

Semua informasi suputar ibadah umrah dan haji

Urutan Ibadah Haji dari Awal Hingga Akhir

Urutan Ibadah Haji - Haji merupakan salah satu rukun Islam, yang mana sama halnya dengan ibadah salat, dalam menunaikan ibadah haji juga terdapat serangkaian hal-hal yang perlu dikerjakan agar hajinya sah. Sehingga sebagai umat Muslim terutama bagi para calon jemaah haji, sangat penting untuk mengetahui urutan ibadah haji yang tepat. Agar setibanya di Tanah Suci, Makkah setiap ibadah yang dikerjakan dapat lebih khusyuk dikerjakannya. Lantaran sudah memiliki bekal mengenai ibadah haji.

Nah seperti apa sajakah urutan ibadah haji? Yuk simak informasi artikel kali ini sampai akhir ya.

urutan ibadah haji dari awal hingga akhirFoto: ömer f. arslan / unsplash.com

A. Urutan Ibadah Haji dari Awal Hingga Akhir

1. Berihram dari Miqat yang Sesuai

Hal pertama yang wajib dilakukan oleh jemaah haji ialah berihram dengan kata lain berniat. Mengingat segala suatu ibadah harus dilandasi niat karena Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Tanpa hal tersebut rasanya seperti sia-sia karena ibadah tidak tertuju kepada Sang Pencipta Allah.

Adapun ihramnya haruslah dilaksanakan di tempat miqat yang sudah ditentukan untuk masing-masing negara. Apabila seseorang telah berihram, maka ia sama saja sudah mulai masuk dan siap dalam mengerjakan berbagai rangkaian ibadah haji lainnya. Sehingga seseorang yang sudah berihram juga harus mentaati apa saja hal yang boleh dan tidak boleh dikerjakan selama beribadah haji.

Ihram sendiri harus dilaksanakan sebelum pergi ke miqat yang nantinya diakhiri dengan tahallul (Apa itu tahallul? Akan dibahas pada poin berikutnya). Catatan tambahan bahwasanya ada yang namanya miqat zamani alias waktu miqat, yang berarti waktu diperbolehkannya berihram. Mengenai tanggalnya sendiri dimulai dari tanggal 1 bulan Syawal sampai tanggal 9 waktu zuhur (waktu matahari tergelincir) dibulan Dzulhijjah. 

Baca Juga: Cara Cek Daftar Tunggu Haji untuk Seluruh Provinsi

2. Wukuf di Arafah

Urutan ibadah haji selanjutnya ialah wuluf di Arafah, yang mana wukuf di Arafah juga termasuk kedalam rukun haji. Dengan kata lain rangkaian ibadah ini harus jemaah haji kerjakan tidak boleh diganti dengan denda alias dam. Maka apabila melewatkan wukuf, hal tersebut akan membuat ibadah haji yang dikerjakan menjadi tidak sah.

3. Menginap di Muzdalifah

Selain itu, menginap di Muzdalifah juga menjadi urutan iabdah haji selanjutnya. Yang mana menginap di Muzdalifah ini wajib. Jadi bagi siapapun jemaah haji yang sudah sampai ke Muzdalifah sebelum pertengahan malam, maka mereka dilarang meninggalkan Muzdalifah alias harus bermalam disana. Sedangkan bagi jemaah haji yang baru sampai ke Muzdalifah pada pertengahan malam, maka cukup baginya menunggu sampai terbit fajar.

4. Lempar Jumrah

Dilansir dari detik.com yang mengutip sebuah buku berjudul Buku Pintar Muslim dan Muslimah karya Rina Ulfatul Hasanah. Melempar jumrah terbagi menjadi tiga diantaranya:
- Jumrah Ula atau Jumrah Syugro, lokasi pelaksanaan jumrah ini berada di dekat masjid Al-Khaif;
- Jumrah Wustha, yang mana untuk lokasinya sendiri berada diantara tiga jamarah;
- Jumrah Aqabah atau Jumrah Kubro, adapun lokasinya berada di ujung barat dekat dengan batas akhir mina.

