Informasi Umrah

Semua informasi suputar ibadah umrah dan haji

Harus Dihindari! Ini Dia Larangan di Masjidil Haram

Larangan di Masjidil Haram - Masjidil Haram adalah tempat paling suci bagi umat Islam. Di sinilah Ka’bah berdiri dan menjadi pusat ibadah yang tidak pernah sepi dari para jemaah dari seluruh penjuru dunia. Karena begitu agung dan mulianya tempat ini, para pengunjung diwajibkan menaati berbagai aturan demi menjaga kesucian, keamanan, dan kenyamanan bersama.

Banyak orang yang belum mengetahui bahwa ada sejumlah Larangan di Masjidil Haram yang sangat penting untuk dipahami sebelum berangkat umrah atau haji. Pelanggaran terhadap aturan tertentu bahkan dapat berakibat pada teguran petugas, denda, atau pengusiran dari area masjid. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara lengkap berbagai larangan yang harus diperhatikan ketika berada di Masjidil Haram agar jemaah terhindar dari kesalahan yang tidak perlu.

larangan di masjidil haramFoto: Afif Ramdhasuma / unsplash.com

1. Melakukan Akad Nikah di Area Masjidil Haram

 

Banyak jemaah yang menganggap bahwa menikah di tanah suci bisa memberikan keberkahan khusus. Meski niatnya baik, akad nikah dilarang keras dilaksanakan di area Masjidil Haram. Pemerintah Arab Saudi menetapkan bahwa Masjidil Haram hanya diperuntukkan untuk ibadah, bukan kegiatan administratif, sosial, atau upacara pernikahan.

Akad nikah dianggap mengganggu kekhusyukan dan ketertiban ibadah. Bagi pasangan yang ingin menikah di Makkah, mereka tetap bisa melaksanakannya, tetapi harus dilakukan di kantor pencatatan sipil setempat atau lokasi resmi lainnya, bukan di dalam masjid.

Larangan ini dibuat untuk menjaga agar aktivitas di Masjidil Haram tetap fokus pada ibadah dan tidak memicu kerumunan yang berlebihan. Ini juga merupakan bentuk penghormatan terhadap kesucian tempat yang mulia tersebut.

Baca Juga: Mending Umroh Dulu atau Haji Dulu? Yuk Cari Tahu!

2. Membentangkan Spanduk, Bendera, Banner, atau Simbol-Simbol Kelompok

 

Beberapa rombongan jemaah kadang membawa bendera, spanduk, atau identitas kelompok untuk memudahkan koordinasi. Namun sebenarnya, tindakan ini termasuk larangan yang sangat tegas. Pemasangan atau pembentangan simbol apa pun dianggap dapat memicu perpecahan, menimbulkan keriuhan, dan mengganggu jemaah lain.

Petugas Masjidil Haram sering menertibkan jemaah yang membawa alat penanda rombongan. Solusinya, setiap rombongan cukup menggunakan lencana kecil atau gelang identitas pribadi, yang tidak mencolok dan tidak mengganggu ketertiban.

Larangan membawa atribut ini berlaku di seluruh area Masjidil Haram, termasuk pelataran, lantai tawaf, Mas’a (tempat sa’i), maupun area shalat. Hal ini dilakukan untuk menjaga prinsip persatuan umat yang sedang beribadah di satu titik yang sama tanpa mengenal batas negara, suku, maupun kelompok.

3. Melakukan Ritual Keagamaan yang Tidak Sesuai Syariat

 

Kota suci Makkah sering kali dikunjungi oleh umat Islam dengan latar belakang budaya dan tradisi yang berbeda. Tidak jarang ada jemaah yang tanpa disadari melakukan ritual-ritual yang tidak sesuai syariat, seperti:

- Mengusap tembok ka’bah selain Hajar Aswad
- Mengikat kain atau tali pada pagar sebagai nazar

- Melakukan tawaf tidak sesuai ketentuan

- Membaca doa-doa tertentu dengan gerakan yang tidak berdasar

- Mengusap tiang atau tempat tertentu karena dianggap membawa berkah

Padahal, tindakan-tindakan tersebut termasuk bid’ah dan secara resmi dilarang oleh pemerintah Saudi. Masjidil Haram sangat dijaga agar tidak menjadi tempat berkembangnya praktik-praktik keagamaan yang menyimpang.

