Melempar jumrah adalah salah satu rangkaian ibadah haji yang penuh makna dalam keimanan seorang muslim. Ritual ini dilakukan di Mina dengan melemparkan batu kerikil ke tiga tiang jumrah, yaitu Jumrah Ula, Jumrah Wustha, dan Jumrah Aqabah. Prosesi ini merupakan perwujudan keteguhan iman dalam melawan godaan setan, meneladani Nabi Ibrahim AS yang dengan teguh menghadapi cobaan saat ingin menyembelih putranya, Ismail AS.
Namun, karena jutaan jamaah dari berbagai negara berkumpul di tempat yang sama, melempar jumrah menjadi momen yang sangat menantang. Kepadatan massa bisa mencapai puncaknya pada waktu-waktu tertentu, sehingga penting bagi Sahabat untuk mengetahui waktu terbaik agar dapat melaksanakan ibadah ini dengan aman dan khusyuk.
Dalam artikel ini, kita akan membahas waktu terbaik untuk melempar jumrah yang dapat membantu Sahabat menghindari kepadatan dan menjalankan ibadah dengan lebih nyaman.

Memahami Jadwal Waktu Melempar Jumrah
Sebelum menentukan waktu terbaik, penting untuk memahami jadwal waktu yang diperbolehkan dalam melempar jumrah. Secara umum, waktu melempar jumrah dimulai sejak terbit matahari hingga terbenam pada hari-hari Tasyrik, yaitu tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. Pada hari Nahr (10 Dzulhijjah), melempar Jumrah Aqabah diperbolehkan mulai setelah terbit fajar.
Namun, meski waktu yang diperbolehkan cukup panjang, kebanyakan jamaah cenderung memilih waktu setelah Dhuhr hingga Ashar. Hal ini dikarenakan suhu udara mulai sejuk sehingga lebih nyaman untuk berjalan dari tenda di Mina menuju Jamarat. Sayangnya, pemilihan waktu ini justru menyebabkan kepadatan yang sangat tinggi.
Oleh karena itu, Sahabat perlu mempertimbangkan waktu-waktu alternatif agar tidak terjebak dalam kepadatan massa.
Waktu Terbaik di Hari Nahr (10 Dzulhijjah)
Pada tanggal 10 Dzulhijjah, jamaah hanya melempar Jumrah Aqabah. Pada hari ini, waktu paling padat biasanya terjadi setelah shalat Dhuhr hingga Ashar. Hal ini disebabkan oleh mayoritas jamaah yang baru tiba di Mina setelah bermalam di Muzdalifah.
Waktu terbaik untuk melempar Jumrah Aqabah adalah setelah Subuh hingga menjelang Dhuhr. Pada waktu ini, suhu udara masih sejuk dan jumlah jamaah yang datang belum begitu banyak. Selain itu, Sahabat juga bisa memilih waktu setelah Maghrib hingga tengah malam karena sebagian besar jamaah telah kembali ke tenda untuk beristirahat.
Bagi Sahabat yang fisiknya kuat dan ingin suasana yang lebih sepi, waktu menjelang fajar juga bisa menjadi pilihan terbaik. Menurut ketentuan syariat, melempar jumrah pada malam hari diperbolehkan hingga terbit fajar, sehingga Sahabat memiliki fleksibilitas waktu yang lebih panjang.
Waktu Terbaik di Hari Tasyrik (11, 12, dan 13 Dzulhijjah)
Pada hari Tasyrik, jamaah melempar tiga jumrah yaitu Jumrah Ula, Jumrah Wustha, dan Jumrah Aqabah. Waktu yang diperbolehkan adalah sejak terbit matahari hingga terbenam. Namun, puncak kepadatan terjadi setelah shalat Dhuhr hingga Ashar. Pada waktu ini, suhu udara mulai sejuk sehingga banyak jamaah yang memilih waktu ini untuk melempar jumrah.
Agar terhindar dari kepadatan, waktu terbaik untuk melempar jumrah di hari Tasyrik adalah setelah Subuh hingga sebelum Dhuhr. Pada waktu ini, jumlah jamaah yang melempar jumrah masih relatif sedikit sehingga lebih aman dan nyaman.
Jika Sahabat tidak ingin terburu-buru dan ingin suasana yang lebih tenang, waktu setelah Maghrib hingga tengah malam juga bisa menjadi pilihan. Pada waktu ini, kepadatan sudah mulai berkurang karena sebagian besar jamaah sudah kembali ke tenda masing-masing.
Menghindari Waktu-waktu Padat yang Berbahaya
Selain memilih waktu terbaik, penting juga untuk mengetahui waktu-waktu yang sebaiknya dihindari. Waktu paling padat dan berisiko tinggi terjadi setelah Dhuhr hingga Ashar pada hari Tasyrik. Pada waktu ini, suhu udara mulai sejuk dan banyak jamaah yang berangkat bersama rombongan sehingga menyebabkan kepadatan yang sangat tinggi.
Selain itu, waktu setelah shalat Jumat juga perlu dihindari karena jumlah jamaah yang datang biasanya meningkat secara signifikan. Jika memungkinkan, pilihlah waktu di luar jam-jam tersebut agar terhindar dari risiko terdesak dalam kerumunan.
Mengikuti Jadwal yang Ditetapkan oleh Petugas Haji
Pemerintah Arab Saudi dan pihak keamanan di Mina biasanya menetapkan jadwal pergerakan jamaah untuk menghindari penumpukan massa di Jamarat. Setiap negara memiliki jadwal yang berbeda, sehingga Sahabat perlu mengikuti jadwal yang telah ditentukan oleh pihak penyelenggara haji.
Mengikuti jadwal ini sangat penting untuk menjaga keselamatan dan ketertiban bersama. Jangan mencoba mencari jalur pintas atau melawan arus yang telah diatur, karena hal ini bisa membahayakan diri sendiri dan jamaah lainnya.
Memastikan Kondisi Fisik dalam Keadaan Prima
Melempar jumrah membutuhkan kekuatan fisik yang cukup, karena Sahabat harus berjalan jauh dari tenda di Mina menuju Jamarat di tengah kepadatan massa. Oleh karena itu, pastikan kondisi fisik dalam keadaan prima sebelum berangkat melempar jumrah.
Istirahat yang cukup pada malam harinya sangat penting agar tubuh tetap bugar. Jangan lupa untuk sarapan ringan dan minum air yang cukup agar tidak dehidrasi. Jika Sahabat merasa lelah atau kurang fit, tidak perlu memaksakan diri. Pilih waktu yang lebih sepi dan nyaman agar ibadah dapat dilaksanakan dengan tenang dan khusyuk.
Jika Sahabat ingin merasakan kenyamanan dan keamanan dalam melaksanakan ibadah haji dan umroh, Mabruk Tour siap membantu mewujudkan perjalanan ibadah yang penuh keimanan. Dengan pengalaman yang terpercaya, Mabruk Tour menyediakan bimbingan ibadah yang lengkap sehingga Sahabat dapat menjalankan ibadah sesuai sunnah Rasulullah SAW.
Segera kunjungi www.mabruk.co.id untuk mendapatkan informasi lebih lengkap mengenai paket umroh dan haji dari Mabruk Tour. Bersama Mabruk Tour, Sahabat bisa menunaikan ibadah dengan tenang, nyaman, dan penuh kekhusyukan di Tanah Suci.