Lempar jumrah juga memiliki waktu pelaksanaannya yang dimulai pada:
- Tanggal 10 Dzulhijjah, dalam hal ini jumrah aqabah harus dilaksanakan dengan melempar tujuh batu kerikil satu persatu;
- Tanggal 11, 12, 13 merupakan waktu pelaksanaan jumrah ula serta jumrah wustha, yang dimulai dari ujung timur hingga ke ujung barat, dengan melempar 7 kerikil satu persatu.

5. Tahalul

Urutan ibadah haji selanjutnya ialah melaksanakan tahallul. Secara syara tahalllul ini menandakan bahwasanya jemaah haji sudah diperkenankan alias dibebaskan dari pantangan atau larangan saat masih dalam berihram.

Nah tanda pembebasannya itu dengan mencukur atau memotong rambut yang paling sedikit adalah 3 helai.

6. Menginap di Mina

7. Thawaf Wada

B. Larangan dalam Ibadah Haji

 

Ibadah haji merupakan salah satu rukun Islam yang memiliki tata cara, aturan, dan ketentuan khusus. Tidak hanya perlu mempersiapkan fisik serta biaya, jemaah juga wajib memahami hal-hal yang dilarang selama pelaksanaan haji agar ibadah berjalan sah, nyaman, dan penuh kekhusyukan. Pemahaman ini sangat penting karena kesalahan kecil saja dapat berdampak pada keabsahan ibadah atau menimbulkan konsekuensi dam (denda). Untuk itu, memahami larangan dalam ibadah haji adalah bagian dari persiapan spiritual yang tidak boleh diabaikan.

Sebelum memasuki masa ihram, jemaah disunnahkan untuk membersihkan diri, memotong kuku, serta merapikan tubuh. Tetapi ingat, setelah niat ihram diucapkan, semua tata aturan berubah. Ihram bukan hanya pakaian, melainkan kondisi sakral yang menuntut setiap jemaah untuk menahan diri dari perbuatan tertentu. Maka dari itu, setiap calon haji harus mengetahui batasan dan larangan agar tidak melanggar secara sengaja maupun tidak sengaja. Salah satu tujuan utama dari larangan-larangan ini adalah melatih ketaatan dan menjaga kekhusyukan dalam menjalankan ibadah secara totalitas. Larangan dalam ibadah haji harus menjadi perhatian utama sejak awal hingga tahallul.

1. Larangan Terkait Tubuh dan Penampilan

 

Saat seorang jemaah memasuki ihram, ada beberapa aturan penting yang mengatur kondisi fisik dan penampilan, termasuk larangan memotong kuku, mencukur rambut, serta menggunakan wewangian. Ketentuan ini berlaku baik untuk laki-laki maupun perempuan. Larangan penggunaan parfum mencakup seluruh tubuh, pakaian, maupun barang bawaan. Bahkan, menggunakan sabun atau lotion beraroma wangi pun tidak diperbolehkan.

Selain itu, jemaah laki-laki juga tidak boleh mengenakan pakaian yang berjahit atau berbentuk seperti pakaian biasa. Pakaian haji laki-laki harus berupa dua lembar kain ihram tanpa jahitan. Sementara itu, perempuan tetap memakai pakaian yang menutup aurat namun dilarang mengenakan cadar atau sarung tangan. Semua aturan ini bukan sekadar simbol, tetapi bentuk penghambaan total di hadapan Allah Subhanahu Wa Ta'ala, dimana semua manusia setara tanpa perbedaan status, harta, atau jabatan. Dengan memahami dan mematuhi larangan dalam ibadah haji, jemaah dapat menjaga kesucian ihram hingga waktu tahallul.

Baca Juga: Cara Cek Legalitas Travel Haji Resmi agar Terhindar dari Penipuan

2. Larangan Berburu dan Membunuh Hewan

 

Selama masa ihram, jemaah dilarang memburu, membunuh, atau mengganggu hewan darat apa pun, baik besar maupun kecil. Hanya hewan laut yang diperbolehkan untuk dimakan. Larangan ini merupakan bentuk penghormatan terhadap seluruh makhluk hidup saat berada dalam keadaan ihram. Bahkan sekecil-sekecilnya hewan seperti serangga tidak boleh disakiti tanpa alasan yang dibenarkan. jemaah juga dilarang menebang pohon atau merusak tanaman yang tumbuh secara alami di tanah haram.