Oleh karena itu, jemaah dianjurkan untuk mengikuti tata cara ibadah sesuai tuntunan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Jika ragu, bertanyalah kepada pembimbing ibadah atau mutawif agar tidak terjebak dalam ritual keliru.

4. Merokok di Area Masjidil Haram

 

Merokok termasuk larangan keras di area Masjidil Haram maupun sekitarnya. Selain membahayakan kesehatan orang lain, asap rokok dapat mengganggu kenyamanan jemaah, terutama bagi lansia atau mereka yang memiliki masalah pernapasan.

Petugas keamanan memiliki wewenang untuk menindak perokok, termasuk memberi teguran hingga denda. Bahkan, membawa rokok di area tertentu pun bisa diperiksa. Pemerintah Saudi sudah menetapkan kawasan bebas rokok di hampir seluruh area ibadah, hotel sekitar masjid, dan tempat-tempat publik yang ramai.

Sebagai jemaah, sangat penting menjaga adab dan kebersihan serta menghargai kenyamanan orang lain. Ibadah umrah maupun haji adalah kesempatan untuk membersihkan diri, termasuk menjauhi kebiasaan buruk seperti merokok.

5. Mengambil Barang Temuan Tanpa Melaporkannya

 

Karena Masjidil Haram selalu dipenuhi jutaan jemaah setiap tahunnya, tidak jarang ada barang-barang yang tercecer seperti ponsel, tas kecil, uang, atau dokumen. Aturan resmi menyatakan bahwa dilarang keras mengambil barang temuan, kecuali untuk diserahkan kepada petugas keamanan.

Mengambil barang temuan dianggap sebagai pelanggaran serius. Jika seseorang memungut barang tersebut dan tidak menyerahkannya, tindakan itu dapat dikategorikan sebagai pencurian menurut aturan setempat. Jemaah tidak diperbolehkan menyimpan atau mengklaim barang temuan sebagai miliknya, meski berniat ingin menunggu pemiliknya.

Jika menemukan barang, serahkan segera ke pos polisi terdekat atau petugas resmi agar dapat dikembalikan kepada pemiliknya melalui sistem pelaporan yang sudah ditetapkan.

Baca Juga: Harus Tahu! Tips Menghindari Riya dalam Ibadah Haji

6. Mengambil Video Berdurasi Panjang atau Merekam Secara Berlebihan

 

Selama beberapa tahun terakhir, pemerintah Arab Saudi mulai membatasi kegiatan merekam video panjang di Masjidil Haram. Hal ini dilakukan karena perekaman sering kali menyebabkan:

- Gangguan terhadap alur jemaah;
- Kerumunan yang tidak perlu;

- Gangguan privasi jemaah lain;

- Potensi masalah keamanan.

Mengambil foto atau video singkat diarea luar masih diizinkan, tetapi untuk merekam durasi panjang atau membuat konten youtube, vlog, dan sejenisnya, jemaah bisa ditegur dan diminta menghapus video.

Masjidil Haram adalah tempat ibadah, bukan tempat produksi konten. Seorang jemaah dianjurkan memfokuskan diri pada ibadah dan tidak mengubah suasana menjadi arena dokumentasi berlebihan.

7. Berkerumun Lima Orang atau Lebih dalam Waktu Lama

 

Untuk mengatur kelancaran arus manusia yang sangat padat, pemerintah Saudi melarang berkerumun lebih dari lima orang dalam waktu lama. Aturan ini terutama berlaku pada area tawaf, mas’a, dan pintu masuk utama.

Kerumunan kecil yang lama dapat:

- Menghambat pergerakan jemaah lain;
- Menyebabkan desakan;

- Membahayakan lansia dan anak-anak;

- Membuat titik tertentu menjadi sesak.

Jika ingin berdiskusi atau berkumpul, lakukan di area luar masjid atau ruang yang tidak mengganggu arus jemaah. Mutawif biasanya juga mengarahkan jemaah untuk tidak berkumpul dalam kelompok besar saat memberi penjelasan.

8. Membuang Sampah Sembarangan

 

Meski terdengar sederhana, membuang sampah sembarangan termasuk pelanggaran serius. Masjidil Haram merupakan salah satu tempat terbersih di dunia, dan menjaga kebersihannya adalah kewajiban seluruh jemaah.

Petugas kebersihan bekerja 24 jam tanpa henti, tetapi beban mereka akan semakin berat jika jemaah tidak disiplin. Membuang sampah, termasuk tisu, botol air minum, atau bungkus makanan, dapat menyebabkan:

- Lantai menjadi licin dan membahayakan jemaah;
- Lingkungan menjadi kotor;

- Ibadah terganggu;

- Mengurangi estetika dan kesucian masjid.

Tempat sampah sudah disediakan di banyak titik. Kedisiplinan kecil seperti ini justru mencerminkan akhlak seorang muslim.

Baca Juga: Apa Umroh Perlu Visa? Cek Faktanya Disini!

Mengapa Penting Memahami Larangan Ini?

 

Semua aturan di Masjidil Haram bukan dibuat untuk mempersulit jemaah, melainkan untuk:

- Menjaga keamanan dan keselamatan;
- Menjaga kekhusyukan ibadah;

- Menjaga kesucian tempat suci;

- Menghindari bid’ah dan praktik ibadah keliru;

- Mengatur jutaan jemaah agar tetap tertib.

Dengan memahami aturan-aturan ini, perjalanan ibadah akan terasa lebih nyaman dan menumbuhkan rasa hormat terhadap tempat suci.

Gunakan Layanan Umroh & Haji Khusus Bersama Mabruk Tour

 

travel haji khusus travel haji plus terpercaya

Bagi anda yang ingin beribadah ke Tanah Suci dengan aman, nyaman, dan sesuai tuntunan syariat, memilih travel yang terpercaya adalah sebuah keharusan. Di sinilah Mabruk Tour hadir sebagai solusi terbaik.

Mengapa Harus Memilih Mabruk Tour?

1. Legalitas Terjamin
Mabruk Tour sudah terdaftar resmi sebagai PPIU (Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah) dan memiliki izin yang sah, sehingga perjalanan anda dijamin aman dan sesuai aturan pemerintah.

2. Pembimbing Berpengalaman

Setiap jemaah akan dibimbing oleh leader yang berpengalaman yang memahami manasik haji dan umrah sesuai sunnah. anda tidak perlu takut salah dalam menjalankan ibadah.

 

3. Fasilitas Lengkap & Nyaman

Mulai dari hotel berkualitas, transportasi aman, makanan halal dan lezat, hingga pelayanan ramah siap memastikan kenyamanan perjalanan anda.

 

4. Harga Transparan & Terjangkau

Tidak ada biaya tersembunyi. Semua biaya disampaikan dengan jelas sejak awal.

 

5. Pendampingan Maksimal Sejak Keberangkatan Hingga Kepulangan

anda akan mendapatkan pelayanan penuh agar dapat beribadah dengan tenang, fokus, dan khusyuk.

Jika anda berencana berangkat umrah maupun haji khusus, pastikan anda memilih travel yang amanah, legal, dan profesional. Mabruk Tour adalah pilihan tepat untuk perjalanan ibadah yang penuh keberkahan.

Baca Juga: 25 Oleh-oleh Khas Madinah yang Tidak Boleh Lewatkan.