Aturan ini menunjukkan bahwa ibadah haji penuh dengan nilai kemanusiaan dan kepedulian terhadap lingkungan. Ibadah bukan hanya hubungan antara manusia dengan Allah, tetapi juga hubungan manusia dengan seluruh makhluk. Oleh karena itu, memahami larangan dalam ibadah haji turut membantu jemaah menjaga keharmonisan dan ketertiban selama berada di tanah suci.

3. Larangan Melakukan Hubungan Suami Istri

 

Ketika berada dalam keadaan ihram, hubungan suami istri dalam bentuk apa pun, baik yang mendekati maupun yang bersifat fisik langsung, merupakan larangan berat. Islam menekankan bahwa masa ihram adalah kondisi penuh kesucian dan ketenangan spiritual, sehingga menghindari hubungan intim menjadi bagian dari proses pengendalian diri. Bahkan sekadar bermesraan atau melakukan sentuhan yang dapat membangkitkan syahwat pun tidak diperbolehkan. Jika dilanggar, konsekuensinya sangat berat hingga dapat membatalkan ibadah haji.

Larangan ini berlaku hingga jemaah selesai melakukan tahallul awal. Oleh karena itu, setiap pasangan harus menjaga batasan dan memahami pentingnya pengorbanan sementara demi kesempurnaan ibadah yang bernilai seumur hidup. Menjaga diri dari godaan dan patuh terhadap larangan dalam ibadah haji adalah bagian dari latihan spiritual yang sangat berharga.

4. Larangan Bertengkar, Mengumpat, dan Melakukan Kekerasan

 

Selain larangan fisik, terdapat pula larangan-larangan yang berkaitan dengan akhlak. Allah melarang jemaah haji untuk bertengkar, berkata kasar, ataupun melakukan perbuatan sia-sia. Dalam Al-Qur’an, Allah menegaskan bahwa “tidak boleh rafats, fusuq, dan jidāl ketika sedang berhaji.” Artinya, jemaah harus menahan diri dari amarah, tidak memaki, dan menghindari konflik.

Dengan jutaan orang berkumpul di satu tempat, suasana padat dan melelahkan bisa memancing emosi. Namun, haji mengajarkan kesabaran, toleransi, dan kendali diri yang tinggi. Itulah alasan mengapa memahami dan mempraktikkan larangan dalam ibadah haji memiliki nilai spiritual yang sangat penting.

Gunakan Layanan Umroh & Haji Khusus dari Mabruk Tour

 

travel haji terpercaya di jakarta tangerang bandung bogor depok bekasi

Setelah mengetahui berbagai larangan dan tata aturan haji, tentu anda memahami bahwa ibadah ini membutuhkan bimbingan yang tepat dan profesional. Karena itu, memilih travel yang amanah dan berpengalaman sangatlah penting. Mabruk Tour adalah pilihan terbaik bagi anda yang ingin menjalankan ibadah umroh maupun haji khusus dengan nyaman, aman, dan tenang.

Mabruk Tour memiliki legalitas resmi, terdaftar sebagai Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU), dan telah dipercaya banyak jemaah. Keunggulan memilih Mabruk Tour antara lain:

- Pembimbing berpengalaman yang siap mendampingi setiap tahap ibadah;
- Fasilitas eksklusif dan nyaman, baik akomodasi maupun transportasi;

- Legalitas jelas sehingga jemaah tidak perlu khawatir dengan penipuan atau keberangkatan yang tidak pasti;

- Pelayanan ramah dan profesional untuk memastikan ibadah berlangsung lancar dan berkesan.

Jika anda ingin menjalankan ibadah haji atau umroh dengan aman, nyaman, dan penuh bimbingan, Mabruk Tour adalah mitra perjalanan terbaik anda. InsyaAllah perjalanan suci anda akan menjadi pengalaman yang berkualitas, berkah, dan tak terlupakan.

Baca Juga: Tahalul dalam Ibadah Haji: Jenis, Pengertian & Tata Cara Lengkap.